Mohon tunggu...
FEBIYANTI EKALESTARI
FEBIYANTI EKALESTARI Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

mahasiswa pendidikan ipa universitas pancasakti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bencana dan Tragedi di Tahun 2021 Menurut Kacamata Sains

8 Juli 2021   11:31 Diperbarui: 8 Juli 2021   11:38 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita ketahui di indonesia banyak sekali bencana dan trageni yang mengenaskan terjadi di awal tahun tahun 2021, indonesia sering kali menjadi langganan bencana alam mulai dari tsunami, tanah longsor, banjir, gunung meletus, angin topan dan masih banyak lagi bencana alam yang sering meninpa negeri ini

Selain faktor dari manusia itu sendiri, letak geografis indonesia yang negara kepulauan dan terletak di pertemuan lempeng tektonik diantaranya lempeng benua australia, lempeng benua asia, lempeng samudra pasifik dan lempeng samudra hindia. Ditambah indonesia mempunyai dua musim yaitu musim panas dan musim hujan.

Di awal tahun negeri kita disambut dengan musim hujan yang sangat ekstrem sehingga menyebabkan banjir dimana mana diantaranya banjir di kepulauan bangka belitung dengan ketinggian banjir mencapai 50 sampai 100 centimeter yang menyebabkan 900 rumah terendam banjir dan melumpuhkan seluruh aktifitas masyarakat yang terkena, yang banjir yang paling parah terjadi di nusa tenggara timur banjir ini terjadi pada minggu 4 april 2021 yang mengakibatkan rusaknya semua fasilitas umum dan berdampak kepada 2.655 jiwa banjir ini di kerenakan adanya badai tropis seroja menurut ilmu sains badai tropis ialah siklon dengan radius dan skala yang sangat besar, radiusnya mencapai 200 km yang terbentuk di atas lautan luas ditambah angin yang sangat kencang dengan kecepatan angin mencapai 34 knot itulah yang menyebabkan banjit di nusa tenggara timur sangat dahsyat dan menyebabkan kelumpuan wilayah.

Selain banjir yang sangat dahsyat negeri kita belum lepas dari pendemi covid 19, pendemi ini berlangsung sangat lama sehingga melumpuhkan aktivitas seluruh masyarakat dunia di luar, pendemi ini berasal dari  wuhan, virus ini menyebabkan kita kehilangan indra penciuman, sesak nafas, deman dan pusing. Di indonesia penularan covid 19 berlangsung sangat cepat menurut data yang ada terdapat 2,26 juta kasus, 1,92 sembuh dan 60.027 meninggal dunia, bukan hanya di indonesia saja yang terkena pandemi tetapi seluruh dunia juga kesulitan untuk menangani virus ini dan sampai sekarang belum di temukannya obat dari kasus covid 19 hanya vaksin saja yang baru diluncurkan oleh pemerintah, akibat dari pendemi covid 19 ini sangat dahsyat bagi masyrakat mulai dari pengguran dimana mana, kesulitan mencari bahan makanan, mahalnya kebutuhan medis terjadnya penutupan massal sarana umum mulai dari sekola, kantor, tempat ibadah, tempat rekreasi, dan bandara.

Dan yang paling viral adalah jatuhnya pesawat sriwijaya Air SJ 182 jatuh pada tanggal 9 januari 2021 di kepulauan seribu dengan rute jakarta pontianak, sabab jatuhnya pesawat berawal dari ketinggian 8.150 dengan dimulainya tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri mengalami kemunduran sedangkan yang kanan tetap hal ini yang menyebabkan kondisi badan pesawat sriwijaya tidak stabil dan hilang kontak setelah 4 menit lepas landas dari bandara soekarna hatta, pada tragedi ini menyebabkan 62 orang meninggal diantaranya 56 penumpang dan 6 kru pesawat
Dan tragedi selanjutnya ada hilangnya kapal selam KRI Nanggala 402, kapal selam ini diproduksi pada tahun 1978 buatan jerman dengan mesin model diesel listrik tipe U 209 dan pertama kali ditunjukan di indonesia pada 5 oktober 1981 pada acara peringatan 36 tahun TNI, dan di resmikan oleh menteri pertahanan dan keamanan dan pada tanggal 21 april 2021 saat latihan di utara perairan bali kapal selam nanggala 402 mengalami hilang kontak dan dinyatakan tenggelam yang menggurkan 53 prajurit awak kapal, KRI Nanggala di perkirakan tenggelam di kedalaman 838 di bawah permukaan air laut, sebelumnya kapal selam KRI Nanggala 402 sempat mengalami turun mesin pada tahun 2012 dan di perbaiki oleh DSMI korea selatan  dan kejadian tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 menarik simpati negara lain, banyak negara yang menawarkan bantuan untuk mencari keberadaan nanggala 402 di antaranya singapura dengan mengirimkan kapal penyelamat kapal selam MV Swift Rescue, malaysia dengan mengirimkan MV Mega Bakti, india mengirimkan Deep Submerged Rescue Vessel selain dari negara tetangga, australia juga ikut siap membantu jika di butuhkan dan amerika serikat siap untuk membantu dalam evakuasi nanggala 402

Selain tragedi yang sangat mengejutkan di tahun 2021 juga terjadi kebakaran hutan yang sangat luas, seperti yang kita hutan di indonesia merupakan pemasok udara di dunia atau sering disebut sebagai paru paru dunia, hutan di indonesia merupaka hutan dengan terbesar ketiga di dunia dengan luas lebih dari 93 juta hektar penyebab kebakaran hutan di indonesia ialah karena faktor cuaca pada musim kemarau panjang biasanya banyak terjadi kebakaran hutan dan pada musin hujan biasanya terjadi sambaran petir selain faktor alam kebakaran hutan juga terjadi karena faktor manusia yang dengan sengaja membakar hutan untuk pembukan lahan perkebunan. Kebakaran hutan di indonesia sering terjadi di daerah pekan baru,riau dan sumatra kebakaran ini menyebabkan kabut asap yang sangat tebal sehingga menganggu sistem pernafasan selain itu juga dapat menganggu jarak pandang kita.


Daftar pustaka


Basuki, D. A., Hasibuan, M. S., & Yusmiarti, K. (2016).
Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Geografis Berbasis WEB Mitigasi Bencana Alam ( SIMiCA ) di Provinsi Lampung, (November 2013).
BNPB. (2018). Versi Indonesia

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Retrieved January 27, 2019
 
Hidayat, B. (2014). Memahami Bencana Banjir di Kota Padang dengan Content Analysis Artikel Berita (Understanding Flood in Padang City with Researchgate, (August 2014).

Hidayat, R. C., Jamaludin, I., & Mubarok, H. (2015). Sistem Informasi Geografis (Sig) Daerah Rawan Longsor Di Kabupaten Tasikmalaya Berbasis Web.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun