Mohon tunggu...
febridyah sukmawati
febridyah sukmawati Mohon Tunggu... -

pendidikan terakhir sma, sedang melanjutkan study S1 di UNY jurusan PKnH

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Artis menjadi Publik Figur; Apakah Benar Artis sebagai Publik Figur Kita?

9 Juni 2011   16:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:41 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tak jarang dan tak aneh ketika infotainment selalu menyoroti sisi-sisi seorang artis, bahkan selalu mengumbar bahwasanya artis adalah seorang publik figur. Apakah artis memang seorang publik figur yang bisa dijadikan contoh? Apakah sikap, gaya berpakaian dan bahkan gaya hidup mereka dapat kita ikuti dan bahkan diteladani? Bukankan publik figur selalu identik dengan sebuah contoh baik yang harus kita ikuti? Melihat dan menyorot beberapa kebanyakan artis kita, apakah mereka mampu dan bisa membawa bangsa ini dalam tatanan kehidupan yang baik? Menginspirasi putra putri bangsa membawa nama harum Indonesia?

Artis selalu dikatakan sebagai publik figur, tapi lihat saja kebanyakan artis kita seperti apa. Orang-orang selalu ingin meniru gaya, model, dan segala apa yang dilakukan oleh para artis yang mereka anggap orang yang paling bisa menjadi contoh untuk  kehidupan yang mewah, enak dan terkenal. Orang-orang kebanyakan mengikuti cara berpakaian para artis yang sebenarnya kita  saksikan banyak keganjalan dalam mengenakan pakaian. Lihat saja mau dibawa kemana bangsa kita, ketika anak-anak bangsa yang masih menginjak usia remaja dengan gaya berpakaian minimnya mengikuti artis yang dianggap sebagai publik figur bagi mereka. Bagaimana mungkin kebiasaan para artis yang ganti-ganti pasangan, dan dengan bangganya menunjukkan bahwa mereka rela melakukan apapun untuk memperindah dirinya dapat kita jadikan contoh. Apakah hal tersebut dikatakan modern, dan kita harus mengikutinya? Bisa rusak moral bangsa kita.
Profesi seseorang berbeda-beda, sebagai diri kita pribadi haruslah kita tau mana hal buruk dan baik yang harus kita ikuti. Mentang-mentang artis, kita dengan bangganya mengikuti model mereka, bahkan merendahkan tradisi kita sendiri.

Kehidupan hedonisme para artis saat ini malahan menjadi inspirasi bagi kebanyakan orang. Bahkan ketika  seseoang ingin mendapat simpati dan dikatakan gaul, mereka rela berjuang menggunakan berbagai macam cara agar apa yang ada dalam dirinya terlihat "wah" seperti apa yang ada dalam seorang artis. Dengan bangganya anak muda saat ini untuk memperoleh suatu gelar "gaul" mengikuti busana dan kelakuan artis. Seharusnya remaja sebagai benteng kukuh bangunan bangsa haruslah memikirkan pendidikan, melestarikan tradisi dan yakin dengan apa yang ada dalam dirinya sendiri, bukan bangga menjadi orang lain, yaitu seseorang yang "keren" dan terkenal.
Saat ini, bila disandingkan antara seorang guru dan seorang artis, pastinya para peserta didik akan lebih memilih berfoto dengan seorang artis yang cantik ataupun cakep dibanding berfoto dengan seorang guru. Mereka akan lebih bangga berfoto dengan seorang artis yang memang mereka idam-idamkan. Guru yang telah mendidik mereka, mengajarkan mereka untuk menananamkan nilai-nilai luhur budaya serta ilmu pengetahuan, rupanya kalah dibanding seorang artis yang bukan siapa-siapa bagi mereka. Sebagai publik figur tentu tak lepas dari sebuah nama "guru", yaitu orang yang digugu dan ditiru. Namun,hal ini tidak berlaku bagi para artis publik figur ini. Publik figur bagi sebagian artis adalah dikenal publik, kalau ke mall jalan-jalan, ke salon, belanja, berbikini di pantai, mereka dikerubuti dan dimintai foto bareng atau sekedar tanda tangan. Pernahkah kita berfikir orang tua atau bahkan guru kita pernah kita kejar-kejar untuk sekedar foto bareng atau minta tanda tangan?

Terkadang mulut ini tak mampu menahan tawa saat menyaksikan para remaja banhkan fans berat artis mengejar para artis dan mengagung-agungkan mereka.Bisa kita lihat ketika mereka diwawancarai, jumpa pers, berfoto bareng serta dimintai tanda tangan mereka begitu ramahnya. Selang beberapa waktu kemudian, keramahan tersebut bisa berubah nmenjadi sebuah  kebringasan. Didengungkan nama Tuhan , mereka meneteskan air mata dan berkata tobat. Tapi saat disuguhi skenario film 'hot' dan mengharuskan tampil porno bahkan telanjang, mereka dengan sebaik mungkin dan dengan senang hati merelakan bagian tubuh terlarangnya diperlihatkan di layar kaca. Ataukah dalam pikiran ada perimbangan dosa dan pahala?  Jadi aneh kalau begitu

Namun,tidak dipunkiri memang ada pula artis yang benar-benar sangat bagus dan bisa kita jadikan publik figur. Semua berbeda-beda tinggal kita yang pandai-pandai mengkritisi mana artis yang bisa kita jadikan panutan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun