Mohon tunggu...
Febri Koto
Febri Koto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hedonisme Melahirkan Budaya Konsumtif

3 Oktober 2017   23:57 Diperbarui: 4 Oktober 2017   00:13 4979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Peduli dan Kurangi Cuci mata di Mall. Rezeki yang berlebihan bukan untuk memuaskan kebutuhan pribadi saja. Hak orang lain juga ada dalam rezeki yang kita peroleh. Bantu orang lain sehingga keberkahan dan bermanfaat bagi saudara lain yang mebutuhkan. Aktivitas cuci mata dan asik dilakukan yaitu jalan-jalan di mall tetapi berbahaya jika sudah menjadi kebiasaan. Cuci mata dipusat perbelanjaan berpotensi besar menimbulkan niat belanja yang tidak terduga dan terencana.

Skala prioritas. Pola hidup komsumtif merupakan dampak dari gaya hidup hedonis. Perlu skala prioritas mengenai barang atau hal-hal yang dibutuhkan. Mulai dari tingkat urgensi tinggi ke yang rendah dan jangan lupa dibuat substitusinya. Jadi membeli barang bedasarkan fungsi bukan gengsi. Sebagai contoh dalam membeli tas, orang hedonis selalu membeli barang berdasarkan merek dimana harga dari tas tersebut ratusan juga, padahal fungsinya sama dengan tas harga puluhan ribu atau ratusan ribu.

Hati-hati memilih Teman. Tidak memilih-milih teman tetapi tidak sumua orang dapat menjadi teman. Karena lingkungan dan pergaulan bisa mempengaruhi kepribadian dan gaya hidup. Untuk itu hati-hatilah memilih seorang teman. Namun bukan berarti bersikap pilih kasih, tetapi menyaring orang-orang yang dapat memberi efek buruk pada dirimu.

Ingat Tuhan dan Beramal. Selalu bersyukur dengan rezki yang diperoleh, dan tidak mudah iri pada orang lain. Ingat Tuhan, maka kita akan selalu didorang untuk berbuat kebaikan. Banyak milyader dunia yang mengalokasikan uang mereka untuk beramal. Bill Gates memberikan 60% kekayaannya untuk yayasan Bill and Melinda Gates.

Mulailah saat ini kebiasaan hidup hemat dan mengatur keuangan dari dini secara bijak. Jangan sampai berutang hanya untuk keperluan konsumtif demi memenuhi tuntutan gaya hidup yang tiada ada ujungnya. Ibarat pepatah meneguk air laut, semakin diteguk semakin haus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun