Pagi itu, seperti biasa kantin Sekolah dipenuhi oleh anak-anak yang antri sarapan pagi. Meskipun usia saya lebih dari 2 x lipat usia mereka, tanpa rasa sungkan, saya bergabung dengan kerumunan anak kecil dan ABG tersebut. Namun, melihat jam masuk kelas sudah mepet, akhirnya saya memilih mundur dan membiarkan si ibu melayani anak-anak itu terlebih dulu.
Saya duduk dan mengamati bagaimana anak-anak memanggil-manggil si Ibu.
"Bu, aku es teh."
Anak lainnya," Bu, ini uangku kembali seribu."
Anak yang berikutnya," Bu, aku nugget dua."
Si ibu melayani anak-anak dengan sabar. Dan yang membuatku heran, adalah dia hafal hampir semua nama anak yang jajan di situ.
"Es teh Dian? Pagi-pagi kok minum es? Mbok ngga usah pake es?" begitu kata si Ibu kepada anak yang membeli es teh.
" Apa Adit? Kembali seribu? Ya, bentar ya... Tak selesaikan ini dulu," jawaban sabar itu dia berikan buat anak yang lain. Aku tersenyum dan menikmati hiruk-pikuk tersebut.
Setelah kantin agak sepi, aku berdiri mendekat lemari makanan. Dan... Yess.... aku menemukan gorengan kesukaanku yang sudah lama aku tidak memakannya. Rolade daun singkong.
Tidak terasa saya menghabiskan tiga buah rolade beserta sepiring nasi sayur masakan si ibu.
"Bu, ini enak. Saya habis 3 lho," lapor saya pada si Ibu.