Pendahuluan
Al-Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW lebih dari 14 abad yang lalu. Meski telah melalui perjalanan panjang waktu, Al-Qur'an tetap relevan untuk dijadikan pedoman hidup bagi umat manusia di setiap zaman. Ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya tidak hanya berlaku pada masyarakat Arab pada masa turunnya, tetapi juga bagi umat manusia di seluruh dunia dan sepanjang zaman. Keistimewaan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup abadi terletak pada kemurnian wahyu, kedalaman makna, dan kesesuaiannya dengan perubahan zaman. Artikel ini akan membahas mengapa Al-Qur'an dapat dianggap sebagai pedoman hidup yang tidak lekang oleh waktu dan selalu relevan dengan tantangan yang dihadapi umat manusia.
Pembahasan
1. Al-Qur'an: Wahyu dari Allah yang Terjaga
Al-Qur'an adalah wahyu langsung dari Allah SWT yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Salah satu keistimewaan Al-Qur'an adalah bahwa ia terjaga kemurniannya sejak pertama kali diturunkan hingga sekarang. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hijr ayat 9:
اِنَّانَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ ٩
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. Al-Hijr: 9)
Keabadian dan kemurnian Al-Qur'an ini menjadikannya pedoman yang tak tergantikan. Tidak ada yang dapat merubah ataupun mempengaruhi isi dan kandungannya. Inilah salah satu alasan mengapa Al-Qur'an tetap relevan dan dapat diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan, baik di masa lalu, sekarang, maupun di masa depan.
2. Kandungan Al-Qur'an yang Universal dan Abadi
Al-Qur'an bukan hanya berisi petunjuk mengenai ibadah, tetapi juga mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari masalah sosial, hukum, akhlak, hingga ilmu pengetahuan. Ajaran-ajaran Al-Qur'an tidak terikat oleh waktu dan tempat, sehingga tetap relevan di setiap zaman. Beberapa contoh penting dari kandungan Al-Qur'an adalah:
Ajaran Moral dan Etika Al-Qur'an mengajarkan nilai-nilai moral yang universal, seperti kejujuran, keadilan, kasih sayang, dan kesabaran. Salah satu ayat yang mengajarkan tentang berbagi dan kepedulian terhadap sesama terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 177:
۞ لَيْسَ الْبِرَّ اَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالْكِتٰبِ وَالنَّبِيّٖنَۚ وَاٰتَى الْمَالَ عَلٰى حُبِّهٖ ذَوِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِۙ وَالسَّاۤىِٕلِيْنَ وَفىِ الرِّقَابِۚ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَۚ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ اِذَا عَاهَدُوْاۚ وَالصّٰبِرِيْنَ فِى الْبَأْسَاۤءِ وَالضَّرَّاۤءِ وَحِيْنَ الْبَأْسِۗ اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْاۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ ١٧٧
"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, melainkan kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab suci, dan nabi-nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya; melaksanakan salat; menunaikan zakat; menepati janji apabila berjanji; sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa" (QS. Al-Baqarah: 177)
Ayat ini menekankan pentingnya berbagi dan menumbuhkan rasa empati terhadap orang yang membutuhkan, yang menjadi nilai dasar dalam membangun kehidupan sosial yang harmonis.
Hukum dan Syariah Al-Qur'an juga berisi petunjuk mengenai berbagai hukum kehidupan, baik yang berkaitan dengan pernikahan, warisan, perbuatan dosa, hingga ketentuan sosial lainnya. Salah satu contoh hukum yang ada dalam Al-Qur'an terdapat dalam Surah An-Nisa' ayat 11 yang mengatur tentang pembagian warisan: