Mohon tunggu...
Febri Erizka
Febri Erizka Mohon Tunggu... Wiraswasta - Fight to be a fighter

Dream Pray Do

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kerja, Biaya, dan Kewajiban Anak Pertama

18 Oktober 2020   20:42 Diperbarui: 18 Oktober 2020   20:51 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Surabaya, metropolitan yang  banyak perantau ikut andil di seluk beluk kotanya . Kisahnya cukup lama untuk seorang perantau wanita tangguh satu ini , Arin Andhini Ardiy namanya, imut mungil perawakanya tapi semangat membaranya yang buat saya sebagai customer terheran-heran .

Karena saya bekerja sebagai customer service forwading yaang tentunya banyak berhubungan dengan shipping shipping Internasional. Mba Arin biasa saya panggil pekerjaannya sebagai sales executive di salah satu shipping internasinal Cosco Shipping Line Surabaya Branch . 

Lahir dan besar di LA alias di Lamongan dan lulusan dari Universitas Brawijaya Malang memulai karir sebagai perantau di Surabaya sejak tahun 2010 sampai saat ini 2020 sudah kurang lebih 10 tahun menjadi perantau cukup fantastis bukan ? hehehehe . Oiya,menurutnya merantau adalah salah satu jalan untuk menjadikan pribadi yang lebih mandiri. 

Yang menjadikan ia terus bersemangat menjadi perantau adalah keluarga. Sebelum menyandang jabatan sebagai sales executive, dia menjadi customer service terlebih dahulu ibarat pepatah kalau mau menjadi seorang yang besar harus mengawali dari yang kecil dulu . 

Hidupnya sebagai perantau sangatlah sederhana karena sebagaian dari upah yang di terima di gunakan untuk keluarga dan adik-adiknya ya begitulah anak pertama harus bisa menyanggupi beban keluarga . 

Di Surabaya ia ngekos, menurutnya hidup sendiri sebagai seorang perantau lebih memprioritaskan kebutuhan pokok dan menabung untuk hari kelak . Biaya hidup di Surabaya tidaklah sedikit, tapi tergantung bagaimana mengatur dan meminimalisir pengeluaran yang kurang prioritas contoh : Foya-foya beli barang2 yang tidak terpakai dan tidak tau gunanya apa. 

Biaya hidupnya 1 bulan berkisar 3 juta sudah include dengan bensin mobilnya bayar kos dan makannya . Pasti bagi sebagaian seseorang banyak bertanya "kan dia upahnya belum lagi komisinya banyak kenapa cuma sekian biaya hidupnya ? " kembali lagi pada keluarga yang ia prioritaskan dan ia juga mebiayai 2 adiknya yang kuliah yang kemungkinan  lebih banyak biayanya dibandingkan biaya hidup Mba Arin ini.Mulia bukan ? 

tentu iya, tidak semua seorang yang sudah besar mau berjuang dan menyekolahkan adiknya sampai pergruruan tinggi swasta yang sesuai dengan keinginan adiknya. Semua kembali pada niat baik pribadi maisng-masing. Kondisi pandemi saat ini membuatnya tidak boleh keluar kota termasuk pulang kampung menemui keluraga tercintanya yang tentu sangatlah di rindukannya .Y

a, mau bagaimana di balik kerinduan ada aturan perusahaan yang tidak mengizinkan . Mau tidak mau ya harus mengikuti aturan demi memenuhi tanggung jawab sebagai anak pertama yang tentunya tulang harus sekuat baja menurutnya. Ia juga tidak segan-segan mengajak customernya untuk meetup atau sekedar sapa by phone sekalian tanya shipmet hehehehe. Mba Arin ini juga sering memotivasi saya karena menurutnya umur saya tidak jauh beda dengan adiknya.  

Dia juga berusaha yang terbaik untuk customer misal ketidaktersediaan space kapal untuk booking dadakan info dasi customer service,  tapi dia selalu bilang sudah coba dulu mba nanti aku usahain . Nah, dari situ saya mengerti kalau yang namanya mencoba itu penting soal hasil adalah belakang karena terkadag hasil adalah bonus hehehehe. 

Disitu dia mengusahakan yang terbaik utnuk customerr yang selalu support dia . Disaat dia lagi down terkadang hanya customer yang membuat semagatnyaa yang kembali membara . Dan menurutnya, customer adalaha belahan jiwa untuk mendapatnkan target dan pundi- pundi rupiah . Sekian ya dari sedikit wawancara yang ada next lanjut lagi semangat , jangan lupa bersyukur . Monggo di baca semoga bisa menjadi motivasi dan inspirasi . Terima kasih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun