Bukan hal yang baru lagi bagi para wanita pada Sindrom ovarium polikistik atau biasa dikenal dengan PCOS. Sindrom ovarium polikistik atau PCOS adalah gangguan hormone yang mempengaruhi setidaknya 7% wanita mandul dan mempengaruhi lebih dari 10% wanita usia subur yang merupakan salah satu gangguan endokrin yang paling umum pada kelompok usia ini. PCOS adalah penyakit heterogen dengan tanda-tanda menstruasi yang tidak teratur.
Kekurangan vitamin D umum terjadi pada wanita dengan PCOS. Studi di European Journal of Endocrinology menemukan bahwa prevalensi kekurangan vitamin D adalah 73% pada wanita dengan PCOS. Studi observasional juga menunjukkan tingkat kalsifediol yang lebih rendah terkait dengan obesitas, resistensi insulin, disfungsi menstruasi dan rendahnya keberhasilan kehamilan. Studi telah menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D memiliki efek menguntungkan pada resistensi insulin. Hasil penelitian lainnya yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition menyatakan bahwa orang dengan kadar vitamin D yang lebih tinggi dalam tubuhnya memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara, rahim, prostat, dan usus besar.
Vitamin D, baik hormon maupun vitamin, menjanjikan dalam membantu wanita hamil dan mengurangi risiko diabetes. Penilaian studi yang mengevaluasi hubungan antara vitamin D dan kesuburan, yang diterbitkan dalam European Journal of Endocrinology, menunjukkan bukti bahwa vitamin D terlibat dalam reproduksi wanita termasuk hasil IVF dan PCOS. Disarankan bahwa pada wanita dengan PCOS, mengonsumsi suplementasi vitamin D agar dapat meningkatkan frekuensi menstruasi dan gangguan metabolisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H