Mohon tunggu...
si rahwana baik
si rahwana baik Mohon Tunggu... Penulis - bercerita menurut peristiwa

tidak perlu tau kapan, yang penting itu pasti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kearifan Lokal Sebagai Pondasi Ekonomi Pada Tradisi Tahlilan

14 Mei 2024   18:57 Diperbarui: 14 Mei 2024   19:02 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

kearifan lokal di pelbagai daerah memang tumbuh begitu subur, sehingga banyak di setiap daerah mempunyai tradisi atau budaya tersendiri yang menjadi pembeda antara daerah satu dengan yang lainnya. kearifan lokal yang tumbuh berkembang di pulau jawa terutama di jawa bagian timur tidak lepas dengan campuran budaya terdahulu dengan cara pandang islam nusantara. 

dimana ada peleburan antara budaya nenek moyang dengan sudut pandang atau tata cara islam nusantara yang dibawa oleh para wali songo. ini terjadi terutama pada tradisi tahlilan dimana pelaksanaannya dilakukan setiap seminggu sekali. tradisi ini berjalan lebih tepatnya di dusun rangkang kabupaten probolinggo dimana mayoritas warganya bekerja sebagai buruh tani. tradisi tahlilan ialah tempat berkumpulnya ibu-ibu atau bapak-bapak dalam satu kesempatan dengan membaca tahlil atau yasin dalam pelaksanaanya. 

tradisi tahlilan juga sebagai wadah musyawarah warga setempat mengenai berbagai kebijakan atau informasi di daerah tersebut. tradisi tahlilan ini merupakan tradisi nenek moyang terdahulu yang gemar berkumpul dan memberi pujian-pujian kepada sang maha kuasa (dalam kepercayaan terdahulu) atau sekedar berkumpul untuk memberi sesajen kepada roh leluhurnya. 

namun setelah islam nusantara berkembang, maka kegiatan tersebut tidak semerta-merta dihilangkan, namun diganti dalam susunan acaranya dan juga niat dari tradisi tahlilan tersebut dengan cara pandang islam yang benar. sehingga tradisi tahlilan masih ada hingga sekarang dengan kegiatannya yang positif. 

di sisi ekonomi tradisi tahlilan juga sebagai tempat berputaran uang atau dana masyarakat yang berkumpul, di antaranya yakni sistem arisan dimana setiap anggota membayar nominal tertentu dengan kesepakatan bersama untuk diundi. dan juga dalam tradisi tahlilan ada sistem simpan pinjam bagi setiap anggotanya, dimana ada anggota yang menabung untuk di ambil setiap mendekati hari raya dan ada juga anggota yang meminjamnya untuk dijadikan modal dalam bercocok tanam. perputaran uang yang sangat baik menjadikan tradisi tahlilan sebagai tembok sandaran bagi anggotanya ketika membutuhkan uang mendadak, namun nilai nominalnya tidak begitu besar, tetapi cukup untuk kebutuhan anggotanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun