Kreativitas menjadi suatu hal yang wajib dalam membangun bisnis di zaman yang perputarannya serba cepat ini. Jika dihitung mundur sejak 1 abad yang lalu, trend akan suatu inovasi berkembang setiap 1 dekade, namun di masa kini manusia terus melahirkan ide – ide baru yang sangat cepat dapat diproduksi dan diperkenalkan kepada publik. Dalam setahun saja, banyak inovasi – inovasi baru yang dapat dihasilan dan menarik perhatian orang banyak untuk mencoba produk yang memiliki value untuk mempermudah pekerjaan peminatnya. Hal ini juga terjadi dikarenakan faktor globalisasi yang begitu pesat, sehingga apa yang sedang in di suatu negara dapat langsung dilihat oleh masyarakat dunia melalui social media.
Kaum anak muda masa kini selalu cenderung untuk mengikuti perubahan. Disaat anggota dari suatu perkumpulan atau komunitas anak – anak muda mempunyai produk kekinian yang dianggap sedang ngetrend, pasti menjadi pedoman bagi anggota- anggota lainnya untuk terus berusaha mendapatkan barang tersebut agar dianggap mampu untuk mengikuti perubahan. Mungkin produk tersebut memiliki value yang biasa dan sama seperti barang fungsional sebelumnya, namun dengan inovasi dan kreativitas dapat memberikan warna baru terhadap hadirnya suatu produk ke dalam pasar.
Fagerlin dan Wang (2021) berpendapat bahwa inovasi merupakan pilihan kreatif untuk menciptakan nilai lebih yang berbanding lurus dengan perkembangan zaman, sehingga digunakanlah cara yang unik dalam mencari bahan material baru dan pengaturan sumber daya manusianya. Gagasan - gagasan yang muncul dalam proses berjalannya suatu bisnis harus terus dikembangkan demi dapat menjadi daya tarik baru bagi target pasar. Inovasi bukanlah cara yang dilakukan dengan sekali pukul dan akan bertahan seterusnya, tetapi merupakan kegiatan yang dilakukan secara berulang atau kumulatif dan melalui proses berkepanjangan secara terus – menerus (Martins & Fernandes, 2019). Mengenali keinginan dan kebutuhan konsumen menjadi kunci untuk menciptakan produk yang inovatif.
Menurut Rasheed, Sajid, dan Nadeem (2021) pengembangan produk merupakan strategi atas berkembangnya selera masyarakat yang menuntut perubahan pada produk yang dihasilkan sehingga dapat dikomersilkan ulang sebagai produk yang inovatif. Pengembangan produk meliputi adanya orijinalitas produk, produk baru yang telah disempurnakan, adanya modifikasi produk, dan brand baru yang telah melalui proses riset dan development (Jiang & Chen,2018). Product Development bukan hal yang mudah dan dapat langsung diterapkan, hal ini disebabkan oleh hambatan – hambatan yang membuat proses dari pengembangan itu sulit untuk dilakukan. Makadari itu dibutuhkan ide cemerlang dari para pebisnis untuk dapat menciptakan nilai lebih bagi produknya.
Dari pernyataan di atas, kunci dari pengembangan produk yaitu peluang. Peluang merupakan hal utama dalam mengetahui problem atau masalah yang dirasakan oleh masyarakat. Mencari celah untuk masuk sebagai sebuah penyelesaian dari kesulitan yang masih dialami oleh target pasar. Sehingga dengan adanya peluang, pebisnis dapat mengusahakan untuk menemukan solusi, dan dapat berlaku sebagai penciptaan ide, pengembangan produk itu sendiri, serta pemasaran ke masyarakat luas. Contoh beberapa inovasi produk yang telah dilakukan adalah mobil bertenaga listrik, bukan lagi bensin, tas belanja dari bahan pati singkong bukan plastik yang ramah lingkungan, deterjen stik yang dikemas dalam packaging nan mungil agar mudah dibawa traveling, dan masih banyak lagi.
Memang tidak mudah dan melelahkan untuk terus bergerak mengikuti kemauan pasar yang tidak ada habisnya. Tetapi beginilah kondisi pasar yang harus pebisnis hadapi. Butuh usaha yang matang dan kalau perlu “jungkir balik” mengusahakan ide apa lagi yang dapat diaplikasikan. Agar bisnis dapat bertahan lebih lama, dalam proses inovasi pengembangan produk baru diperlukan pembangunan citra yang baik agar dapat diingat oleh konsumen.
Agar tetap “eksis” di dunia persaingan bisnis yang kian ketat, melakukan inovasi pengembangan produk memang merupakan cara yang tepat untuk mengarahkan bisnis ke arah yang lebih baik. Mehta (2019) menekankan bahwa “For Big Innovation, Think Small” merupakan acuan bagi para pebisnis dalam mencari peluang inovasi, yang menyadarkan bahwa dengan mengetahui kesulitan kecil pelanggan dan dapat menemukan solusinya, dapat berdampak besar bagi kelangsungan bisnis. Sebagai contoh cara agar dapat menemukan peluang dalam pengembangan produk adalah dengan melihat gaya dan daya beli masyarakat, komunitas apa yang sedang tren, dan mencari ide dari social media. Berkiblat pada perubahan tren di luar negeri seperti Korea Selatan dan Amerika Serikat juga dapat menjadi sumber inovasi produk dang dapat diaplikasikan dalam bisnis.
Sebagai pertimbangan terakhir, keberanian dan tanggung jawab yang besar dibutuhkan untuk berkomitmen dalam proses inovasi yang berkesinambungan. Karena pada dasarnya dunia terus berubah dan perkembangan teknologi akan terus terjadi. Selamat berjuang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H