Mohon tunggu...
febbyumrotulfarika
febbyumrotulfarika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya bisa karna saya berusaha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

nilai nilai yang terkadung dalam setiap sila pancasila

7 Desember 2024   20:17 Diperbarui: 7 Desember 2024   20:31 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

     Setiap sila Pancasila pada dasarnya mengandung nilai-nilai universal yang relevan untuk diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sila pertama mengakui eksistensi Tuhan Yang Maha Esa sebagai dasar spiritual, sedangkan sila kelima menekankan pentingnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai ini tidak hanya berfungsi sebagai pedoman dalam politik negara, tetapi juga sebagai acuan moral dan etika bagi warga negara dalam aktivitas sehari-hari..

       Di tengah era globalisasi dan kemajuan yang cepat, tantangan dalam penerapan nilai-nilai Pancasila semakin rumit. Beragam pengaruh dari luar, seperti modernisasi, perubahan sosial, dan arus informasi yang deras, sering kali mempengaruhi cara pandang dan penilaian terhadap nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan upaya penguatan dan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

       Oleh karena itu, artikel ini akan menguraikan nilai-nilai Pancasila dan relevansinya dalam konteks saat ini.  Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila adalah sebagai berikut :

1. Ketuhanan yang maha esa (religius)

Sila pertama Pancasila menegaskan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-nilai sakral ini menunjukkan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak untuk mengamalkan, memiliki, dan menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama mereka tanpa adanya paksaan atau diskriminasi di antara pemeluk agama yang berbeda. Hal ini juga mencerminkan pengakuan masyarakat Indonesia terhadap keberadaan Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai-nilai tersebut menegaskan bahwa Indonesia adalah bangsa yang religius, bukan bangsa yang atheis. Selain itu, negara Indonesia berkomitmen untuk melindungi kebebasan setiap warga negara dalam menjalankan agama dan beribadah sesuai dengan keyakinan masing-masing. Prinsip keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa mengandung nilai bahwa suatu bangsa yang sejahtera, sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, seharusnya berusaha mencapai tujuan kemanusiaan. Oleh karena itu, segala hal yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyelenggaraan suatu bangsa, termasuk moralitas nasional, etika penyelenggara negara, politik nasional, pemerintahan, peraturan perundang-undangan domestik, serta kebebasan dan hak asasi warga negara, harus berlandaskan pada nilai-nilai yang diajarkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. 

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab (Moralitas)

 Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mencerminkan kesadaran akan sikap serta tindakan yang sejalan dengan prinsip moral dalam kehidupan sehari-hari, yang berlandaskan pada tuntutan hati nurani. Setiap individu memiliki kemampuan untuk menjadi manusia yang utuh dan beradab. Prinsip kemanusiaan mengandung nilai bahwa negara berkewajiban untuk melindungi harkat dan martabat manusia sebagai individu yang beradab. Sila kedua Pancasila mencerminkan nilai pengakuan moral terhadap perilaku dan tindakan manusia yang berlandaskan norma serta budaya, baik terhadap diri sendiri, sesama makhluk, maupun lingkungan. Perwujudan nilai-nilai tersebut tampak dalam sikap kerukunan, toleransi, dan perdamaian, yang mendorong semangat untuk membangun masyarakat dan kehidupan di alam semesta demi mencapai kebahagiaan melalui usaha yang berkelanjutan.

3. Persatuan Indonesia (Kebangsaan)

Nilai-nilai persatuan Indonesia mencakup pentingnya usaha untuk mencapai kesatuan bangsa secara menyeluruh, yang dapat menumbuhkan semangat nasionalisme dalam satu entitas, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia yang bersatu sangat menghargai dan mengakui keragaman yang ada di dalam masyarakatnya. Setiap warga negara Indonesia diharapkan dapat membangun rasa tidak aman terhadap tanah air dan bersedia berkorban jika diperlukan demi kepentingan bangsa dan negara. Sifat manusia, baik dalam konteks individu maupun sebagai bagian dari masyarakat, memiliki sifat yang bersifat satu dimensi . Meskipun terdapat variasi pengaruh dari negara masing-masing, semua elemen tersebut disatukan oleh semboyan "Bhinneka Tunggal Ika".

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

Sebagai makhluk sosial, manusia berinteraksi dengan individu lain, di mana dalam hubungan tersebut sering kali terdapat tujuan dan kepentingan yang serupa serta saling menghargai. Prinsip Rakyat merupakan aspirasi utama bangsa Indonesia untuk bangkit di era modern dan mengoptimalkan potensinya. Dengan demikian, negara ini mampu mengelola dirinya sendiri di tengah gejolak besar, mencapai transformasi dan kebangkitan, serta tidak akan pernah terjebak dalam ketidakberdayaan. Kebijaksanaan Merujuk pada kondisi sosial di mana masyarakat berpikir secara kolektif dan lebih tinggi sebagai sebuah bangsa, terlepas dari pemikiran yang sempit yang didasarkan pada kelompok atau aliran tertentu. Warga negara adalah elemen paling mendasar dalam suatu bangsa. Sebuah bangsa yang terbentuk oleh rakyat, untuk rakyat, dan demi kepentingan rakyat, di mana kekuatan utama bangsa berasal dari rakyat itu sendiri. Perintah keempat mengandung nilai-nilai demokrasi yang perlu diterapkan dalam kehidupan berbangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun