Tim Pengabdian Masyarakat Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) bekerja sama dengan SMAN 12 Semarang menyelenggarakan Pelatihan penguatan implementasi kurikulum merdeka melalui pembelajaran interaktif berpusat pada siswa. Kegiatan ini bagian pengembangan kompetensi Pedagogik, yaitu menyelenggarakan dan mengembangkan kegiatan pembelajaran.
Pelatihan berlangsung selama 3 hari, yaitu 15-17) Juli 2024, dengan diikuti oleh 20 guru SMAN 12 Semarang. Dalam sambutannya, Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum SMAN 12 Semarang, Bapak Dwi Muh Fajar Basuki, M.Pd., menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan meningkatkan mutu sekolah. Sebenarnya capaian rapor mutu pada aspek proses secara umum sudah sangat baik, namun demikian pada indicator kualitas pembelajaran, meskipun telah menunjukkan capaian baik, tetapi masih perlu upaya untuk meningkatkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa akar masalah terkait kualitas pembelajaran dibutuhkan pengembangan dalam implementasi metode pembelajaran yang interaktif dan inovatif..
Lebih lanjut disampaikan “melalui pelatihan ini, ibu bapak guru diharapkan mampu mengembangakan dan melaksanakan pembelajaran yang interaktif, pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga relevan dengan kurikulum Merdeka, pembelajaran yang berkeadilan dan memberikan kesempatan yang sama, nyaman, dan dan menghargai pendapat maupun mendukung pembelajaran selaras dengan tugas pokok dan fungsi guru,” jelas Bapak Dwi.
Pada sesi akhir pelatihan, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Universitas PGRI Semarang, Bapak Sumarno, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Endah Wardani, M.Pd., atas kesempatan yang diberikan sehingga terjalin kerjasama antara UPGRIS dan SMAN 12 Semarang.
“Dengan adanya pelatihan ini diharapkan ibu bapak guru lebih mampu melakukan pembelajaran berpusata pada siswa yang interaktif, dengan dukungan lingkungan belajar yang menjamin terpenuhi konidisi sosial emosional bagi siswa dalam belajar. Interaksi yang terjadi diharapkan menciptakan pengalaman bagi siswa untuk terbiasa dengan adanya perbedaan, melihat persoalan secara holistic dari berbagai sudut pandang, sehinga terbentuk pribadi-pribadi yang memiliki empatik yang tinggi.,” ucap Bapak Sumarno.
Salah satu peserta pelatihan, Drs. Mustakim merasa senang dan berterimakasih atas kesempatan dapat mengikuti pelatihan. Menurutnya, pelatihan pembelajaran interaktif, mampu diharapkan memberi bekal menciptakan praktik pembelajaran yang memfasilitasi mengelola perilaku inklusif dan tidak diskriminatif, memotivasi murid, dan membantu murid membangun pengetahuan baru, mewujudkan pendidikan yang berpusat pada peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H