Mohon tunggu...
Febrina HermaliaPutri
Febrina HermaliaPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengaruh Covid-19 pada Sistem Pendidikan di Indonesia

29 April 2020   19:29 Diperbarui: 1 Mei 2020   23:12 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Febrina Hermalia Putri

(Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ)

Belum lama ini Indonesia terjangkit virus Covid-19 sekitar pertengahan Maret dan tersebarnya virus ini diawali di Kota Depok yaitu dengan 2 perempuan yang terinfeksi virus ini. Lalu makin lama daerah-daerah lain di Indonesia juga terjangkit virus ini sehingga data terupdate pada 28 April 2020 terdapat 8.882 orang yang positif dengan 1.107 orang yang sembuh dan 743 orang yang meninggal. 

Dengan semakin meningkatnya kasus yang terinfeksi virus ini membuat masyarakat Indonesia mengalami kepanikan dan ketakutan yang membuat pemerintah melakukan upaya untuk mengatasinya dan juga membentuk berbagai kebijakan untuk memutus penyebaran virus ini

Virus Covid-19 merupakan wabah penyakit yang mengemparkan seluruh masyarakat di dunia. Virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Cina ini menyebar sangat cepat dan memakan banyak korban yang terbilang tidak sedikit dan terus meningkat tajam. 

Sehingga pada 12 Maret 2020 WHO (World Health Organization) mengumumkan bahwa virus corona jenis baru dengan nama Covid-19 sebagai wabah pandemik global. Data terupdate pada 28 April 2020 yang diumumkan oleh WHO terdapat 213 negara dengan kasus 2.810.325  dan kematian 193.825

Penyebaran virus ini sangat cepat dikarenakan virus ini sangat mudah tertular yaitu misalnya dengan menyentuh benda yang sebelumnya disentuh oleh orang yang mengidap virus tersebut maka dari itu kita dihimbaukan untuk rajin mencuci tangan sesering mungkin terutama ketika sehabis melakukan aktivitas di luar rumah agar dapat memutus persebaran virus. 

Kita juga sangat dihimbaukan untuk selalu menggunakan masker apabila melakukan aktivitas di luar rumah dikarenakan virus ini bisa saja tersebar melalui mulut ketika seseorang batuk atau bersin

Dalam penyebaran virus Covid-19 ini terkadang sulit untuk dideteksi secara langsung tetapi terdapat ciri-ciri yang dapat kita perhatikan ketika terinfeksi virus ini yaitu diantaranya adalah mengalami demam diatas 37,5 kemudian mengalami batuh yang tidak berdahak karena pada saat ini virus sudah mengganggu ke sistem pernafasan lalu tubuh terasa lemas, lesu dan letih walaupun melakukan aktivitas seperti biasanya dan mengalami sesak nafas.

Berbagai macam upaya dilakukan oleh tiap negara untuk memberhentikan penyebaran virus tersebut. Presiden Jokowi Widodo melalui pidatonya juga menghimbau agar kita selaku masyarakat untuk dapat membantu memutus penyebaran virus dengan cara melakukan ibadah, sekolah, bekerja dan aktivitas lainnya di rumah dan menerapkan disiplin menggunakan masker, menghindari kerumunan dan menjaga jarak. Presiden Jokowi Widodo juga meminta agak kita memunculkan gerakan saling membantu.

Berbagai dampak muncul akibat virus Covid-19 terutama pada sistem ekonomi yang menyebabkan tidak adanya perputaran ekonomi di Indonesia karena beberapa perusahaan terpaksa diberhentikan untuk beroperasi. 

Selain sistem perekonomian, sistem pendidikan juga terkena dampaknya dikarenakan kita tidak bisa mendapatkan pembelajaran dengan sistem seperti biasanya. 

Semenjak virus Covid-19 tersebar dengan korban  yang tidak sedikit, semua institusi pendidikan dimulai dari tingkat PAUD sampai jenjang universitas melakukan pembelajaran jarak jauh (online) dimana siswanya harus memanfaatkan teknologi secara optimal.

Hal ini seharusnya bukan suatu hal yang baru seharusnya untuk kita yang hidup di era modern yang pada saat ini teknologi bukan suatu hal yang asing. 

Tetapi karena persebaran teknologi pembelajaran di Indonesia kurang marata dibeberapa tempat, melakukan pembelajaran online ini jelas memaksa muridnya untuk beradaptasi dengan sistem pembelajaraan ini agar terus bisa mendapatkan pembelajaran dan nilai, Bukan hanya memaksa siswa yang belum siap terhadap pembelajaraan ini tetapi guru pun juga karena banyak guru bahkan dosen di Indonesia yang belum mengupdate pengetahuan mereka tentang teknologi sehingga menyulitkan mereka dalam memberikan materi pembelajaraan dan juga tugas.

Dikarenakan kurikulum ini diterapkan secara mendadak yang sehingga tidak memberi kesempataan bagi guru ataupun dosen untuk melakukan pelatihan. Hal tersebut bisa menyebabkan pembelajaraan tidak berjalan secara optimal seperti pada biasanya. 

Tetapi berbeda apabila guru dan siswa sudah siap dan paham dengan sistem belajar secara online ini dan guru dapat melakukan metode pembelajaraan yang tepat agar materi yang disampaikan bisa diterima oleh siswa dan bisa melakukan diskusi seperti halnya di dalam kelas dengan menggunakan ptatform online.

Tidak sedikit juga dosen atau tenaga pengajar lainnya yang hanya memberikan tugas tanpa menyampaikan materi. Bahkan ada juga dosen yang hanya melakukan absensi tanpa melakukan kegiatan pembelajaran. 

Hal ini dikatakan dapat merugikan bagi pelajar ataupun mahasiswa. Salah satu akibatnya banyak mahasiswa yang bertanya-tanya dan khawatir bagaimana nasib IPK mereka semester ini karena tidak ada jaminan atau perkiraan nilai yg disebabkan tidak adanya kegiatan pembelajaran. Khususnya mahasiswa semester awal yang akan memilih mata kuliah jurusan pada prodi tertentu. 

Tentunya mereka merasa bingung dengan mata kuliah jurusan yang akan diambil. Hal ini karena dalam pemilihan mata kuliah jurusan, IPK mahasiswa pada mata kuliah yang bersangkutan juga harus memenuhi kriteria. 

Sedangkan mahasiswa sendiri tidak bisa memperkirakan IPK mereka. Selain itu juga mereka akan dibingungkan dengan pemilihan mata kuliah jurusan karena minimnya pemahaman akan mata kuliah yang ada

Keuntungan sistem pembelajaraan online ini yaitu lebih mudah, cepat dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu karena kita dapat mengakses dimana saja dan kapan saja. 

Tetapi untuk di Indonesia sendiri sistem pendidikan yang mengharuskan menggunakan teknologi ini memiliki beberapa kendala yaitu diantaranya koneksi internet yang masih dibawa rata-rata atau tidak stabil. 

Hal ini harus terus ditingkatkan untuk mendukung pembelajaran online ini baik pada saat Covid-19 ini maupun pada masa kedepannya. Kemudian jaringan internet yang belum tersebar secara meluas di Indonesia, beberapa daerah pelosok cenderung tidak bisa mengakses internet yang menyulitkan siswa dalam melakukan pembelajaraan.

Dan dihimbau bagi guru dan dosen juga untuk tidak mempersulit siswa atau mahasiswa dalam menjalankan sistem pembelajaraan online ini dikarenakan tidak semua siswa memiliki fasilitas internet yang sama sehingga dapat menjangkau secara mudah.

Sumber dan Media Belajar

Berbagai media belajar diupayakan secara optimal seperti Google Classroom, Zoom, Youtube, Whatsapp, Line, Instagram dan media sosial lainnya. Dengan terdapatnya banyak media sosial yang tersedia dalam menunjang pembelajaraan online ini membuat guru dan siswa dapat menentukan media sosial mana yang cocok digunakan diantaranya. 

Dalam proses pembelajaraan yang mengharuskan siswa menggunakan gadget atau laptop harus tetap dalam pengawasaan orang tua agar menghindari perilaku-perilaku menyimpang. Jadi tugas orang tua pada saat sosial distancing yaitu mengawasi perkembangan anak dan juga turut membantu anak dalam melakukan proses pembelajaran.

Tetapi akan menjadi kesulitan tersendiri bagi masyarakat miskin karena banyak anak-anak yang salah persepsi dimana ketika pembelajaran online ini anak berpikir harus memiliki gadget sendiri sehingga beberapa anak di kalangan ekonomi bawah terkadang menuntut orang tuanya untuk membelikan gadget dengan alasan untuk pembelajaran online selama Covid-19 ini.

Dalam hal sumber belajar, terutama mahasiswa tidak bisa mendatkan sumber pembelajaran melalui buku fisik yang biasanya didapat dari perpustakaan, mahasiswa hanya dapat mendapatkan sumber pembelajaran melalui internet dalam menunjang proses pembelajaran dan dalam pengerjaan tugas.

Kebijakan Pendidikan

Kebijakan pendidikan yang dikeluarkan oleh kemendikbud pada masa Covid-19 diantaranya adalah tidak adanya Ujian Nasional yang menyebabkan Ujian Nasional tidak lagi menjadi standart kelulusan dan tidak digunakan untuk seleksi masuk ke jenjang selanjutnya, karena menurut Nadiem selaku Mendikbud mengkhwatirkan kesehatan dan keselamatan siswa dan siswi apabila melakukan Ujian Nasioanal di tempat penguji dapat menimbulkan resiko kesehatan. 

Kebijakan ini tentunya akan membuat siswa SD dan SMP dan tentunya orang tua sedikit kebingungan dengan sistem apa yang akan digunakan untuk melakukan seleksi ke jenjang selanjutnya karena yang kita tahu Ujian Nasional merupakan suatu tes yang bersifat universal. 

Kemendikbud tidak menjelaskan secara lebih lanjut proses seleksi ke jenjang selanjutnya nanti menggunakan metode seperti apa, jadi kita harus menunggu kebijakan selanjutnya yang akan dikeluarkan oleh kemendikbud.

Kebijakan lainnya diantara lain yaitu dalam sistem kenaikan kelas dilakukan dalam bentuk portofolio nilai rapot dan prestasi yang diperoleh sebelumnya, penugasaan, tes daring atau bentuk asesmen jarak jauh. Hal tersebut merupakan suatu hal yang sudah diperhitungkan oleh kemendikbud dan merupakan jalan terbaik untuk mengatasi virus Covid-19.

Terdapat juga berbagai ketentuan yang dikeluarkan oleh kemendikbud dalam proses pembelajaraan online ini agar guru juga dapat lebih terarah dalam melaksanakaan pembelajaraan yaitu salah satunya adalah dengan tidak membebani siswa dalam menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan

Pada masa Covid-19 ini Indonesia bisa intropeksi terhadap kekurangan yang dimilikinya seperti pada sistem pendidikannya dimana Indonesia belum sepenuhnya siap apabila sekolah-sekolah melakukan pembelajaran online secara menyeluruh karena tidak semua daerah mampu untuk menjangkau Internet dan akibat Covid-19 ini juga menjadikan Indonesia sadar untuk mempersiapkan pendidikan yang lebih baik lagi terutama dengan menyertakaan teknologi pada sistem pembelajaraaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun