Mohon tunggu...
febrina dwi anggraini
febrina dwi anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa/universitas airlangga/antropologi

Halo, perkenalkan nama saya Febrina Dwi Anggraini bisa dipanggil Febri, kelahiran tahun 2003, hobi saya menonton film dan fotografi. Saya merupakan mahasiswa aktif Universitas Airlangga program studi Antropologi.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Jalan Pintas Pelaku UMKM dan Pedagang Kecil Harian untuk Mengatasi Krisis Ekonomi

1 Juli 2022   17:24 Diperbarui: 7 Juli 2022   09:14 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Screenshoot Gform oleh penulis

Pada akhir bulan November tahun 2019 seluruh dunia dihebohkan dengan wabah Covid-19 yang terjadi di kota Wuhan provinsi Hubei negara Tiongkok. Wabah Covid-19 atau yang umum juga disebut dengan virus Corona ini menyebar dengan cepat ke beberapa negara termasuk Indonesia. Sehingga wabah ini datang dan menyebar di Indonesia pada pertengahan bulan Maret 2020. Indonesia adalah negara keempat yang padat akan penduduk dan diperkirakan terpengaruh oleh virus Covid-19 rentan lebih lama dibanding negara -- negara lainnya. 

Selain memakan korban jiwa, wabah ini juga berpengaruh terhadap aktivitas di masyarakat, baik aktivitas sosial, budaya, agama, ekonomi, maupun pendidikan merasakan dampak dari wabah tersebut. 

Sejak wabah ini datang dan sampai di sebagian daerah yang ada di Indonesia, pemerintah mulai memberlakukan beberapa pembatasan sosial seperti, penerapan karantina dan isolasi bagi yang terinfeksi virus Covid-19, social distancing, work from home, ditiadakannya kegiatan -- kegiatan yang menimbulkan kerumunan (hajatan, pengajian, konser, dan lain sebagainya), hingga diberlakukannya karantina wilayah (lockdown). 

Lockdown adalah penutupan akses di suatu daerah, baik akses masuk maupun akses keluar. Dampak dari pembatasan sosial tersebut menyebabkan sekolah diliburkan sementara, kegiatan keagamaan dibatasi, wisata -- wisata ditutup, serta tempat perbelanjaan ditutup guna mengurangi kerumunan yang terjadi. 

Dampak yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kedepannya ialah aktivitas perekonomian yang dibatasi dan ditutup. Dampak tersebut cukup dirasakan bagi masyarakat yang bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sehari -- hari. Bagi sebagian masyarakat yang bekerja sebagai PNS dan kantoran, mereka dapat melakukan pekerjaannya dari rumah (work from home). Tetapi, tidak dengan masyarakat atau pelaku usaha kecil -- kecilan seperti pelaku UMKM, pedagang keliling, dan pedagang harian. Pembatasan sosial tersebut cukup berpengaruh pada aktivitas perekonomia mereka (Rohmah, 2020).

Untuk mengatasi permasalahan perekonomian yang sedang terjadi, pelaku UMKM dan pedagang kecil harian perlu akan adanya strategi sebagai jalan pintas para pelaku usaha agar tetap bisa menjalankan aktivitas perekonomian di masa pandemi. Strategi ini bermaksud sebagai persiapan untuk pelaku UMKM dan pedagang kecil harian yang belum pernah dan memiliki kesiapan untuk menghadapi pandemi Covid-19 (Sufyan & Krisnadi, 2020). 

Para pelaku usaha dituntut untuk bisa survive agar mendapatkan beberapa informasi mengenai pandemi Covid-19, informasi tersebut seperti halnya yaitu keadaan konsumen di era pandemi, pelaku usaha harus bisa mengaplikasikan gadget, serta informasi mengenai perkembangan kebijakan pemerintah yaitu pembatasan sosial yang sedang diberlaku di masa pandemi.

Indonesia merupakan negara yang memiliki kemajuan teknologi, komputer, dan telekomunikasi. Hal tersebut mendukung kemajuan teknologi internet di Indonesia (Irmawati, 2011).

Dengan kemajuan teknologi tersebut masyarakat bisa menjadikan sebagai strategi dan jalan pintas mereka dalam menghadapi krisis ekonomi di masa pandemi Covid-19. Selain itu, di era perkembangan zaman saat ini ramai akan hadirnya e-commerce yang memudahkan segala transaksi jual beli secara online. 

Metode pembayaran, promosi, pembelian, serta penjualan dapat diakses dalam satu website atau aplikasi yang memudahkan konsumen dan tidak perlu menghabiskan baik waktu maupun tenaga untuk pergi ke lokasi toko fisik. Dengan kemajuan teknologi tersebut pelaku usaha akan tetap bisa survive dan dapat melanjutkan aktivitas perekonomian di masa pandemi dengan memanfaatkan media digital.

1. Strategi pelaku UMKM dan pedagang kecil harian guna mengatasi krisis ekonomi di masa pandemi. 

Sikap masyarakat untuk mengatasi krisis ekonomi adalah dengan memanfaatkan teknologi yang dapat diakses siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Pelaku usaha juga bisa mengetahui strategi mengetahui strategi mengatasi perekonomian di era pandemi dengan mengikuti webinar online yang diselenggarakan oleh pengusaha atau mentor -- mentor usaha yang lebih berwawasan luas. 

Dengan kemajuan teknologi internet yang ada dapat dijadikan sebagai strategi para UMKM dan pedagang kecil harian dalam hal meningkatkan persaingan bisnis online maupun penjualan, yaitu dengan langkah awal menggunakan sistem e-commerce yang berarti memasarkan produk dan jasa dengan bentuk digital (Irmawati, 2011). (Rohmah, 2020) memberikan contoh jenis -- jenis usaha yang dapat dilakukan tanpa mengeluarkan modal yang besar dan tentu mendapatkan keuntungan yang menjanjikan di tengah masa pandemi, yaitu dimulainya dengan bisnis makanan dan minuman yang bekerja sama dengan beberapa mitra usaha digital, seperti go food, grab food, dan shopee food. 

Pelaku UMKM dan pedagang kecil harian yang bekerja sebagai usaha jenis makanan dan minuman dapat memanfaatkan langkah awal tersebut. Selain itu, para pelaku usaha yang memiliki usaha jenis jasa dan produk (pakaian, alat kecantikan, produk kecantikan, dan lain sebagainya) juga dapat memanfaatkan dengan mitra usaha, seperti shopee, bukalapak, lazada, gojek, dan lain sebagainya. 

Langkah kedua, pelaku usaha juga bisa melakukan atau mengikuti modal sosial. Yang merupakan suatu sumber daya oleh individu -- individu dengan adanya interaksi kelompok yang diadakan karena adanya kepercayaan, hubungan timbal balik, dan kerja sama (Komara et al., 2020).

Gambar 1. Persentase tingkat kesulitan dan kemudahan dalam penggunaan sistem e-commerce

Pada sumbu x adalah angka perkiraan tingkat kesulitan dan kemudahan penggunaan sistem e-commerce. Pada sumbu y adalah jumlah responden. Angka 1 sampai 2 diartikan sebagai tingkat kesulitan dalam menggunakan sistem e-commerce, sedangkan pada angka 3 sampai 4 diartikan sebagai tingkat kemudahan dalam menggunakan sistem e-commerce. Dari penyajian data di atas, maka dapat diperoleh kesimpulan, sebagai berikut :

  • Pada angka 1 dengan tingkat kesulitan memiliki persentase sebesar 1,4% dengan jumlah yaitu satu responden.
  • Pada angka 2 dalam tingkat kesulitan memiliki persentase sebesar 11,9% dengan jumlah yaitu 5 responden.
  • Pada angka 3 dalam tingkat kemudahan memiliki persentase sebesar 42,9% dengan jumlah yaitu 18 responden.
  • Pada angka 4 dalam tingkat kemudahan memiliki persentase sebesar 42,9% dengan jumlah yaitu 18 responden.
  • Persentase pada angka 3 sampai 4 lebih dominan daripada angka 1 sampai 2. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan sistem e-commerce mudah dilakukan.

2. Memanfaatkan kemajuan teknologi sistem e-commerce. Sebagai masyarakat Indonesia yang hidup di era saat ini tidak asing lagi mendengar istilah pasar online, e-commerce, marketplace, dan lain sebagainya. (Rayyani et al., 2020) menyebutkan pada tahun 2020 mengalami kenaikan 217.066.000 jiwa terdapat kenaikan 171.100.000 jiwa pengguna internet, hal ini mengartikan 63,12% masyarakat Indonesia menggunakan internet dan pengguna aktif internet. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa setengah dari keseluruhan masyarakat Indonesia sudah mengenal dan terbiasa menggunakan internet. 

