17 April 2019 adalah momen dimana seluruh masyarakat Indonesia baru saja melalui pesta demokrasi yang aman dan damai. Kita ketahui bahwa pada tanggal tersebut masyarakat tengah antusias memberikan hak suaranya dalam mencoblos calon-calon yang didukungnya, baik dari Calon Presiden/Wakil Presiden, Calon Legislatif DPR RI, DPD RI, dan DPRD tingkat kabupaten/kota. Tentu dalam proses pesta demokrasi tersebut akan menjadi suatu harapan besar bagi seluruh masyarakat Indonesia terhadap calon-calon yang dijagokannya, dimana sebagian besar masyarakat pun berharap akan terdapat perubahan yang lebih baik lagi.
Kita ketahui bersama, bahwa meskipun ada perbedaan pandangan terhadap calon pilihannya, semua akan menjadi satu kesamaan tujuan, yang dimana tujuan tersebut demi tercapainya kesejahteraan rakyat indonesia, indonesia adil, makmur serta demi indonesia aman dan damai. Namun didalam kerukunan, kemananan, dan kedamaian yang tercipta saat ini ditengah masyarakat pasca pemilu, ada saja kelompok teroris yang ingin mencoba mengoyak keutuhan masyarakat indonesia dengan berencana akan melakukan aksi teror bom pada saat Komisi Pemilihan Umum mengumumkan hasil perhitungan suara secara resmi pada tanggal 22 Mei 2019.
Dengan kesigapan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Polri telah menangkap 11 tersangka terduga teroris dari beberapa wilayah yang berbeda, dikutip dari BBC News 17 Mei 2019, mendapatkan keterangan dari Kepala Divisi Humas Polri, Irjen M Iqbal, mengatakan sebanyak 11 tersangka yang ditangkap merupakan anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD), yang disebut punya kaitan dengan kelompok ISIS. "Dari 11 tersangka ini, sembilan tersangka merupakan anggota aktif JAD yang telah mengikuti pelatihan paramiliter di dalam negeri dan dilanjutkan ke Suriah. Dua tersangka, deportan, hijrah ke Suriah belajar membuat bom asap di Aleppo.
Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan dirinya bisa memahami jika ada pihak-pihak yang ingin melancarkan aksi teror ketika Indonesia menggelar tahapan pemilu. "Bagi mereka pemilu dan demokrasi merupakan kekufuran ... siapa saja yang melakukannya disebut kafir. (Saat) pemilu, kampanye, debat, mereka mungkin akan lakukan serangan, termasuk (saat pengumuman hasil) penghitungan suara 22 Mei. "Mereka akan memanfaatkannya sebagai sebuah momen menyerang polisi dari jarak dekat yang tentunya akan mengorbankan nyawa demonstran dan tentunya ini sudah mereka rencanakan. (BBC News 17 Mei 2019).
Bila mencermati dari apa yang telah disampaikan pengamat teroris Al Caidar, dapat dipahami bersama bahwa para pelaku teroris tidak lagi berpikir tentang pendukungan suatu calon baik dari salah satu pendukungan capres/ cawapres, dan ataupun pileg, melainkan tujuan mereka adalah ingin mengacaukan pesta demokrasi indonesia yang sudah berjalan aman, damai dengan berencana meledakan bom pada saat Komisi Pemilihan Umum mengumumkan hasil perhitungan suara secara resmi pada tanggal 22 Mei 2019.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol M Iqbal mengatakan bahwa pelaku tindak pidana terorisme betul-betul memanfaatkan momentum pesta demokrasi, dari video yang diputar dan berisi pengakuan tersangka, didapati sebuah pengakuan mengejutkan bahwa akan "merencanakan amaliah jihad pada 22 Mei pada saat pengumuman penghitungan suara pemilu dengan cara melemparkan bom di kerumunan massa". Pria itu menyebut "pemilu merupakan kesyirikan, mulai dari penyelenggara hingga peserta pemilu." Karenanya, dia mengimbau agar massa tidak berkumpul saat KPU mengumumkan hasil penghitungan suara Pemilu 2019. "Kepolisian Negara Republik Indonesia mengimbau agar pada beberapa tahapan yang akan datang, terutama pada tanggal 22 Mei, kami mengimbau tidak ada kumpulan massa. Ini akan rawan aksi teror, bom, dan senjata-senjata lain. (BBC News 17 Mei 2019)
Maka dalam hal ini baik bagi kita masyarakat indonesia untuk dapat menerima dan mengikuti himbauan kepolisian untuk tidak membuat kumpulan massa di Komisi Pemilihan Umum. Dapat kita pahami, bahwa tentunya himbauan tersebut berlaku bagi seluruh masyarakat dan keseluruhan para pendukung pasangan calon yang diusungnya.
Dengan telah ditangkapnya 11 tersangka terduga teroris oleh Kepolisian maka kita sebagai masyarakat indonesia patut bersyukur dan berterima kasih kepada Kepolisian bahwa setidaknya rencana jahat teroris ingin meledakan bom pada tanggal 22 Mei telah terdekteksi, digagalkan dengan cepat, tepat, sigap. Serta tentunya dengan kesigapan Kepolisian telah menangkap tersangka terduga teroris, maka sejatinya sudah banyak nyawa masyarakat indonesia terselamatkan dari rencana jahat pelaku teror. Akan tetapi kita pun sebagai masyarakat harus tetap memiliki kewaspadaan yang tinggi dan mempercayakan sepenuhnya kepada Kepolisian untuk dapat menangkap sampai keakarnya seluruh pelaku teror.
Sebab, menurut pengamat teroris Al Chaidar, mengungkapkan bahwa kewaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan, karena upaya penangkapan yang dilakukan polisi sejauh ini mencakup orang-orang yang berada di dalam struktur JAD. "Kita belum bisa mengetahui siapa yang lone wolf dan orang-orang yang berada di luar struktur organisasi yang menggunakan metoda telekomunikasi lainnya yang tidak terdeteksi polisi. Mereka yang belum terdeteksi oleh polisi menggunakan jaringan telekomunikasi selain whatsapp dan telegram. Mereka bisa berkomunikasi lewat game online, mereka berkomunikasi antara satu sama lainnya. (BBC News 17 Mei 2019)
Maka dalam hal ini kita sebagai warga negara yang baik alangkah eloknya jelang memasuki tanggal 22 Mei, kita dapat mengikuti himbauan Kepolisian secara baik demi keamanan dan keselamatan diri kita sendiri, serta tidak perlu membuat kumpulan massa disekitaran KPU, melainkan sejatinya sebagai warga yang cinta akan keutuhan NKRI, sebaiknya kita mendoakan bagi seluruh aparat keamanan yang bertugas baik dari TNI dan POLRI senantiasa diberikan perlindungan Tuhan Yang Maha Esa, agar selama dalam proses pengamanan khususnya di KPU tidak terjadi hal yang diinginkan, seperti hal yang telah direncakan oleh para teroris.
Febby H Ramadhan
"KETUA UMUM BADAN PIMPINAN PUSAT FORUM PEMUDA PEDULI KAMTIBMAS (BPP FP2KAM)"
Sumber ;
https://www.bbc.com/indonesia/amp/indonesia-48304880