Mohon tunggu...
febridyah sukmawati
febridyah sukmawati Mohon Tunggu... -

pendidikan terakhir sma, sedang melanjutkan study S1 di UNY jurusan PKnH

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pentas Budaya Sang Ksatria

9 Juni 2011   17:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:41 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sang Ksatria.... Suatu pertunjukan yang sangat hebat dan menakjubkan sekali dari kolaburasi seluruh ukm yang ada di Uny.Pertunujuakan ini merupakan pentas terbesar di tahun 2011 yang dilakoni oleh anak-anak UKM  yang bernaung di UNY dengan kantor di gedung Student Center UNY. Pentas ini dijalankan oleh 100an orang pemain, 30an orang penari serta all  panitia sekitar 300an orang.  Acara ini diadakan di Gor Uny pada hai Rabu, tanggal 8 Juni 2011 dimulai pukul 20.00 hingga pukul 22.30, dan dibuka oleh  Dr.Rochmat Wahab, M.A. selaku Rektor Universitas Negeri Yogayakarta.

Acara ini terbukti berhasil dengan melihat antusias penontot yang begitu banyak memadati gor sebelum acara tersebut di mulai. Tidak hanya mahasiswa yang menonton, masyarakat sekitar pun ikut memeriahkannya, tua muda semua ada di sisni. Tike-tiket seharga Rp8.000,00 sebelum hari "H" dan seharga Rp10.000,00 ketika hari "H" itu laku habis. Dekorasi di buat sedemikian rupa menambah megahnya acara. Sunggu begitu bangganya anak-anak mahasiswa UNY menghasilkan suatu pentas budaya yang juga melestarikan kebudayaan kita. Ini merupakan tanda begitu besarnya kecintaan dan kesadaran serta rasa nasionalisme anak-anak serta masyarakat UNY. Pertunjukan ini dipentaskan oleh seluruh ukm UNy dengan mengangkat judul Sang Ksatria dengan jalan cerita Baratayudha.

Pendek cerita di sini, Karna adalah salah satu tokoh penting dalam Mahabharata. Ia adalah putra tertua Kunti, sehingga merupakan saudara seibu Pandawa dan merupakan yang tertua dari keenam saudara tersebut. Walaupun Duryodhana menunjuknya sebagai raja Anga, perannya dalam kisah Mahabharata jauh melebihi peran seorang raja. Karna bertarung di pihak Kurawa dalam perang Baratayudha. Semasa mudanya, Kunti merawat resi Durvasa selama satu tahun. Sang resi sangat senang dengan pengabdian yang diberikan olehnya sehingga memberikan anugerah untuk memanggil salah satu dari para dewa dan dewa yang dipilihnya tersebut akan  memberiknya seorang putra yang mempunyai sifat baik menyamai dewa tersebut. Karena ragu-ragu apakah anugerah tersebut benar, Kunti, selagi masih belum menikah, memutuskan untuk mencoba mantra tersebut dan memanggil dewa matahari, Surya.

Ketika Surya menampakkan diri didepannya, Kunti terpesona. Karena terikat mantra Durvasa, Surya memberinya seorang anak secemerlang dan sekuat ayahnya, walaupun Kunti sendiri tidak menginginkan anak. Dengan kesaktian Surya, Kunti tetap tidak ternodai keperawanannya. Sang bayi adalah Karna, lahir dengan baju besi dan anting-anting untuk melindunginya.Kunti kini berada dalam posisi yang memalukan sebagai seorang ibu seorang anak tanpa ayah. Karena tidak mau menanggung malu ini, ia meletakkan Karna ke dalam keranjang dan menghanyutkannya di sungai bersama dengan perhiasannya, berdoa agar bayi tersebut selamat.

Bayi Karna terhanyut di sungai dan ditemukan oleh seorang pengemudi kereta bernama Adhiratha, seorang Suta (campuranantara Brahmin dengan Khsatriya). Adhiratha dan istrinya Radha membesarkan Karna sebagai anak mereka dan tidak pernah menyembunyikan kenyataan bahwa mereka bukan orang tua Karna yang sebenarnya. Karna juga disebut Radheya karena nama ibunya Radha.

Karna ingin menjadi seorang prajurit besar. Maka ia mengembara ke Hastinapura bersama dengan ayah dan adik angkatnya. Disana menguasai ilmu kanuragan dengan belajar kepada Drona, walaupun ia belajar tidak bersama dengan para pangeran(Pandava dan Kaurava) karena dipandang berasal dari kasta yang rendah. Karna menguasai semua ilmu yang diajarkan, terutama ilmu memanah. Ia kemudian meminta Parashurama, guru besar yang lain, untuk mengajarinya seni berperang terutama untuk menguasai Bhramashtra. Parashurama tidak akan mengajari seorang khsatriya karena rasa bencinya pada kaum khsatriya yang telah membunuh orang tuanya. Maka untuk mendapatkan ilmu, Karna berbohong tentang asal usulnya dan mengaku sebagai seorang Brahmin.

Suatu hari sebuah turnamen diadakan untuk menentukan perajurit yang terkuat setelah ‘lulus’ dari pendidikan Drona. Dalamperlombaan itu Arjuna keluar sebagai yang terbaik dan Duryodhana takut padanya. Kemudian Karna muncul dan menantangArjuna. Dalam pertanding yang berlangsung kemudian, Karna dapat mengimbangi semua keahlian Arjuna. Untuk menentukan pemenang yang sesungguhnya, Karna menantang Arjuna untuk bertempur satu lawan satu di mana kemenangan salah satu pihak ditentukan dengan kematian lawannya. Dengan alasan bahwa Karna berasal dari kasta yang lebih rendah dari Arjuna, Drona menolak usul Karna tersebut. Duryodhana yang memang menyimpan rasa iri dan takut kepada Pandava seketika memberikan tahta kerajaan Anga kepada Karna, sehingga Karna menjadi seorang raja dan dengan demikian pantas untuk menantang Arjuna berduel sampai mati. Tindakan Duryodhana ini menanamkan benih kesetiaan Karna kepadanya. Tetapi akhirnya duel tersebut tetap tidak terwujud.

Hingga akhirnya perang itu terjadi, dan Karna tewas oleh panah adiknya sendiri Arjuna. Kunti bersedih atas kejidan tersebut. Namun Karna bukan mati sebagai penghianat saudara, tapi ia mati sebagai ksatria yang memang sengaja mengompor-ompori Kurawa dan Pandawa agar berperang sehingga Kurawa musnah dan tidak ada lagi kejahatan di negeri tersebut. Adipati Arya rela melabaskan pakaian besi dan anting-antingnya yang diminta dewa, demi keselamatan umat
manusia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun