Mohon tunggu...
Febby El Qyaan
Febby El Qyaan Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Halo teman-teman, kenalin aku febby. Aku punya akun ig gabut namanya @skynscenery kalau mau mampir silahkan yak..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN UIN Walisongo Kelompok 43 Ikut Serta dalam Pembangunan Taman Ecobrick di Dinas Lingkungan Hidup Semarang

18 November 2021   07:11 Diperbarui: 18 November 2021   07:15 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Mahasiswa KKN UIN Walisongo sedang membuat kursi taman menggunakan ecobrick dan campuran tanah liat bersama pelatih ecobrick Kak Eko Gustini W.P."/dokpri

Selama ini sampah plastik hanya dipandang sebelah mata dan dibiarkan hingga terjadi pencemaran lingkungan. Nah, kali ini sampah plastik bisa jadi suatu karya yang bernilai dan bisa dimanfaatkan untuk fasilitas umum. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang menggandeng PT. Marimas, Bank Sampah Kota Semarang, Proklim Purwokeling, Saka Kalpataru dan Mahasiswa KKN RDR 77 UIN Walisongo Semarang untuk membuat beberapa kursi dan pot dari bahan utama ecobrick, Sabtu (09/10/2021).

Ecobrick merupakan hasil olahan sampah plastik yang dimasukkan kedalam botol plastik bekas dengan kepadatan tertentu yang memiliki nilai guna dan dapat dibuat menjadi kursi, meja, dan masih banyak lagi. 

Pembuatan ecobrick juga ada tekniknya, sebab jika asal membuat dan tidak sesuai dengan ketentuan hasilnya akan cepat rusak dan tidak bagus. Sampah plastik dan botol bekas harus benar-benar bersih dan kering sebelum dimasukkan kedalam botol bekas. Hal itu untuk menghindari pertumbuhan bakteri dalam sampah plastik.

"Ecobrick juga tidak boleh sembarangan ditempatkan diluar ruangan, harus ada pelindung dari sinar matahari agar tidak terpapar langsung. Soalnya, plastik mengandung dioksin atau racun yang berbahaya. Nanti tidak jadi ramah lingkungan malah meracuni lingkungan" tutur Kak Eko.

Kursi dan pot di taman ecobrick ini berbahan utama ecobrick dan campuran khusus tanah liat. Fungsi campuran tanah liat disini yaitu sebagai pengganti semen, sedangkan peran ecobrick sebagai pengganti batu bata. Campuran tanah liat juga tidak sembarangan dakam membuatnya.

"Campuran tanah liat terdiri atas tanah liat yang sudah diuji dan memenuhi standar, kotoran kerbau atau gajah, jerami dan air. Mengaduknya tidak memaikai alat, melainkan memakai kaki agar lebih tercampur rata dan ramah lingkungan. Setelah bahan-bahan tadi dicampur kemudian di bentuk bulat-bulat agar lebih padat. Hasilnya bangunan menjadi lebih kokoh dan tidak mudah retak" jelas Kak Eko.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Sapto Adi Sugihartono mengungkapkan bahwa dalam pembangunan taman ecobrick ini membutuhkan 20.000 buah ecobrick yang dibuat oleh masyarakat dan komunitas Kota Semarang. 

"Setiap botolnya berisi 250 gram sampah plastik. Jika dikalikan dengan 20.000 tadi, kita berarti sudah menyelamatkan bumi dan mengurangi sampah plastik sebanyak 5 ton" pungkas Pak Sapto.

Sementara itu, mahasiswa KKN RDR 77 Kelompok 43 UIN Walisongo Semarang mengikuti proses mulai dari membuat campuran tanah liat, membuat bangunan kursi dan pot, hingga finishing di taman ecobrick ini selama dua hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun