1. Masih pentingkah budaya malu?
Malu adalah salah satu respon manusia ketika dia melakukan sesuatu yang menurutnya salah atau menurut orang lain salah, atau karena bisa jadi melanggar norma-norma yang berlaku di daerah tersebut.
Sebagai seorang pelajar, pasti sering deh dinasehati oleh guru ketika melakukan yang tidak seharusnya dilakukan dalam lingkungan sekolah. ; tidak memakai dasi, tidak memasukkan baju, rambut pria yang terlalu panjang, kaos kaki yang terlalu pendek. Dll. Pasti guru memberi sebuah hukuman agar siswanya berubah, bahkan tak luput dengan mempermalukan siswanya di depan kelas. Wkwk. Dengan maksud untuk membuany berubah.
Apakah siswa tersebut berubah? Tentu ada yang berubah. Berubah karena beberapa faktor mungkin, ; tidak ingin lagi dihukum, malu, atau takut dengan guru yang menghukumnya.
Dan banyak juga siswa yang tidak berubah, kadang kala keesokan harinya malah terlihat tidak ada masalah. Atau memang tidak tahu apa yang harus dilakukan? Atau memang sudah bodoh amat?
Kekebalan terhadap hukuman akan membuatnya tidak jera dan tidak memiliki budaya malu, kebiasaan yang buruk ini juga akan berpengaruh besar di dalam kehidupannya.
Budaya malu begitu penting dalam hidup ini, ketika bepergian ke suatu tempat yang memiliki aturan yang berbeda dengan dengan peraturan yang sering kita jumpai, kita akan tahu bahwa melanggar itu tidak boleh, dan kita akan merasa malu untuk melanggarnya juga.
melihat kesalahan kita juga di depan orang. Dengan spontan kita bisa menyadari "oh, saya ternyata salah."
Budaya malu akan membuat kita seperti mengoreksi diri ketika melakukan tindakan yang membuat orang lain marah, kecewa. Maka respon diri kita karena kesalahan tersebut adalah meminta maaf atau berhati-hati untuk selanjutnya.
Okee. Skip dalam dunia pendidikan.
Namun banyak orang dengan semakin bangga menunjukkan dirinya di depan public, bukannya berubah. bahkan orang-orang sudah banyak mengkritik atau memberi argument bahwa dirinya membuat mereka seperti greget.
Hmmm.....