[caption id="attachment_109099" align="alignnone" width="300" caption="salah seorang teman dan bayangannya"][/caption] pantai ujung genteng, 07.30 tidak serta merta larut dalam kekecewaan, kamipun melanjutkan perjalanan dengan menyisir pantai. sedikit demi sedikit ujung genteng mulai menampakkan pesonanya. setelah berjalan kira-kira 500 meter, pasir pantai yang tadinya agak halus sekarang berupa campuran kerikir dan pasir. laut yang sebelumnya biru kosong, tanpa pemandangan apapun, berubah wujud jadi laut yang berwarna biru kehijau-hijauan yang dangkal. terlihat ikan berenang di sela-sela rumput laut dan bebatuan dengan jelas. bahkan febry sempat mengambil gambar bayangannya di laut melalui kamera. pada akhirnya, kami betah berlama-lama dipantai ini. bahkan kami terbilang asik sendiri. saya melempar pandangan jauh ke langit dan ke laut lepas dan sibuk melamun. si ikha berlama lama di air untuk melihat lihat binatang dan tumbuhan laut. sedangkan febry masuk ke dunia fotografinya, mengambil gambar pantai. Tempat Pelelangan Ikan(TPI), 08.02 [caption id="attachment_109102" align="alignnone" width="300" caption="kesibukan para pelelang ikan di pagi hari"][/caption] "ikannya yang ini saja kha" sahutku pada ikha yang kebingungan di TPI ini. dia pun menyetujui pilihanku dan mulai menawar harga. TPI ini menampung beragam hasil laut. tidak saja jenis ikan tapi juga ada cumi-cumi, bintang laut dan lainnya. semua itu dionggokan dengan rapi di meja-meja tua yang penuh darah. kami,karena tidak tahan dengan bau amis disini, setelah ikan itu dibersihkan dan dibayar mulai beranjak meninggalkan TPI. tidak jauh berjalan, kami melihat sebuah rumah makan yang menyediakan jasa bakar ikan. jadi kita tinggal memberikan ikan yang kita beli dan ibu penjual jasa ini akan menyulapnya menjadi ikan panggang yang lezat. kami pun menunggu ikan siap tersaji dengan melepas penat di beranda depan rumah makan sambil melihat aktivitas warga di sekitar tempat pelelangan. tak lama kemudian, ikan bakar sudah ada di depan mata. dua piring ikan bakar itu kami santap dengan lahap. disini baru mulai terasa, what an awesome holiday. a curug cikaso, 11.35 perjalanan ke curug ternyata cukup jauh. kita harus balik ke surade lagi. setelah dihitung, total waktu perjalanan dari ujung genteng ke curug itu kira-kira 2,5 jam. tapi setelah sampai dicurug, kami bisa mengganti lelah di jalan dengan pemandangan yang menyejukkan mata. curug yang memang menjadi salah satu desteni utama kami ini, menawarkan kesejukan khas air terjun. suara gemericik air yang jatuh dari atas ikut memberi ketentraman. belum lagi dengan para pengunjung yang semuanya memasang wajah bahagia dengan lukisan senyum dibibir sambil menikmati riak riak air yang jatuh. bagi saya, ini adalah harmoni alam yang indah. disaat orang-orang berada dalam sebuah teater bahagia dengan simphoni suara alam serta panggung air terjun dan sungai yang mengalirkan dibawahnya. sungguh, sebuah lukisan alam dari sang pencipta yang agung. [caption id="attachment_109107" align="alignnone" width="300" caption="febry, ikha dan air terjun mereka"][/caption] curug cikaso yang terdiri dari tiga buah air terjun berukuran besar yang jernih inipun menjadi tempat foto-foto para candu kamera seperti saya. di air terjun ini juga, adegan mesra febry dan ikha di abadikan. hehe muara cikarang, 15,57 hampir lupa saya menceritakan, kita menyewa angkot dari surade untuk mencapai curug. curuk memang tidak dilalui kendaraan umum. selain menyewa angkot, kita juga bisa menyewa ojek untuk mencapainya. selain ke curug, kami juga meminta diantar ke muara cikarang. suasana di muara cikarang relatif lebih nyaman. ini karena kami memilih pemberentian di villa amanda. villa ini tergolong mewah, apalagi dengan fasilitas restoran, penginapan kelas atas serta kolam berenang didalamnya. apalagi dengan pemandangan menghadap muara. fasilitas villa amanda dan pemandangan yang terhampar di depannya membuat kita nyaman berlama-lama di 'payung-payung' yang tersedia di halaman depan villa.'payung-payung' yang terdiri dari bangku dan meja kayu dengan atap ijuk adalah sebutan saya untuk temapat berteduh dan bercengkrama dari panasnya matahari sore. [caption id="attachment_109108" align="alignnone" width="300" caption="muara cikaso terlihat dari kejauhan"][/caption] bicara pemandangan didepannya, kita dapat melihat sebuah pulau kecil yang berada diantara pertemuan air tawar dan air asin. kitapun dapat membedakan air tawar dan asin karena tergambar jelas perbedaan warnanya. air tawar dari sungai berwarna kuning keruh serta air laur berwarna biru. jika kita melempar pandangan agak jauh ke depan, tepatnya diseberang muara, kita dapat melihat perkebunan kelapa dan beragam ladang serta hamparan padang rumput yang luas. tidak lama kemudian, bapak angkot sewaan datang menjemput. kami pun segera beranjak pergi. tapi kami tidak lantas langsung balik kepenginapan. kami sempatkankan berfoto-foto di tengah ilalang dan sawah yang berada beberapa meter sebelum keluar dari villa ini. beragam lagak dan aksi dicoba para model karbitan bertampang pas-pasan ini (termasuk saya). tidak lama kemudian mobil angkot kembali menderu, dan kami pun telah berada didalamnya. lalu apa selanjutnya? kami akan menuju tujuan utama kami yaitu pantai pangumbahan. ada apa saja di pantai ini? mm, temukan jawabannya di catatan kaki berikutnya. *photo by febry fawzi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H