Setiap budaya memiliki kekayaan dan ciri khas masing-masing, masyarakat suku Nias juga mempunyai sebuah tarian sebagai salah satu tanda dalam sistem sosial dan perkembangan kebudayan. Tarian itu dinamakan tarian Maena dan dilakukan pada setiap acara adat, khususnya upacara perkawinan yang dihadiri oleh banyak orang. Maena adalah tarian budaya yang melibatkan banyak peserta. Hampir semua orang Nias mampu melakukan jenis tarian ini karena mudah dipelajari dan memiliki pola gerakan yang sederhana.
Maena adalah produk budaya  Nias sebagai tanda wacana dengan kandungan bentuk dan makna simbolik. Maena bukan hanya tarian belaka. Selain menjadi alat literasi yang kuat, Maena juga menjadi sebuah identitas dalam struktur budaya suku Nias yang melekat dalam cara hidup bermasyarakat, yang membawa pesan-pesan moral untuk tujuan edukasi dan transformasi paradigma di satu sisi serta kritik sosial pada sisi lainnya.
Didalam budaya nias biasanya meana sering dilakukan di dalam upacara perkawinan misalnya, baik pihak mempelai laki-laki mapun pihak mempelai perempuan akan menampilkan tarian terbaik secara bergantian. Maena tergolong ke dalam jenis tarian kolosal karena keterlibatan massa dalam jumlah yang sangat besar ini menjadi salah satu tujuan Maena itu sendiri. Semakin banyak orang yang terlibat di dalam upacara adat maka peluang untuk melibatkan orang di dalam tarian Maena semakin besar. Maena memenuhi tanda sebagai sebuah signifying order yang diterima masyarakat yang dalam kacamata semiotika mengandung unsur ekspresif dan emotif.
Didalam tarian maena Kadang kala di sela tarian muncul teriakan dari salah seorang peserta Maena yang disebut manguhug dengan hli. Teriakan tersebut kemudian disambut oleh seluruh peserta Maena dengan mengatakan huuuuu. Tujuan hli adalah untuk memberi semangat kepada seluruh peserta dan memperlihatkan kekompakan atau representasi akan adanya persatuan. Juga merupakan aba-aba bahwa Maena akan segera dimulai sehingga peserta diminta bersiapsiap.Â
Diakhir tarian, manguhug menjadi penutup Maena. Maena mengandung makna melalui syair yang dilagukan oleh Santi Maena (pemimpin lagu). Melalui lagu-lagu tersebut, pesan-pesan moral dan edukasi disampaikan kepada publik. Syair dan lagu tersebut dapat juga berupa pantun atau kiasan untuk menyindir perilaku. Namun pada umumnya, syair memaparkan kritik sosial atau ekspresi sukacita atas pesta yang sedang berlangsung.
contoh dari salah satu syair Maena Nias yang menceritakan perjuangan orang tua untuk membesarkan anaknya hingga anak tersebut dilepas untuk memasuki kehidupannya yang baru dalam pernikahan (Halawa, 2000).
Si numana zatua fna ba wondrorog
ononia me ide'ide ba hadia zul da'Â
Pesan utama yang ingin disampaikan melalui syair adalah narasi penderitaan orang tua dan perjuangan yang berat di dalam membesarkan perempuan-nya sejak kecil hingga dewasa, dan sesaat lagi akan berpisah dengan orang tua, karena akan diboyong ke rumah mempelai laki-laki yang kini menjadi "pemilik" perempuan tersebut. Syair tersebut mengingatkan sang anak, dan siapapun yang pernah menjadi anak, yang dibesarkan orang tua, untuk tetap memelihara rasa hormat dan kecintaan sekalipun pada satu titik memulai jalan hidup yang baru dan dengan berkeluarga. Teks tersebut merupakan syair refrain yang dibawakan oleh seluruh peserta Maena.Â
Adapun bait-bait lainnya berisi nasehat dan pesan-pesan moral dibawakan oleh pemimpin lagu. Polanya bait- refrain. Demikian terus diulang hingga seluruh bait selesai dinyanyikan
Tarian maena ini tidak berkaitan dengan ritus keagamaan dan sistem religi, kearifan lokal ini dapat dikembangkan menjadi alat edukasi non formal karena sifat tarian ini yang edukatif. Dapat dikembangkan menjadi sebuah kurikulum sosial di tengah masyarakat yang dipraktikkan secara rutin baik di lingkup pendidikan, perkantoran, adat dan diseluruh segmen masyakat luas. Terlebih jika dikaitkan dengan fungsinya sebagai kearifan lokal yang dibangun dan berakar dari tradisi oral, Maena memiliki fungsi sosial untuk melakukan kritik. Tidak mungkin bersifat hoax sebagaimana kritik yang selalu muncul di dalam media online. Sehingga Maena dapat dipikirkan menjadi alternatif dalam hal menyampaikan refleksi, kritik dan teguran kepada masyarakat luas tanpa menciptakan gejolak.Â