Oleh karena itu, masyarakat Indonesia pasti sudah terbiasa dengan kegiatan jual beli online dengan sistem e-commerce. Kenaikan pengguna aktif internet di Indonesia sendiri disebabkan oleh peraturan yang berlaku, yaitu pembatasan sosial yang menyebabkan aktivitas masyarakat di Indonesia terbatas, sedangkan mereka harus tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari -- harinya, seperti halnya bekerja, belanja, belajar dan lain lain dengan menggunakan media digital. 

Pada kesempatan tersebut para pelaku usaha dapat memanfaatkan fenomena yang ada dengan melakukan aktivitas perkenomiannya melalui media digital. Dengan melakukan aktivitas perekonomian melalui media digital yaitu dengan kegiatan pasar jual beli online, diantaranya yaitu melalui marketplace shopee, bukalapak, tokopedia, lazada, grab, gojek, dan lain sebagainya. 

Teknologi yang dimanfaatkan juga terbilang cukup mudah dan sederhana, penjual hanya perlu meng-upload foto produk dan video produk di salah satu marketplace dengan desain yang menarik, lalu membuat deskripsi produk yang mencakup detail produk (ukuran, jumlah, warna, dan lain sebagainya) guna menginformasikan terkait produk kepada calon konsumen.

(Ameliah et al., 2018) didalam bukunya menjelaskan pada dasarnya ada beberapa faktor yang memengaruhi keputusan individu untuk berbelanja online, yaitu 

(a) Kenyamanan; pada faktor ini masyarakat berpikiran daripada berdesak -- desakan ketika berbelanja di toko fisik lebih baik berbelanja di toko online, oleh karena itu masyarakat cenderung lebih memilih berbelanja online dengan memilih produk di salah satu marketplace lalu melakukan pembayaran dan tinggal menunggu kurir mengirim produk ke alamat pembeli, 

(b) Kelengkapan informasi; dengan faktor ini masyarakat menganggap dengan adanya review produk, deskripsi produk, dan rating ulasan terhadap suatu toko dan produk di suatu marketplace dapat meyakinkan calon konsumen untuk membeli tanpa harus datang langsung ke toko fisik, mereka hanya perlu mengunjungi website toko atau marketplace sudah dapat mengetahui kondisi produk yang dipilih dan yang akan dibeli, 

(c) Ketersediaan produk atau jasa; faktor ini memperlihatkan ketersediaan dan jumlah produk atau jasa tanpa mengunjungi toko fisik secara langsung, 

(d) Efisiensi biaya dan waktu; faktor ini sangat berpengaruh pada konsumen yang memutuskan berbelanja online, dengan adanya voucher toko atau vocuher produk yang difasilitasi oleh marketplace masyarakat dapat membandingkan harga tersebut dengan beberapa toko offline, di sisi lain belanja di marketplace selain menghemat waktu juga menghemat tenaga yang dikeluarkan sebab bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.

Gambar 2. Pengguna aktif yang menggunakan sistem e-commerce di marketplace

Sumber : Screenshoot Gform oleh penulis
Sumber : Screenshoot Gform oleh penulis

Pada bagian yang lebih besar, yaitu bagian yang berwarna merah dengan persentase sebesar 54,8% dari keterangan hasil responden yang menjawab "Kadang -- kadang". Bagian yang lebih besar lainnya, yaitu bagian yang berwarna oranye dengan persentase sebesar 42,9% dari keterangan hasil responden yang menjawab "Sering". 

Sedangkan pada bagian yang berwarna biru menunjukkan persentase sebesar 2,4% dari keterangan hasil responden yang menjawab "Hanya sekali". Hal ini dapat disimpulkan bahwa bagian yang berwarna merah dan oranye memiliki bagian yang dominan lebih besar daripada bagian yang berwarna biru. Hal ini merupakan informasi penting yang perlu disampaikan.

  • Diagram tersebut menunjukkan tentang jawaban dari responden terhadap pengalaman mereka menggunakan sistem e-commerce dan bertransaksi lewat markeplace.
  • Diagram tersebut menunjukkan jawaban dari responden yang lebih dominan adalah jawaban "Kadang-kadang" dengan jumlah 23 responden dan "Sering" dengan jumlah 18 responden. Sedangkan jawaban dari responden yang paling sedikit adalah jawaban "Hanya sekali" dengan jumlah 1 responden.
  • Dengan melihat diagram tersebut dapat disimpulkan bahwa responden sudah terbiasa melakukan transaksi menggunakan sistem e-commerce di marketplace. Hal ini juga menunjukkan bahwa responden sudah tidak asing lagi dengan transaksi di marketplace.

3. Alasan memilih strategi aktivitas perekonomian dengan media digital. 

(Sufyan & Krisnadi, 2020) menjelaskan permasalahan di bidang sumber daya manusia pelaku UMKM dan pedagang kecil harian di tengah keresahan pandemi Covid-19 ialah kurangnya pengetahuan mengenai menggunakan media digital, keterampilan, dan wawasan dalam memanfaatkan teknologi digital yang ada untuk meningkatkan produktivitas bisnis. 

Namun, dengan adanya wabah ini pelaku UMKM dan pedagang kecil harian dituntut untuk bisa memanfaatkan dan mengaplikasikan teknologi digital, sebab pengguna teknologi digital di era pandemi saat ini meningkat dan banyak digunakan oleh sebagian bahkan hampir penduduk di Indonesia. Untuk bisa survive dan meningkatkan produktivitas bisnis di era pandemi ialah satu -- satunya dengan cara memilih strategi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada. 

Sebagaimana hasil survey dalam riset penelitian dengan melakukan studi pustaka melalui jawaban dari responden pada google formulir mengenai pelaku UMKM dan pedagang kecil harian dengan memanfaatkan teknologi digital sebagai jalan pintas mereka di masa pandemi Covid-19.

DAFTAR PUSTAKA

Ameliah, R., Aziz, U. A., Ghofari, G., Putri, B. P., Agustin, R., Alfanisa, E. W., & Praditya, M. D. (2018). Strategi Kewirausahaan Digital Sebuah Panduan Untuk UMKM, Startup dan E-Commerce. In D. Permadi & V. Rahyaputra (Eds.), Seri Literasi Digital (2018th ed., pp. 61–67). Semuel Abrijani Pangerapan. www.literasidigital.id

Irmawati, D. (2011). Pemanfaatan E-Commerce Dalam Dunia Bisnis. Orasi Bisnis, VI(November), 95–112. https://www.academia.edu/9848483/PEMANFAATAN_E_COMMERCE_DALAM_DUNIA_BISNIS

Komara, B. D., Setiawan, H. C. B., & Kurniawan, A. (2020). Jalan Terjal UMKM dan Pedagang Kecil Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19 dan Ancaman Krisis Ekonomi Global. Jurnal Manajemen Bisnis, 17(3), 342. https://doi.org/10.38043/jmb.v17i3.2506

Rayyani, W. O., Salam, K. N., Panjaitan, R., Sari, A. E., Aisyah, N., Nurussama, Wulansari, R., Krisnanto, B., Octovian, R., & Budiasih, Y. (2020). MASA-MASA COVID-19 Strategi Bisnis dan Manajemen Perusahaan. In T. K. C. A. Rizky (Ed.), MASA-MASA COVID-19 Strategi Bisnis dan Manajemen Perusahaan (MASA-MASA, pp. 40–52). CV. AA. RIZKY. https://www.academia.edu/43600766/Masa_masa_covid_19_strategi_bisnis_dan_manajemen_perusahaan

Rohmah, S. N. (2020). Adakah Peluang Bisnis di Tengah Kelesuan PerekonomianAkibat Pandemi Coronavirus Covid-19? Adakah Peluang Bisnis Di Tengah Kelesuan PerekonomianAkibat Pandemi Coronavirus Covid-19?, 4(1), 68–73. https://www.academia.edu/43478286/Adakah_Peluang_Bisnis_di_Tengah_Kelesuan_Perekonomian_Akibat_Pandemi_Coronavirus_Covid_19

Sufyan, A., & Krisnadi, I. (2020). Strategi UMKM Berbasis E-Commerce DitengahWabah Covid-19 [Mercu Buana]. https://www.academia.edu/43208376/Strategi_UMKM_Berbasis_E_Commerce_Ditengah_Wabah_Covid_19

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun