Mohon tunggu...
Febri Aryanto
Febri Aryanto Mohon Tunggu... Programmer - Penulis iseng

Web troubleshooter, photographer amatir. http://masfebjalanjalan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengintip Masa Lalu, Menyusuri Jalan Braga dan Sekitarnya

13 Oktober 2013   23:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:34 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang menarik dari olah TKP yang dilakukan oleh penyelidik dari kepolisian adalah si penyelidik bisa membayangkan dan menggambarkan apa yang telah terjadi ketika suatu kejadian yang telah berlalu terjadi dengan menggunakan petunjuk-petunjuk yang ada. Demikian juga dengan arkeologi, hal yang menarik menurut saya adalah secara tidak langsung kita bisa merasakan kejadian dimana sejarah berlangsung dengan menjelajahi artefak-artefak maupun mendatangi lokasi tempat kejadian bersejarah terjadi, semisal kota Bandung. [caption id="attachment_271941" align="aligncenter" width="300" caption="Majestic Theatre diarsiteki Wolf Schoemaker (dok: estehlemon.blogspot.com)"][/caption] Meskipun saya bukan berlatar belakang pendidikan jurusan arkeologi, tapi saya merasa tertarik untuk mengenal dan mengetahui kesejarahan. Ketika mengunjungi kota Bandung, kebetulan saya mendatangi jalan Braga yang penuh dengan sejarah itu. Jika Anda masih ingat dengan pelajaran sejarah tentang peristiwa Konferensi Asia Afrika di tahun 1955, nah peristiwa itu terjadi di Gedung Merdeka yang pada tahun 1895 gedung ini disebut dengan gedung Concordia (Club Societeit Concordia). [caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Perpustakaan Gedung Merdeka (dok: estehlemon.blogspot.com)"]

Perpustakaan Gedung Merdeka (dok: estehlemon.blogspot.com)
Perpustakaan Gedung Merdeka (dok: estehlemon.blogspot.com)
[/caption] Selain Gedung Merdeka yang menjadi saksi bisu sejarah di Indonesia, ada juga gedung-gedung lain disepanjang jalan Asia Afrika dan jalan Braga. Ada yang disebut dengan Gedung Majestic Theatre yang katanya pada jaman hindia belanda dahulu digunakan sebagai gedung teater bergengsi dijamannya. Hingga sekarang gedung tersebut masih bisa kita kunjungi di jalan Braga. Kalau saya tidak salah, gedung Majestic ini hingga sekarang pun masih digunakan untuk pertunjukan entah teater atau apa. Yang saya tahu ketika saya disana dan masuk ke dalam gedungnya, masih terdengar alunan musik dan suara nyanyian. Sedangkan disepanjang lorong setelah pintu masuk, terpajang foto-foto jadul yang menggambarkan jalan Braga di jaman hindia belanda. [caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Pertigaan Jalan Braga-Asia Afrika (dok: estehlemon.blogspot.com)"]
Pertigaan Jalan Braga-Asia Afrika (dok: estehlemon.blogspot.com)
Pertigaan Jalan Braga-Asia Afrika (dok: estehlemon.blogspot.com)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="360" caption="Gedung Merdeka (dok: estehlemon.blogspot.com)"]
Gedung Merdeka (dok: estehlemon.blogspot.com)
Gedung Merdeka (dok: estehlemon.blogspot.com)
[/caption] Kira-kira jaman dulunya seramai apa dan interaksi sosial kesejarahannya seperti apa ya? Hmm. Membuat saya semakin tertarik pada dunia arkeologi. Yang membuat saya terkagum-kagum ketika melihat gedung De Vries adalah bahwa gedung berlanggam art deco ini masih kokoh berdiri. Berbeda dengan gedung Sarinah yang baru dibangun ditahun 1963. Pernah menjadi pusat perbelanjaan modern pertama di Indonesia, tapi sayangnya bangunan 4 lantai itu pernah terbakar hingga tak bersisa. Gedung Sarinah ini sebenarnya memiliki cerita sejarah panjang terkait politik ditahun 1960-1980-an. Sekarang bekas gedung hanya terbengkalai dan sisa-sisa kebakaran pun masih bisa dilihat di TKP.Oh iya jangan lupa, dijalan Asia Afrika ini juga ada gedung yang sudah berdiri sejak jaman hindia belanda juga. Ada hotel Preanger yang dibangun pada tahun 1889, hotel Savoy Homann dan gedung De Vries yang sekarang digunakan (kalau tidak salah) sebagai kantor Bank OCBC NISP. Gedung De Vries dibangun pada tahun 1811 dan jaman dulunya digunakan sebagai toserba. Jika Anda sedang berada disana, bayangkan toserba jaman belanda! [caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Gedung De Vries (dok: estehlemon.blogspot.com)"]
Gedung De Vries (dok: estehlemon.blogspot.com)
Gedung De Vries (dok: estehlemon.blogspot.com)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Lorong di dalam Gedung Majestic Theater (dok: estehlemon.blogspot.com)"]
Lorong di dalam Gedung Majestic Theater (dok: estehlemon.blogspot.com)
Lorong di dalam Gedung Majestic Theater (dok: estehlemon.blogspot.com)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Kawasan Jalu Braga (dok: estehlemon.blogspot.com)"]
Kawasan Jalu Braga (dok: estehlemon.blogspot.com)
Kawasan Jalu Braga (dok: estehlemon.blogspot.com)
[/caption] Jangan melewatkan kawasan wisata Jalu Braga alias Jajanan lukisan Braga yang terletak di perempatan jalan Braga-Naripan. Dikawasan ini kita bisa melihat-lihat lukisan-lukisan yang beragam dari seniman asli Braga. Beralih ke jalan Braga, disepanjang jalan bersejarah ini kita bisa melihat deretan cafe dan toko yang menawaarkan kuliner-kuliner khas. Salah satunya adalah Toko Oey atau Kopitiam Oey (Warung kopi Oey). Konstruksi bangunannya yang jadul abies memberikan daya tarik tersendiri bagi pengunjung. [caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Kopitiam Oey (dok: estehlemon.blogspot.com)"]
Kopitiam Oey (dok: estehlemon.blogspot.com)
Kopitiam Oey (dok: estehlemon.blogspot.com)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="360" caption="Hotel Preanger dibangun 1889 (dok: estehlemon.blogspot.com)"]
Hotel Preanger dibangun 1889 (dok: estehlemon.blogspot.com)
Hotel Preanger dibangun 1889 (dok: estehlemon.blogspot.com)
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="360" caption="Con-block di Jalan Braga, Mirip di Eropa (dok: estehlemon.blogspot.com)"]
Con-block di Jalan Braga, Mirip di Eropa (dok: estehlemon.blogspot.com)
Con-block di Jalan Braga, Mirip di Eropa (dok: estehlemon.blogspot.com)
[/caption] Hal lain yang membuat jalan Braga ini menyimpan sisa-sisa aura masa hindia belanda adalah jalanannya. Jalan rayanya masih menggunakan con-block seperti di negara-negara eropa. Sudah selayaknya tempat bernilai sejarah ini dilestarikan karena bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai sejarahnya. #juga dapat dibaca di: http://estehlemon.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun