Mohon tunggu...
Febri Setiawan
Febri Setiawan Mohon Tunggu... -

nama saya febri setiawan,lahir di Purworejo saat ini sedang menempuh pendidikan S1 jurusan Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri di Kota Surakarta, jawa tengah. sambil kuliah nyambi dodolan HIK neng kos, monggo sederek mawon mampir, alamat Jalan Krapyak, Surakarta, Sukoharjo.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mempertanyakan Kurikulum 2013

21 Desember 2014   22:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:47 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin sudah banyak yang membahas tentang Kurikulum 2013 atau disingkat dengan KURTILAS, yang masih dalam tahap percobaan di beberapa sekolah. Tapi sementara ini kurikulumnya masih dalam proses penghentian. Penghentian itu dikarenakan banyak sekolah dan guru yang masih belum siap untuk merapkannya. Kebelumsiapan dalam penerapan kurikulum dikarenakan banyak pendidik yang belum menguasai metode yang ada didalam kurikulum 2013. Metode yang ada di dalamnya sangat berbeda dengan KTSP yang sudah berlangsung selama 6 tahun. Pendekatan saintifik 5M, dengan metode inquiry yang ada dalam metode kurikulum tersebut. Metode ini sulit dipahami oleh para guru, dikarenakan banyak guru yang tidak berlatar belakang SMA IPA sehingga tidak terbiasa dan tidak terlatih dengan metode inquiry (berpikir deduktif- induktif) melalui praktikum dan penelitian ilmiah, selain itu tidak semua KD yang dimengerti melalui pendekatan saintifik 5 M dengan metode inquiry. Dalam metode ini para siswa juga dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran di kelas semuanya berperan aktif dan saling berhubungan.

Kurikulum dalam pembelajaran merupakan perangkat yang sangat penting, dimana kurikulum sebagai patokan dalam proses pendidikan di setiap sekolah. Sekolah yang menggunakan kurikulum akan menjalankan proses belajar mengajar menjadi lebih baik. Proses itu akan berjalan dengan baik jika penerapan kurikulumnya sesuai dengan metode dan konsep pada kurikulum itu. Dengan demikian kurikulum seharusnya dapat memudahkanproses pembelajaran bukan malah membuat bingung proses belajar mengajar. Seperti adanya penggantian kurikulum KTSP dengan KURIKULUM 2013, yang berkonsep tematik. Kurikulum yang sudah ada yaitu KTSP, dimana kurikulum itu sudah berlangsung selama 6 tahun. Bagaimana jika digantikan dengan kurikulum yang baru, sedangkan kurikulum banyak yang belum metode dan konsep didalamnya. KTSP tidak bisa digantikan dengan kurikulum 2013.Karena KTSP dibuat oleh satuan pendidikan (sekolah) sebagai wujud profesionalitas guru, sedangkan Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang langsung dibuat oleh pemerintah, sekolah dan guru tinggal melaksanakan saja.

KTSP mengukur secara jelas kemampuan (kompetensi) yang ingin dicapai melalui perumusan SK (Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) yang tepat, sedangkan Kurikulum 2013 serba abstrak (Kompetensi Inti (KI) itu dirumuskan sama untuk jenjang SD, SMP dan SMA/SMK, ditambah lagi rumusan KI itu tidak sejalan dengan KD), akibatnya isi buku siswa dan buku pegangan guru tidak sinkron dengan KD. KI untuk SD, SMP, SMA/ SMK itu sama, jadi apakah kemampuan anak SD dengan kemampuan anak SMA itu sama? Jelas tidak. Secara jenjang dan kemampuan saja sudah beda. Begitupun KTSP tidak bisa digantikan dengan KURIKULUM 2013, karena secara konsep sudah berbeda. Disisi lain juga kurikulum tidak antisipatif dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Sedangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan sarana untuk mengembangkan suatu ilmu melalui teknologi.

Jadi, mengenai penggantian kurikulum harus dipikirkan secara sematang mungkin, dengan kurikulum yang sudah ada, bisa dikembangkan menjadi lebih baik, tidak perlu digantikan dengan kurikulum yang baru. Karena ketika digantikan dengan kurikulum yang baru, jika kurikulum itu tidak dikenal dengan baik, maka percuma bila diganti tapi tidak membawa kemajuan. Biarkan kurikulum yang sudah ada berkembang dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun