“Sudah aku bilang dia dikuasai setan. Lihat bahkan dia sudah bisa mengelabuimu hingga kau bisa melepaskan ikatannya. Setan itu makin kuat menguasainya. Dia bisa berubah-ubah setiap waktu. Lihat sudah berapa ayam kita yang dia cabik-cabik. Lihat! Bodoh sekali kau!”
Byuuuurrr... kepalaku diguyur air lagi. Aku megap-megap, menggerakkan badanku, berusaha berlari tapi dua tanganku dipegang kuat dari belakang entah oleh siapa tak bisa aku lihat.
“Sudah Paman, sudaahh... Sesak, dingin... Anna kedinginan... Sakitt...” kataku tergagap ketika ember demi ember air terus diguyurkan ke atas kepalaku.
“Diam kau anak setan!” hardiknya geram tak mempedulikan isak tangisku.
Laki-laki itu terus mengguyurkan air tanpa ampun. Membuat kepalaku semakin berat, sakit.
“Mama.. Mama dimana..... Mama bilang Mama akan tetap disini bersamaku” lirih aku mencari-cari Mama yang tadi kurasa memelukku sebelum tertidur.
“Ikat kembali dia di gudang, dan jangan pernah lepaskan lagi. Apapun yang terjadi! jangan lagi gunakan tali! Pasung saja dengan kayu!”
Sempat aku dengar perintah laki-laki itu sebelum semuanya menjadi gelap.
***
Seorang perempuan dengan seragam abu-abu muda tampak sedang tidur nyenyak di atas sebuah ranjang. Penampakkannya saja terlihat tidur nyenyak, padahal aku tahu persis perempuan itu baru saja sengaja ditidurkan agar tenang. Rambut perempuan itu berantakan seperti berhari-hari tidak disisir, lingkaran hitam terlihat jelas menghias matanya. Meskipun begitu, semua kekacauan itu tak mampu menghapus gurat kecantikan di wajahnya.
Anna. Anna Kalashnikov. Perempuanku. Aku menarik sebuah kursi ke samping ranjangnya. Kuraih tangan kecil Anna, menggenggamnya lembut, takut akan menyakiti dan membangunkannya. Terlihat sekali berat badannya turun drastis selama di sini.