Mohon tunggu...
Febri Andini
Febri Andini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa prodi pendidikan guru sekolah dasar Universitas Pamulang

Hobi menulis, membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Karakter dalam Membangun Moderasi Beragama Generasi Milenial

22 November 2023   12:48 Diperbarui: 22 November 2023   12:58 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan karakter adalah elemen penting dalam membangun moderasi beragama di kalangan generasi millenial. Dalam era globalisasi dan teknologi informasi yang serba cepat ini, generasi millenial seringkali dihadapkan pada berbagai informasi dan pandangan tentang agama yang beragam. Oleh karena itu, pendidikan karakter menjadi sangat penting untuk membentuk pemahaman dan sikap yang moderat terhadap agama. 

Salah satu aspek penting dalam pendidikan karakter adalah mengajarkan toleransi. Toleransi berarti menghargai dan menghormati perbedaan, termasuk perbedaan agama. Dengan toleransi, generasi millenial dapat hidup berdampingan secara damai dengan orang-orang yang memiliki keyakinan berbeda. Dapat ditemukan dalam beberapa regulasi dalam kebijakan mengenai pendidikan karakter dalam membangun moderasi beragama, khususnya bagi generasi millenial di Indonesia.

1. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003): Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud No. 23 Tahun 2015): Peraturan ini mengatur tentang pendidikan karakter di sekolah dan mencakup aspek-aspek seperti religiusitas, kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, kreativitas, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

3. Kurikulum 2013: Kurikulum ini menekankan pendidikan karakter sebagai bagian integral dari proses belajar mengajar. Salah satu kompetensi yang diharapkan adalah sikap spiritual dan sikap sosial yang mencakup nilai-nilai seperti toleransi, kerjasama, dan menghargai perbedaan.
Melalui landasan yuridis ini, pendidikan karakter yang membangun moderasi beragama dapat diterapkan di semua jenjang pendidikan, dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

Mengenai pendidikan karakter dalam membangun moderasi beragama pada generasi milenial dapat dilihat dari beberapa teori pendidikan da psikolog, Menurut teori perkembangan Moral Kohlberg: Berpendapat bahwa individu melalui serangkaian tahapan. Pendidikan karakter dapat membantu siswa bergerak menuju tahapan yang lebih tinggi, di mana mereka mampu memahami dan menghargai pandangan moral orang lain, termasuk pandangan agama yang berbeda. Adapun  teori menurut  Self-Determination Deci & Ryan: Teori ini menekankan pentingnya otonomi, kompetensi, dan hubungan dalam motivasi intrinsik. Dalam pendidikan karakter, siswa harus merasa bahwa mereka memiliki pilihan (otonomi), mampu (kompeten), dan merasa terhubung dengan orang lain untuk membangun moderasi beragama.

Adapun beberapa masalah mengenai Pendidikan karakter dalam membangun Moderasi Beragama Generasi Milenial, Peneliatian menunjukkan bahwa pendidikan karakter yang efektif dapat membantu siswa mengembangkan sikap dan perilaku yang lebih positif, termasuk toleransi dan penghormatan terhadap keragaman agama. Di era digital saat ini, tantangan lain adalah bagaimana membantu siswa kritis terhadap informasi yang mereka terima, termasuk informasi tentang agama, dan bagaimana menggunakan media sosial dan teknologi lainnya dengan cara yang positif dan bertanggung jawab.
       Beberapa gagasan atau ide mengenai Pendidikan Karater dalam membangun Moderasi Beragama  millennial merupakan topik yang sangat relevan di era globalisasi ini. Dengan kemajuan teknologi dan informasi yang begitu pesat, generasi millennial memiliki akses yang lebih mudah dan cepat ke berbagai sumber informasi, termasuk informasi tentang agama dan keyakinan. Oleh karena itu, pendidikan karakter yang membangun moderasi beragama menjadi sangat penting.
     Pendidikan karakter yang membangun moderasi beragama bukan hanya tentang mengajarkan siswa tentang agama tertentu, tetapi juga tentang mengajarkan mereka nilai-nilai seperti toleransi, penghormatan terhadap keragaman, dan keadilan. Dengan pendidikan karakter ini, siswa dapat belajar untuk menghargai dan menerima perbedaan, serta membangun hubungan yang sehat dan harmonis dengan orang-orang dari agama dan keyakinan yang berbeda. Salah satu cara untuk mengimplementasikan pendidikan karakter ini adalah melalui kurikulum sekolah. Kurikulum harus dirancang dengan cara yang mempromosikan moderasi beragama, misalnya dengan mengintegrasikan materi tentang berbagai agama dan keyakinan, serta mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi dan penghormatan terhadap keragaman. Selain itu, guru juga harus dilatih untuk mengajar materi ini dengan cara yang efektif dan sensitif.
     Namun, pendidikan karakter tidak hanya terbatas pada sekolah. Keluarga dan masyarakat juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa. Orang tua, misalnya, dapat menjadi model perilaku toleran dan menghargai keragaman. Mereka juga dapat membantu anak-anak mereka memahami dan mengevaluasi informasi yang mereka terima, termasuk informasi tentang agama dan keyakinan. Di era digital saat ini, pendidikan karakter juga harus melibatkan penggunaan teknologi dan media sosial. Siswa harus diajarkan tentang bagaimana menggunakan teknologi dan media sosial dengan cara yang positif dan bertanggung jawab, serta bagaimana menjadi kritis terhadap informasi yang mereka terima. Dengan demikian, mereka dapat menjadi pengguna teknologi yang cerdas dan bertanggung jawab.
     Pendidikan karakter yang membangun moderasi beragama juga harus melibatkan dialog dan kerjasama antar agama. Ini dapat mencakup kegiatan seperti diskusi antar agama, kunjungan ke tempat ibadah dari agama yang berbeda, atau proyek kerjasama antar agama. Dengan kegiatan ini, siswa dapat belajar secara langsung tentang agama dan keyakinan orang lain, serta belajar untuk  menghargai dan menghormati perbedaan.
     Akhirnya, pendidikan karakter yang membangun moderasi beragama harus berfokus pada pembentukan karakter yang positif, bukan hanya pengetahuan tentang agama. Dengan pendekatan ini, pendidikan karakter dapat membantu siswa menjadi individu yang toleran, menghargai keragaman, dan mampu membangun hubungan yang sehat dan harmonis dengan orang-orang dari agama dan keyakinan yang berbeda. Dengan demikian, pendidikan karakter dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan generasi millennial yang moderat dan toleran.
      Kesimpulannya, pendidikan karakter dalam membangun moderasi beragama pada generasi millennial sangat penting untuk membentuk individu yang toleran, menghargai keragaman, dan mampu membangun hubungan yang sehat dan harmonis dengan orang-orang dari agama dan keyakinan yang berbeda. Dalam konteks ini, pendidikan karakter tidak hanya tentang mengajarkan siswa tentang agama tertentu, tetapi juga tentang mengajarkan nilai-nilai seperti toleransi, penghormatan terhadap keragaman, dan keadilan. Pendidikan karakter yang membangun moderasi beragama dapat diimplementasikan melalui kurikulum sekolah, di mana materi tentang berbagai agama dan keyakinan yang dapat diintegrasikan, serta nilai-nilai seperti toleransi dan penghormatan terhadap keragaman dapat diajarkan. Selain itu, keluarga dan masyarakat juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa, dengan menjadi model perilaku toleran dan menghargai keragaman. Di era digital saat ini, pendidikan karakter juga harus melibatkan penggunaan teknologi dan media sosial, dengan mengajarkan siswa tentang bagaimana menggunakan teknologi dan media sosial dengan cara yang positif dan bertanggung jawab, serta bagaimana menjadi kritis terhadap informasi yang mereka terima.

       Pendidikan karakter yang membangun moderasi beragama juga harus melibatkan dialog dan kerjasama antar agama, dengan mengadakan kegiatan seperti diskusi antar agama, kunjungan ke tempat ibadah dari agama yang berbeda, atau proyek kerjasama antar agama. Dengan kegiatan ini, siswa dapat belajar secara langsung tentang agama dan keyakinan orang lain, serta belajar untuk menghargai dan menghormati perbedaan. Dengan pendidikan karakter yang membangun moderasi beragama, generasi millennial dapat menjadi individu yang toleran, menghargai keragaman, dan mampu membangun hubungan yang sehat dan harmonis dengan orang-orang dari agama dan keyakinan yang berbeda. Oleh karena itu, pendidikan karakter menjadi sangat penting sebagai bagian dari upaya membangun masyarakat yang beradab, toleran, dan moderat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun