Stoicism adalah sebuah filosofi hidup yang berasal dari Yunani Kuno, dirumuskan oleh Zeno dari Citium pada abad ke-3 SM. Meski telah berusia ribuan tahun, ajaran ini tetap relevan di era modern untuk membantu kita menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Stoicism mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak berasal dari kekayaan, status, atau hal-hal materi, melainkan dari cara kita merespons peristiwa. Filosofi ini menekankan pentingnya fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, menerima dengan tenang apa yang tidak dapat diubah, dan menjalani hidup dengan kebajikan. Kebajikan tersebut meliputi kebijaksanaan, keberanian, pengendalian diri, dan keadilan.
Di dunia yang penuh ketidakpastian, Stoicism menjadi panduan yang membangun ketahanan mental. Filosofi ini mengajarkan kita untuk menerima segala peristiwa sebagai bagian dari kehidupan melalui konsep amor fati, mencintai takdir. Alih-alih mengeluh, Stoicism mendorong kita untuk mencari pelajaran di balik setiap kesulitan. Dengan fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, seperti pikiran, tindakan, dan sikap, filosofi ini juga membantu mengurangi kecemasan dan stres yang sering kali berasal dari hal-hal di luar kendali kita.
Stoicism sangat relevan dalam kehidupan modern, terutama bagi generasi muda yang menghadapi tantangan unik seperti tekanan media sosial dan ketidakstabilan global. Misalnya, dalam menghadapi perasaan FOMO (Fear of Missing Out) yang kerap dipicu oleh media sosial, Stoicism mengingatkan bahwa kebahagiaan tidak datang dari mengejar apa yang dimiliki orang lain, melainkan dari rasa syukur atas apa yang sudah kita miliki. Praktik refleksi harian yang diajarkan Stoics, seperti mengulas tindakan dan pikiran, juga meningkatkan kesadaran diri dan membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik.
Memulai perjalanan dengan Stoicism tidak memerlukan perubahan besar. Cukup dengan menerapkan prinsip sederhana seperti merenungkan hal-hal baik yang terjadi setiap hari, memfokuskan energi pada hal-hal yang dapat diubah, dan belajar menerima apa yang berada di luar kendali kita. Karya klasik seperti Meditations karya Marcus Aurelius, Letters from a Stoic oleh Seneca, dan Enchiridion oleh Epictetus adalah langkah awal yang baik untuk mendalami filosofi ini.
Stoicism bukan hanya tentang belajar filsafat, tetapi juga tentang menerapkan kebijaksanaan untuk hidup yang lebih baik. Dengan prinsip-prinsipnya, kita tidak hanya mampu menghadapi tantangan hidup dengan tenang, tetapi juga menemukan makna sejati dalam setiap perjalanan. Sebagaimana kata Marcus Aurelius, "You have power over your mind -- not outside events. Realize this, and you will find strength."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H