Mohon tunggu...
Febrian Riyadi
Febrian Riyadi Mohon Tunggu... -

Teknik Grafika & Penerbitan,Politeknik Negeri Jakarta.\r\n\r\n24 Februari 1995.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Memandang Indonesia

5 Februari 2015   05:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:48 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1423062685933849713

Memandang Indonesia ke depannya , tak perlu jauh kalian pada melongok sampai keliling nusantara. Lihat dari kacamata paling dekat , bagaimana masyarakatnya berhubungan , berinteraksi , bermeditasi , bermain , bahkan tidur dengan sampah, kesemuanya seakan bisa kita jadikan teropong untuk melirik masa depan bangsa , bagaimana kehidupan serta kebersihan lingkungan di masa yang akan datang. Mulai dari anak – anak Sekolah Dasar yang dari hidungnya mengeluarkan cairan hijau lengket secara kontinyu sampai abang ( lebih pantes di panggil bapak atau supir ) angkot yang terlihat tak berdosa ketika ngetem di perempatan paling sibuk, keduanya menjadi contoh kecil dari sebuah alasan yang nantinya mampu menyebabkan kondisi persampahan di Republik ini semakin ruwet dan enggak bakalannya sedap di pandang mata.

Sepele mungkin , ketika anak SD tersebut yang menganggap dirinya paling polos dan paling bersih dari dosa apapun, dengan entengnya membuang sampah martabak mini , cilokatau minuman gelas yang kerap bikin radang tenggorokan itu ke pinggir jalan atau apa saja yang berada di dekatnya , hal tersebut kadang bikin aye geram dan mau nyubit sedikit pakai tang itu anak. Namun apa daya kalau aye ngomel pun nanti pasti itu anak bakal bertanya “ terus bang sampahnya buang di mana ? tong sampahnya aja engga ada ?! “ . Yang bahaya adalah ketika di sebelah mereka ada kotak amal dari masjid terdekat , betapa terkesimanya nantinya ketika sang marbot atau staf DKM membuka kotak amal tersebut. SURPRISE !

Bayangkan bukan hanya satu anak SD yang seperti ini , tetapi beberapa kelas dari satu sekolah pastinya kalian sudah kebayang dampaknya. Namun jika di telisik lebih jauh lagi , memberikan pelajaran penting terkait menjaga lingkungan kepada generasi muda lebih mudah dan bermanfaat di bandingkan jika kita melarang – melarang para sesepuh yang sudah pintar membaca spanduk atau baliho “ Dilarang Membuang Sampah “ .

Beragam cara sudah di lakukan pemerintah maupun masyarakat sekitar yang wilayahnya jadi sasaran pembuangan sampah dari orang tak di kenal. Dari mulai pembangunan UPS ( Unit Pengolahan Sampah ) sampai dengan memasang papan himbauan yang lebih terlihat karatnya di banding tulisannya , bahkan ada yang sampai membuat papan himbauan agar tidakmembuang sampah sembarangan secara swadaya secara gotong royong dan di dorong oleh asas kekeluargaan namun dengan bahasa yang kasar . Terkadang hal – hal yang macam itu yang membuat pikiran jauh masuk dalam mode termenung, dan hati ikut bertanya “ apa mempan ya metode kaya gitu ? “ .

Sudah masuk tahun 2015 , sudah tujuh tahun kira – kira Undang-Undang RI no 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah di Indonesia berjalan. Isi peraturannya sudah bagus dan baik , namun hal pendukung serta promosi kreatifnya yang minim.Kita sebagai kaum terpelajar ( aye anggap kalian yang membaca adalah kaum terpelajar ) sudah semestinya turut andil dalam mendukung kampanye cinta lingkungan . Mulai dari kebersihan diri , kebersihan rumah dan yang paling simpel yang bisa kalian lakuin adalah ketika kita melakukan kegiatan yang kira – kira menghasilkan sampah tapi dalam kondisi di perjalanan atau angkutan umum, kantongin sampahnya dan buangnya ketika kalian menemukan si tong sampah . Engga peduli itu tong sampah punya siapa , masukin aja sampahnya ke tempatnya. Hal ini semoga bisa menjadi faktor utama ndonesia memiliki lingkungan hidup yang sehat untuk Warga Negaranya guys.

Mungkin efeknya engga kita rasakan langsung , melainkan beberapa tahun ke depan. Kampanye cinta lingkungan harusnya bukan cuma di lakuin sewaktu seminar – seminar. Tapi secara berlanjut dan lebih kreatif dari waktu ke waktu dengan segala cara yang kita bisa. Yang bisa desain ya buatlah tokoh unik atau ikon terkait cinta lingkungan , yang suka travelling bisa sambil selfie terkait kegiatan yang ada kaitannya dengan pelestarian alam. Dan berbagai macam metodenya yang mungkin sudah mulai terpikirkan sekarang di kepala kalian. Semoga ide – ide kalian canggih dan efektif menghadirkan Nusantara yang asri , sejuk , indah , dan damai. Kalian juga bisa langsung berbagi idenya di twitter dengan hashtag #idecanggih .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun