*Febby Litta (No. 90)*
Hari ini aku bangun pagi-pagi sekali, baru pukul 5 lebih sedikit. Luar biasa! bisa dibilang ini prestasi. Tahu nggak kenapa hari ini aku bangun pagi? nggak perlu mikir jawabannya. Aku nggak tega kalau kamu harus mikir berat nyari jawaban pertanyaanku tadi. Nanti jidatmu mengkerut, rambut meluruh dan badan kurus, bisa-bisa diomeli emakmu disangka aku menganiaya dirimu. Jadi karena aku hari ini baik hati, sedang bahagia, sejahtera nan sentosa, secara masih tanggal dua, aku kasih tahu jawabannya.
Hari ini aku bangun pagi-pagi karena harus sarapan pagi. Itu penting sekali apalagi karena hari ini kerjaku bakal sangat berat yaitu menjadi pengawas ujian tengah semester. Itu tugas berat lhoh, serius! jangan ketawa. Sebagai pengawas kamu harus dandan secantik mungkin, rapi, wangi, dan segar biar anak-anak pikirannya juga segar lihat pengawasnya yang segar begitu. Ditambah kamu harus menahan dengan sekuat tenaga si kantuk yang pasti akan datang merayumu untuk memejamkan mata. Rayuannya maut, lebih dari pada rayuanmu. Sering aku nyaris tergoda oleh rayuannya, tapi karena aku lebih suka kamu jadi aku bisa bertahan dari rayuan mautnya.
Ngomong-ngomong tentang rayuan, jika aku ingat-ingat, aku lupa-lupa ingat kapan terakhir kali kamu merayu aku. Atau jangan-jangan memang tidak pernah? surem kalau memang nggak pernah. Pernah nggak sih? jawab ya, pake telepati saja biar jadi rahasia kita berdua.
Tahu nggak? Sejak kenal kamu, aku mulai bertanya-tanya tentang apa itu cinta. Tanya ke kiri dan ke kanan, tidak ada jawaban. Tanya ke depan dan ke belakang, tidak ada yang tahu. Karena memang aku sedang sendirian di kamar. Oleh karena itu, aku langsung pergi keluar kamar, menuju ke kamar tengah dimana ada orang disana. Yaitu Emakku tersayang yang lagi duduk nggak manis di depan TV.
“Emak, cinta itu apa?” tanyaku tanpa basa basi.
