Mohon tunggu...
febriyan sutrisno
febriyan sutrisno Mohon Tunggu... -

hidup adalah peperangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Presean Sebagai Icon Budaya Lombok

8 April 2015   08:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:23 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PRESEAN SEBAGI ICON BUDAYA LOMBOK

Presean adalah sebuah budaya dari Lombok nusa tenggara barat yang dimana budaya ini di lakuakan pertarunngan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan atau (penyalin) dan berperisai kulit kerbau yang tebal dank keras (ende) tradisi ini di lakukan oleh masayrakat suku sasak Lombok dan ini termasuk dalam seni tari daerah Lombok.presean juga seperti tinju yang memiliki ronde, presean juga sebagai alat atau budaya yang mempersatukan tali persaudaraan meskipun saling pukul-memukul.dalam budaya ini banyak kampung-kampung yang datang membawa peserta(pepadu) presean yang sudah di latih,
Tradisi atau budaya Peresean ini sangat disakralkan oleh masyarakat suku Sasak di Pulau Lombok, tapi karena sesuai dengan perkembangan jaman maka saat ini tradisi Peresean diadakan hanya pada saat-saat tertentu menjelang perayaan-perayaan khusus seperti pada perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, hari Ulang Tahun Kabupaten/Kotamadya di Pulau Lombok atau menjelang bulan Ramadhan. Tradisi Peresean ini pada awalnya dilatar belakangi oleh rasa emosional para raja-raja di masa lampau ketika mereka harus berjuang menuju medan pertempuran untuk mengalahkan musuh-musuhnya.

Pada budaya tradisi Peresean ini biasanya para pesertanya atau pepadu tidak pernah dipersiapkan terlebih dahulu seperti umumnya pada pertarungan-pertarungan lainnya, karena para penonton yang hadir juga bisa ikut mengambil bagian dalam pertarungan ini, atau pemimpin pertandingan yang disebut pekembar bisa menunjuk secara langsung calon pepadu dari para penonton yang hadir ketika acara pertarungan hendak dimulai saat itu. Dan selanjutnya wasit atau pekembar akan mencarikan lawan seimbang untuk petarung atau pepadu tersebut.

Jumlah petarung (pepadu) dalam Peresean ini biasanya tidak pernah dibatasi, dan pertarungan dilakukan satu lawan satu yang dipimpin oleh dua orang wasit (pekembar) yaitu wasit tengah yang bertugas memimpin pertandingan, dan wasit pinggir yang bertugas untuk memberikan nilai pada pasangan yang bertarung. Pertarungan dalam Peresean ini dilakukan dengan sistem ronde sebanyak 5 ronde, dan para petarung (pepadu) hanya diperbolehkan memukul bagian atas tubuh lawan yaitu bagian pundak, punggung dan kepala, dan petarung tidak boleh memukul bagian bawah tubuh lawan dari pinggang, paha hingga kaki.

Untuk nilai tertinggi pada pertarungan Peresean ini adalah jika salah satu petarung (pepadu) berhasil memukul kepala lawannya. Jika anggota badan salah satu petarung (pepadu) mengeluarkan darah pada ronde awal maka petarung (pepadu) tersebut akan dinyatakan kalah dan pertarungan dianggap selesai, atau salah satu dari petarung ada yang menyerah. Tapi jika kedua petarung mampu bertahan hingga ronde ke 5 selesai, maka pemenangnya ditentukan dengan nilai tertinggi yang diberikan oleh wasit (pekembar) pinggir.

Presean juga bisa sebagai icon wisata di pulau Lombok nusa tenggra barat ,karena banyak turis local atau mancan negara yang datang untuk menonton budaya ini,peran pemerintah juga harus ada dalam acara tersebut agar budaya preseaan tidak di makan oleh zaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun