Surabaya - Secara harfiah, "All Eyes On Rafah" berarti "Semua Mata Tertuju Pada Rafah". Ungkapan ini digunakan sebagai seruan agar masyarakat dunia memperhatikan serangan terhadap Rafah di Gaza, Palestina. Rafah, sebuah kota yang berada di perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza, telah menjadi pusat perhatian dunia dalam beberapa waktu terakhir. Dengan dinamika politik dan sosial yang terus berubah di kawasan Timur Tengah, peristiwa-peristiwa yang terjadi di Rafah memiliki dampak yang luas, baik secara lokal maupun internasional. Dalam artikel ini, kita akan menyelidiki mengapa Rafah menjadi fokus perhatian global dan implikasinya.
Solidaritas dan rasa kemanusiaan
Seruan "All Eyes on Rafah" juga berhubungan dengan solidaritas dan rasa kemanusiaan akan serangan dari militer Israel. Itu bentuk seruan kepada warga dunia agar solidaritas, mendoakan, dan perhatian kepada apa yang terjadi di Rafah. Seruan ini berawal ketika Israel menyerang Rafah pada Februari 2024 lalu dan menggambarkan bagaimana serangan Israel ke kota itu.
Konteks Sejarah dan Geopolitik
Rafah adalah kota yang penting secara strategis karena letaknya yang berdekatan dengan perbatasan Mesir-Gaza. Sejak konflik Arab-Israel yang dimulai pada pertengahan abad ke-20, wilayah Gaza telah menjadi pusat konflik antara Israel, yang menduduki wilayah tersebut, dan penduduk Palestina, yang menghuni Gaza. Sebagai satu-satunya jalan keluar dari Gaza ke dunia luar yang tidak melewati Israel adalah Rafah karena menjadi titik penting bagi orang Palestina untuk keluar masuk dari wilayah tersebut.
Isu Kemanusiaan dan Keamanan
Dalam beberapa tahun terakhir, Rafah telah menjadi saksi dari serangkaian isu kemanusiaan yang menggemparkan dunia. Pembatasan pergerakan yang diberlakukan oleh Israel dan Mesir telah menyebabkan kesulitan ekonomi dan kemanusiaan yang serius bagi penduduk Gaza.
Salah satu isu kemanusiaan utama di Rafah adalah kondisi hidup yang sulit bagi penduduknya, terutama karena konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Pembatasan pergerakan yang diberlakukan oleh Israel atas Gaza, yang terkadang melibatkan penutupan lintas perbatasan di Rafah, membatasi akses penduduk Gaza terhadap barang-barang dasar, pelayanan kesehatan, dan pendidikan. Hal ini sering kali menyebabkan situasi kemanusiaan yang sulit, termasuk kekurangan makanan, obat-obatan, dan infrastruktur yang rusak.
Sementara itu, dari segi keamanan, Rafah adalah wilayah yang rawan terhadap konflik dan aktivitas ekstrim. Perlintasan perbatasan yang tidak resmi dan penyelundupan senjata telah menjadi masalah serius di wilayah ini. Kelompok ekstrim yang mengendalikan Rafah pada saat ini juga.
Perubahan Politik dan Keamanan