Mohon tunggu...
Febri surya
Febri surya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

🏴‍☠️

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Teknologi Sudah Menjadi Solusi Utama PJJ?

23 November 2020   10:37 Diperbarui: 23 November 2020   10:44 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah 9 bulan lama nya murid dan guru menjalani pembelajaran jarak jauh. Di mulai ketika pandemi ini melanda,negri kita seolah terhenti dari semua aktivitas yang ada tidak terkecuali sekolah. Pemerintah lantas tidak tinggal diam melihat hal ini,maka tercetus lah Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),atau sekolah daring. Murid dan Guru pasti akan sedikit kesulitan beradaptasi dengan kebiasaan baru ini. 

Pada awal nya pun PJJ ini berjalan sangat lancar meskipun kurang efektiv ,tetapi proses pembelajaran harus tetap berjalan walaupun pandemi COVID -19 masih tetap eksis sampai saat ini.

Meskipun teknologi sudah menjadi solusi bagi pembelajaran jarak jauh seperti hal nya penggunaan handphone dan laptop,tetapi faktanya masih banyak siswa yang masih terkendala banyak hal untuk menjalani PJJ ini. 

Seperti contohnya, masih banyak siswa yang belum memiliki handphone dan laptop dan tidak semua siswa memiliki ekonomi yang sejahtera dalam artisn siswa siswa ini terkendala masalah kuota, meskipun ada bantuan subsidi kuota dari pemerintah namun hal itu belum merata.

Dan juga masih banyak siswa yang tinggal di tempat yang terisolasi atau terpencil dimana kebijakan PJJ ini disetarakan di seluruh daerah maka siswa siswa yang berada di daerah terpencil itu akan sedikit kesusahan karena hampir tidak terlayani hal ini membuat guru dituntut harus berinovasi agar permasalahan PJJ di daerah tersebut dapat teratasi.

"Ada hampir 68 juta peserta didik belajar dari rumah, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai perguruan tinggi. Siswa yang berada di akses internet bagus dan ditambah memiliki gawai atau laptop, ini relatif lebih terlayani ketimbang siswa yang tinggal di daerah yang susah internet, bahkan tidak ada jaringan, dan tidak punya gawai," kata Satriwan kepada Liputan6.com.

Tentu hal ini menjadi perhatian penting bagi pemerintah mengingat proses pembelajaran harus tetap berlanjut agar semua siswa secara merata dapat mempunyai akses untuk tetap menjalani pembalajaran dan agar tidak tertinggal. Bagi siswa yang sudah memiliki akses yang terbilang sempurna dengan contoh memiliki handphone/laptop,kuota internet yang memadai, sinyal yang relatif bagus maka sudah sepatutnya mensyukuri hal itu dan belajar lebih semangat lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun