Â
Abstrak
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting bagi daerah-daerah di Indonesia untuk memilih pemimpin yang dapat membawa perubahan positif. Dalam beberapa tahun terakhir, strategi kampanye mengalami pergeseran besar dengan berkembangnya teknologi digital. Artikel ini menganalisis kampanye yang dilakukan pasangan calon Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe dalam Pilkada Kota Bekasi, khususnya dalam memanfaatkan Instagram untuk menarik dukungan pemilih. Ditemukan bahwa media sosial, terutama Instagram, memiliki potensi yang besar dalam menyebarluaskan pesan politik secara cepat dan efektif. Meskipun media tradisional tetap relevan bagi beberapa segmen masyarakat, media digital telah menjadi platform utama dalam menjangkau pemilih muda. Dengan konten yang lebih personal dan interaktif, Instagram memungkinkan komunikasi politik yang lebih efektif dan dekat dengan masyarakat. Artikel ini juga membahas pentingnya perpaduan antara media luring dan daring untuk menciptakan kampanye yang lebih efektif, serta peran interaksi dua arah dalam membangun hubungan positif dengan pemilih. Melalui analisis ini, disimpulkan bahwa efektivitas kampanye politik di era digital tidak hanya ditentukan oleh jumlah pengikut, tetapi juga oleh kualitas interaksi yang berhasil dibangun dengan audiens.
Kata Kunci: Pilkada, kampanye politik, komunikasi politik, media sosial, Instagram, efektivitas kampanye, media digital.
PENDAHULUAN
Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah merupakan momen penting bagi setiap daerah di Indonesia untuk memilih pemimpin lokal yang diharapkan dapat membawa perubahan positif. Setiap pasangan calon (Paslon) berupaya keras untuk mempengaruhi masyarakat melalui kampanye yang menarik dan tepat sasaran, menggunakan berbagai strategi komunikasi. Dalam beberapa tahun terakhir, tren kampanye mengalami perubahan besar, terutama dengan munculnya media digital. Pada Pilkada Kota Bekasi, pasangan calon seperti Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe mengkombinasikan strategi kampanye luring (offline) dan daring (online) untuk meraih suara masyarakat, terutama karena pengaruh media sosial yang semakin mendominasi (Putra, 2020).
Artikel ini akan menganalisis hasil sementara kampanye Paslon Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe di Pilkada Kota Bekasi, dengan fokus pada efektivitas penggunaan media yang mereka gunakan. Seiring waktu, media kampanye mengalami transformasi yang signifikan. Pada awalnya, media tradisional seperti baliho, spanduk, dan pertemuan langsung menjadi pilihan utama. Namun, dengan kemajuan teknologi, kampanye digital kini menjadi salah satu senjata utama, terutama dalam menjangkau pemilih muda (Kurniawan, 2021).
Perkembangan strategi kampanye di Indonesia sejalan dengan semakin luasnya akses informasi masyarakat dan peran media yang kian beragam. Tidak hanya media tradisional, kini kampanye di Indonesia mulai didominasi oleh kehadiran media digital yang memungkinkan calon pemimpin lebih dekat dengan masyarakat, terutama kelompok muda. Media sosial, misalnya, telah bertransformasi menjadi platform utama untuk komunikasi politik, mulai dari Instagram, Facebook, Twitter, hingga YouTube, yang kini kerap digunakan oleh Paslon untuk menyebarkan informasi, program, serta menjalin interaksi langsung dengan masyarakat. Sebuah studi menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dalam kampanye efektif meningkatkan kesadaran pemilih, mengingat platform ini memungkinkan informasi menyebar dengan cepat dan luas (Hidayat, 2015).
Selain media sosial, kehadiran media daring (online) yang lebih interaktif dan menyasar berbagai segmen masyarakat memberikan peluang bagi Paslon untuk merancang kampanye yang lebih terarah. Pilkada 2024 menjadi periode krusial di mana Paslon seperti Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe diharapkan tidak hanya menguasai aspek kampanye luring tetapi juga memanfaatkan teknologi komunikasi secara optimal. Seperti yang dijelaskan oleh Kurniawan (2021), media digital memberikan keunggulan kompetitif bagi Paslon, terutama untuk menjangkau pemilih muda yang lebih responsif terhadap informasi daring. Di sisi lain, media luring, seperti pertemuan langsung dan kegiatan sosial, masih menjadi cara efektif untuk menjangkau pemilih yang kurang akrab dengan teknologi atau yang tinggal di daerah dengan akses internet terbatas. Dengan begitu, perpaduan kedua media ini menjadi penting dalam meraih dukungan yang lebih luas.
Salah satu aspek utama dalam kampanye digital adalah kemampuan untuk merancang pesan-pesan yang mudah diingat dan diterima oleh masyarakat. Penelitian oleh Rahmawati (2020) menyatakan bahwa selama Pilkada 2020, pesan kampanye yang disampaikan melalui media sosial cenderung lebih efektif karena dapat menyesuaikan dengan format konten yang disukai masyarakat, seperti video singkat atau infografis yang lebih mudah dicerna. Dalam konteks Pilkada Kota Bekasi, pasangan Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe perlu memperhatikan cara menyampaikan pesan agar bisa menjangkau berbagai segmen masyarakat dengan konten yang informatif, namun tetap ringan dan mudah dipahami.
Dalam analisis terhadap efektivitas kampanye Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe, tidak dapat diabaikan bahwa media luring tetap memiliki kekuatan tersendiri dalam membangun kedekatan emosional dengan pemilih. Kampanye luring, seperti kegiatan sosial, pertemuan langsung, atau acara sosialisasi, dapat menciptakan ikatan yang lebih personal antara calon dengan pemilihnya. Dalam konteks Pilkada Kota Bekasi, kegiatan seperti dialog warga, kunjungan ke pasar tradisional, dan bakti sosial masih menjadi metode ampuh untuk menunjukkan komitmen Paslon terhadap masyarakat (Ihsan, 2023). Selain itu, kegiatan-kegiatan semacam ini juga memperlihatkan sisi empati dan kepekaan calon terhadap kebutuhan riil masyarakat, yang merupakan aspek penting dalam membangun citra positif.