Â
   Pendidikan anak usia dini adalah  lembaga pendidikan untuk anak yang memiliki umur pada rentan 3-6 tahun yang bertujuan untuk mendorong tumbuh kembang anak  dengan berfokus pada pengembangan kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini  memiliki konsep bermain sambil belajar hal ini dikarenakan dunia anak adalah dunia bermain sehingga anak dapat mengembangkan kemampuan motorik kasar maupun motorik halusnya dalam kegiatan pembelajaran.
     Setiap anak memiliki karakteritik yang berbeda seperti minat, bakat, ingatan dan emosi. Ada anak yang cepat tanggap saat diberikan sebuah pelajaran dan ada juga yang lambat dalam menangkap suatu informasi yang di dapat. Hal ini yang menjadi dasar bahwa setiap anak memiliki cara belajar dan kemampuan atau skill yang berbeda-beda. Seperti pepatah yang dikatakan Hamzah B.Uno bahwa beda ladang beda pula ikannya, beda orang berbeda pula gaya belajarnya. Dari peribahasa tersebut dapat diartikan bahwa tidak semua anak saat kegiatan pembelajaran memiliki gaya belajar yang dapat diseragamkan.
     Gaya belajar adalah cara seseorang dalam mengingat dan  mengelola suatu informasi yang akan digunakan untuk belajar (Nafi’ah, 2021). Seorang guru perlu mengetahui gaya belajar siswa agar dapat menyesuaikan gaya pembelajaran yang efektif untuk diterapkan pada masing-masing siswa. Begitupun pentingnya mengetahui gaya belajar pada anak usia dini. Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda seperti ada yang dengan memperhatikan gurunya, ada yang hanya dengan mendengarkan penjelasan guru, dan ada yang menyukai pembelajaran dengan praktik langsung. Gaya belajar anak dapat dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan. Menurut (Wahyuni, 2022) gaya belajar anak usia dini terdiri dari 3 tipe gaya belajar yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar kinestetik.
1. Gaya Belajar Visual
    Gaya belajar visual adalah gaya belajar anak yang  memiliki ciri utama yaitu belajar dengan menggunakan kemampuan indra mata. Anak yang menggunakan gaya belajar ini  lebih mudah mengingat pelajaran yang berbentuk gambar, bahasa tubuh atau ekspresi gurunya, dan pembelajarn dengan video. Anak lebih menonjol pada kemampuan visualnya dikarenakan di dalam otak cenderung lebih banyak memproses informasi berupa apa yang dilihat anak (visual) daripada informasi dalam bentuk instruksi verbal. Ciri-ciri gaya belajar visual yaitu :
a. Teliti terhadap detail
b. Sulit untuk berbicara secara langsung
c. Memiliki sensitivas terhadap warna yang kuat
d. Kesulitan dalam memahami bahasa
e. Dominan mengingat pembelajaran yang dilihat daripada yang didengar
f. Tidak gampang terganggu oleh kebisingan
2. Gaya Belajar Auditori
   Gaya belajar auditori adalah gaya belajar yang mengandalkan pada indera pendengaran sebagai alat utama untuk menangkap suatu informasi. Siswa yang memiliki gaya belajar auditori dapat mengingat suatu informasi dengan mendengarkan suara guru saat pembelajaran, diskusi dengan teman, kaset audio dan melalui media musik atau video yang memiliki suara. Menurut yunsirno anak dengan gaya belajar ini lebih dominan berfokus pada apa yang didengar sehingga tidak membutuhkan kontak mata untuk memperhatikan pembicaraan. Ciri-ciri gaya belajar auditori yaitu:
a. Kesulitan dalam menulis
b. Sangat terganggu dengan kebisingan
c. Senang membaca dengan lantang
d, Menyukai musik
e. Pandai mengeja daripada menuliskannya
f. Berbicara dengan pola berirama
3. Gaya Belajat Kinestetik
   Gaya belajar kinestetik adalah kemampuan anak dalam menyentuh, membongkar-pasang, dan melakukannya sendiri dalam pembelajaran praktik langsung. Anak yang memiliki gaya belajar kinestetik biasanya lebih menyukai kegiatan yang dapat menggerakkan anggota tubuhnya daripada hanya diam memperhatikan. Anak akan berusaha bergerak menjangkau sesuatu yang menurutnya menarik perhatian. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik yaitu :
a. Tangannya selalu aktif
b. Sulit memahami sesuatu yang bersifat abstrak
c. Tidak dapat duduk diam
d. Belajar melalui praktik langsung
e. Suka mengeskpresikan dengan gerakan
f. Anak lebih suka menyentuh saat melihat suatu benda
Mengapa Harus Memahami Gaya belajar Anak Usia Dini ?
    Sangat penting bagi guru dan orangtua untuk dapat mengetahui gaya belajar yang tepat dan efektif untuk para peserta didik. Karena gaya belajar anak usia dini dapat berpengaruh terhadap hasil belajar anak dan dengan  mengetahui gaya belajar yang dimiliki oleh anak dapat digunakan sebagai acuan guru atau orangtua untuk mengajarkan pelajaran yang diterapakan sesuai dengan gaya belajar anak.. Seperti contoh jika anak dengan gaya belajar visual dihadapkan dengan pembelajaran praktik maka anak akan sulit dalam mengingat pembelajaran karena anak hanya dapat menangkap suatu informasi dengan melihat media visual. Saat anak dirumah maupun di sekolah
Referensi :
Kurniawan, Andri., dkk. (2023). Pendidikan Anak Usia Dini. Sumatera Barat :PT. Global Eksekutif Teknologi.
Nafi’ah, Q. N. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar Untuk Anak Usia Dini Era Pandemi. Prosiding Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif Era Covid 19, 15–22. https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/paudhi/article/download/879/634
Aamaliyah, R,. I. (2019). Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Aqidah Akhlak Siswa MTS Darul Falah Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung. Skripsi. UIN Satu Tulungagung.
Wahyuni, I. (2022). Analisis Kemampuan Literasi Numerasi Berdasarkan Gaya Belajar pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(6), 5840–5849. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i6.3202
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H