Mohon tunggu...
Ayuk
Ayuk Mohon Tunggu... Freelancer - Anak Gadis Ayah

lahir di palembang, tanggal 5 Februari 1998

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menemukan Cinta Sejatimu di Sini!

7 November 2021   15:39 Diperbarui: 7 November 2021   15:42 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta pertama dalam hidup akan selalu ada dan pasti ada. Banyak yang mengira cinta pertama adalah cinta yang didapat seseorang saat berada di usia remaja yang diperoleh dari kekasih hati. It's not false but it's not really true. Bagiku cinta pertama adalah cinta yang diberi oleh keluarga. Cinta yang tidak bisa didapatkan dari orang lain. Cinta yang begitu mengikat hingga diakhirat.

 Yaaa.... anak perempuan yang lahir dari setiap kelurga pasti merasakan kehadiran cinta pertama itu ada ketika ia mulai hidup di dalam rahim sang ibu. Lalu siapa yang menjadi cinta pertama dia? Dia adalah orang yang kita panggil "AYAH". Sosok laki-laki yang "katanya" peran ini bisa dimainkan oleh seorang ibu, tetapi menurutku jiwa seorang ayah tidak ada yang bisa memainkannya. Ayah tetaplah ayah, dan ibu tetaplah ibu. 

Menurut Austin, Profesor dari Kentucky University Amerika Serikat mengatakan bahwa rasa ketidakamanan seorang anak perempuan akan berkurang jika dihadirkan dengan peran ayah yang selalu ada untuknya, peran yang aktif membangun kepercayaan diri seorang anak perempuan. 

Bermain dengan anak perempuan, perduli terhadap perasaan anak perempuannya hanya akan ada di dalam peran seorang ayah. Hal ini merupakan pekerjaan yang sulit untuk dilakukan hingga anak berusia dewasa. Tapi, ini jalan yang harus disyukuri. Untuk menempuhnya sang ayah harus memiliki ketulusan dalam melakukan perannya.

Bercerita sosok ayah, saya dianugerahkan Tuhan seorang "AYAH" yang telah menyatu jiwanya dengan saya. Demikian hal ini sering terjadi, ketika rasa sedih datang menghantui yang saya cari adalah ayah, ketika perjalanan yang berat saya lewati yang saya dapati adalah ayah, ketika ada orang jahat mengganggu saya yang melindungi adalah ayah, ketika saya sedang rapuh yang menguatkan adalah ayah. Kata ayah, semua masalah yang saya lalui adalah sebuah proses yang Tuhan beri untuk membuat saya menjadi pribadi yang lebih dewasa dan tangguh untuk menghadapi dunia.

Hingga suatu hari seorang teman pernah bertanya kepada saya, bagaimana sosok "AYAH" dimatamu?, lantas saya tidak langsung menjawab, ada rasa yang harus saya pikirkan untuk dijelaskan. Rasa yang tidak semua orang tahu dan rasa yang tidak ada tanding. Kemudian sejenak saya flashback masa lalu saya saat masih kecil. Ohh.... begitu indah cinta kasih yang diberikan. Dari sini saya teringat dengan sebuah istilah, "JIWA dan RAGA". Disitu saya mulai menjawab pertanyaan teman saya dengan perlahan.

"kamu pernah mendengar istilah jiwa dan raga bukan? Jika pernah inilah kiasan orang tua bagiku. Ayah adalah Jiwaku, dan ibu adalah ragaku. Ayah adalah cinta mati yang tidak bisa dibandingkan dengan siapapun. Sekalipun kelak ada seorang kekasih yang menemani hidupku, tapi ruang cintaku untuk ayah sungguh besar dan tidak akan pernah hilang. Kadang sering muncul fikiran jahat yang mempertanyakan bagaimana jika nanti ayah sudah tidak bersamaku lagi?, ohh untuk sekadar membayangkannyapun aku tak sanggup, aku merasa sebagian jiwaku akan hilang, dan mentalku akan terganggu. 

Aku bisa menjadi orang yang paling frustasi di dunia ini. Bukan karena aku lebay, tetapi bagiku tujuan hidupku adalah ayah. Lalu ibu adalah ragaku, tanpanya aku akan menjadi manusia lumpuh dan tidak berdaya. Ibu adalah motivasiku dan ayah adalah semangatku. Maka dari itu merekalah jiwa dan ragaku. Kadar cinta untuk mereka akan selalu sama dan tidak pernah berubah."

Dengan sigap teman saya memberikan tissue kepada saya untuk menghapus titisan air mata yang keluar. Itulah yang dirasakan seorang anak perempuan yang tumbuh dari sosok dan peran orang tua yang begitu aktif dalam kehidupannya. Sambil bercerita saya mulai menitiskan air mata. Jauh dirantau kini membuat saya merasa sangat rindu akan mereka. Bukan karena mereka selalu bersikap manis dan lembut, tetapi karena tanpa mereka hidupku terasa hampa.

Terimakasih ibu atas pengorbananmu dalam hidupku........

Terimasih ayah atas perjuanganmu dalam hidupku..........

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun