Mohon tunggu...
Febrina HermaliaPutri
Febrina HermaliaPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi Covid-19

14 November 2020   23:31 Diperbarui: 14 November 2020   23:44 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Virus covid-19 (corona virus disease 2019) mulai muncul pada tahun 2019 yang berawal  di Provinsi Wuhan, Tiongkok dan menyebar ke beberapa belahan dunia dan muncul di Indonesia pada bulan Maret lalu yang membawa banyak perubahan di berbagai sektor, salah satunya sektor pendidikan. Salah satu upaya pencegahan yaitu World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk memberhentikan sementara kegiatan-kegiatan yang dapat berpotensi menimbulkan kerumunan massa, di Indonesia sendiri kita sudah akrab dengan berbagai pemberlakukan untuk mencegah penyebaran virus covid-19 seperti, lockdown, social distancing, Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB), karantina wilayah, dll. Semenjak penerapan berbagai peraturan tersebut diberlakukan, membuat semua kegiatan diberhentikan seperti kegiatan perdagangan, pekerjaan bahkan pendidikan. Semua kegiataan harus dilaksanakan dari rumah atau secara online. Seperti berbelanja secara online, melakukan meeting secara online, melakukan ibadah di rumah dan melakukan berbagai kegiatan lain di rumah.

 Pada sektor pendidikan ditandai dengan Surat Edaran Kementrian Pendidikan  dan Kebudayaan (Kemendikbud) Direktorat Pendidikan Tinggi No.1 Tahun 2020 mengenai pencegahan penyebaran virus covid-19 di dunia pendidikan dimana di dalam surat edaran itu Kemendikbud memerintahkan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh yang artinya para peserta didik harus melakukan pembelajaran dari rumah masing-masing. Pembelajaran jarak jauh juga didukung dengan berbagai aplikasi yang menunjang kegiatan pembelajaran seperti Zoom, Google Meet, Google Classroom, Rumah belajar, Meja kita, Icando, Indonesiax, Google for education, Kelas pintar, Microsoft office 365, Quipper school, Ruang guru, Sekolahmu, Zenius, Cisco webex. Dalam proses pemberian materi yaitu dengan melakukan video conference biasanya menggunakan aplikasi Zoom atau Google Meet dan untuk pemberian tugas biasanya melalui Whatsapp atau Google Classroom sedangkan aplikasi seperti ruang guru, zenius dll merupakan aplikasi pendukung untuk mencari berbagai sumber materi pembelajaran lain.

Dalam penerapan pembelajaran jarak jauh juga memiliki kelebihan yaitu tidak terbatasnya waktu dan ruang, yang biasanya kita hanya melakukan pembelajaran di kelas dengan waktu yang sudah ditentunkan dan menggunakan seragam sekolah untuk para peserta didik atau pakaian rapi untuk mahasiswa. Pembelajaran jarak jauh membuat kita lebih fleksibel dalam melakukan proses pembelajaran dikarenakan bisa dilakukan dimana saja sesuai kenyamanan kita dan tentunya kita bisa menggunakan pakaian yang nyaman juga. Waktu pembelajaran juga fleksibel yang bisa ditentukan sesuai ketersedian waktu masing-masing yang penting tidak mengganggu waktu-waktu penting antara peserta didik atau guru. Pembelajaran juga bersifat mandiri dan banyak memberikan pengalaman belajar yaitu melalui video, audio, artikel, majalah dan berbagai teks. Kemudian dengan dilaksanakan pembelajaran jarak jauh kita juga dapat berkontribusi menghemat kertas dikarenakan beberapa tugas dikumpukan melalui gmail.

Pembelajaran jarak jauh sebenarnya bukan suatu hal yang baru karena sudah diterapkan sejak lama oleh berbagai negara maju seperti Australia yang sudah melaksanakan PJJ pada abad 19, Selandia Baru sudah melaksanakanya sejak 1922 dan Inggris yang bahkan sudah memulainya pada tahun 1966. Untuk Indonesia sendiri pembelajaran jarak jauh mungkin sesuatu hal yang baru bagi guru, peserta didik dan juga orang tua. Di katakan hal baru karena kita terbiasa melakukan sekolah secara tatap muka atau bertemu secara langsung dengan guru juga dengan teman-teman, lalu kemudian secara mendadak dikeluarkan perintah untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dimana metode pembelajaran yang digunakan juga berbeda. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi para guru, peserta didik dan juga orang tua. Guru harus melakukan upaya yang lebih agar para peserta didik tetap paham terhadap materi pembelajaran yang diajarkan walaupun materi yang diberikan secara online.

Untuk beberapa peserta didik, pembelajaran jarak jauh menjadi tantangan dikarenakan tidak semua murid memiliki alat-alat yang mendukung untuk menunjang pembelajaran jarak jauh ini seperti laptop, smartphone, internet dan kuota, khususnya bagi para peserta didik yang tinggal di daerah terpencil dimana smartphone dan laptop bukan merupakan prioritas dalam melakukan pembelajaran sebelumnya dan juga koneksi internet yang tidak stabil yang membuat proses pembelajaran terganggu

Orang tua juga terkena dampak dari pembelajaran jarak jauh, karena orang tua harus ikut serta membantu anak memahami materi pembelajaran dan juga orang tua dibebankan untuk menyediakan fasilitas untuk menunjang pembelajaran jarak jauh. Hal ini yang membuat beberapa orang tua mengeluh khususnya bagi para orang tua yang pekerjaanya terkena dampak covid-19 dikarenakan orang tua harus menyediakan biaya tambahan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh sang anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwanto et al. (2020) bahwa kendala yang dihadapi para orang tua adalah adanya penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke internet dan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah dan akan menambah beban pengeluaran orang tua, untuk melakukan permbelajaran online selama beberapa bulan tentunya akan diperlukan kuota yang lebih banyak lagi dan secara otomatis akan meningkatkan biaya pembelian kuota internet. Kemudian berdasarkan informasi dari Din (dalam CNN Indonesia, 2020) yang dipublikasikan pada tanggal 25 Maret 2020 menyebutkan bahwa data untuk melakukan video conference menggunakan aplikasi zoom dengan kualitas video 720P selama satu jam akan menghabiskan data seluler sebesar 540MB, dan belum lagi sebagian anak yang belum memiliki smartphone dan laptop cenderung meminta pada orang tua untuk dibelikan. Orang tua juga harus ikut serta memantau penggunaan gadget sang anak untuk menghindari kecanduan gadget akibat penggunaan yang berlebihan. Hal-hal tersebut yang membuat para orang tua lebih memilih untuk sang anak melakukan sekolah secara offline.

Kemudian tugas yang diberikan oleh guru menjadi lebih sulit dikarenakan beberapa guru yang tidak menjelaskan materi pembelajaran tetapi memberikan tugas yang banyak atau bahkan rumit. Hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan oleh peserta didik untuk tidak mengerjakan tugas. Untuk jenjang perguruan tinggi, presentasi materi yang dilakukan oleh kelompok juga dirasa kurang efektif dikarenakan beberapa alasan seperti koneksi internet yang kurang stabil, waktu yang terbatas dan berbagai kendala lainnya yang menjadikan materi yang dipresentasikan kurang tersampaikan dengan baik. Lalu berdampak pada tugas dan ujian yang diberikan jadi bertambah sulit dikarenakan materi yang diberikan tidak seluruhnya tersampaikan. Berbagai kendala tersebut cenderung tidak disampaikan terhadap dosen yang pada akhirnya dosen tetap memberikan tugas dan ujian sebagaimana mestinya. Dalam hal ini biasanya, mahasiswa bersikap kepada dosen seolah-olah mereka siap mengerjakan tugas dan melaksanakan ujian, padahal didalam diri mereka ada beban tersendiri atau kekhawatiran tidak bisa mendapatkan nilai yang maksimal dan cenderung menumpahkan berbagai keluhan tersebut kepada teman atau keluarga.

Pada saat melakukan video conference dalam penyampaian materi baik itu peserta didik atau mahasiswa terlihat seolah-olah memperhatikan penjelasan guru atau dosen, padahal tidak semua memperhatikan dan terdapat beberapa peserta didik atau mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan yang lain seperti bermain gadget, mengerjakan tugas lain atau bahkan menonton film. Hal tersebut terbukti ketika guru atau dosen membuka sesi kesempatan untuk bertanya atau mengajukan pertanyaan, para peserta didik atau mahasiwa cenderung diam karena tidak menyimak keseluruhan pembelajaran

Berbagai tingkah laku para peserta didik dan mahasiwa tersebut berkaitan dengan teori Erving Goffman yaitu Dramaturgi yang membahas tentang drama atau teater/pertunjukan fisik diatas panggung dimana setiap aktor memainkan karakter manusia-manusia yang lain sehingga penonton dapat memperoleh gambaran kehidupan dari tokoh tersebut. Di dalam dramaturgi terdapat 2 konsep dasar yaitu fronstage (panggung depan) dan backstage (panggung belakang). Di dalam pembelajaran jarak jauh ini mahasiswa dan peserta didik sebagai aktor memainkan peranannya dimana ketika di frontstage, mereka bersikap seolah mereka mahasiswa dan peserta didik yang baik yaitu dengan terlihat memperhatikan penjelasan dosen dan guru, mengerjakan semua tugas dan bersikap seolah-olah mereka siap melaksanakan ujian. Padahal ketika di backstage, ketika dosen dan guru menjelaskan mereka mempunyai kegiatan yang lain seperti main gadget atau menonton film dan ketika diberikan tugas yang banyak dan ujian yang kian mendekat, mereka cenderung menyampaikan keluhan mereka kepada teman atau keluarga bukan kepada dosen atau guru.

Sulitnya menjangkau fasilitas untuk pembelajaran jarak jauh seperti smartphone, laptop, dan kuota internet membuat kita melihat bahwa uang memiliki arti yang sangat penting sebagaimana sesuai dengan karya simmel yaitu The Philosophy of Money. Menurut Simmel, uang dapat menyatukan jarak dengan objek sehingga menciptakan relasi (kepemilikan pada objek) yang akan membuat keinginan kita menjadi dekat dengan uang.

Uang itu berperan untuk menciptakan jarak dengan objek dan uang juga yang menjadi sarana untuk mengatasi jarak tersebut. Dimana bernilainya suatu benda tergantung kemampuan seseorang untuk menjarakkan dirinya dengan objek. Benda yang terlalu mudah diperoleh atau terlalu dekat menjadi tidak terlalu berharga. Sebaliknya benda yang sulit diperoleh bahkan nyaris mustahil untuk diperoleh juga tidak bernilai. Benda yang sangat bernilai yaitu benda yang tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat. Maka dari itu kesulitan untuk mendapatkan uang dan objek menjadikannya bernilai bagi kita, seperti misalnya untuk para peserta didik yang melakukan pembelajaran jarak jauh di daerah terpencil dan juga memiliki orang tua yang pekerjaannya terkena dampak covid-19 sehingga tidak dapat memenuhi fasilitas untuk pembelajaran jarak jauh membuat smartphone, laptop, kuota internet menjadi suatu benda yang sangat bernilai karena memiliki jarak dan membutuhkan uang untuk menjadi sarana mengatasi jarak tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun