Mohon tunggu...
Febbyanti Agustina Eka Putri
Febbyanti Agustina Eka Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri Palangkaraya

Artikel ini semua tentang yang dipelajari dari bangku perkuliahan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengetahui Struktur dan Kebutuhan Pembiayaan pada Bank Syariah

6 Juni 2023   16:18 Diperbarui: 7 Juni 2023   20:10 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, teman-teman online ku.

Pada artikel kali ini kita sama-sama belajar mengenai struktur dan kebutuhan pembiayaan di bank syariah. mari kita belajar bersama yukkk

 Jenis Aktiva Perusahaan
Perusahaan merupakan salah satu target pembiayan Bank Syariah. Sebelum perusahaan memperoleh pembiayaan dari Bank Syari'ah, Bank Syari'ah sebagai pemberi pembiyaan melakukan analisis terhadap aktiva perusahaan.

Aktiva suatu perusahaan secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Aktiva tetap (Fixed Assets) adalah aset tidak dipakai/bergerak yang tidak dikonsumsi selama siklus produksi dan merupakan investasi jangka panjang bagi perusahaan.
2. Aktiva Lancar Permanen (Current Assets) Aktiva lancar adalah sekumpulan aktiva lancar yang harus dipelihara untuk kelancaran operasi bisnis secara normal.
3. Aktiva Lancar Fluktuatif (fluctuative Current Asset) adalah modal kerja yang kebutuhannya tidak pasti tetapi terus berfluktuasi karena sesuai perkembangan permintaan.

Apa aja sih rasio keuangan itu? jawabannya yaitu :


1. Rasio lancar/current ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek atau utang dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. yang dihitung dengan membandingkan semua aset lancar perusahaan dengan kewajiban lancarnya.
2. Quick ratio adalah rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek atau utang jangka pendeknya dengan aset perusahaan yang paling likuid.
3.EBITDA Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi. EBITDA mencerminkan arus kas dari operasi komersial.
4. Equity (Modal)adalah besarnya hak atau kepentingan pemilik atau perusahaan atas kekayaan perusahaan. Jika anda mengingat persamaan akuntansi, diketahui bahwa sisi kiri digunakan sebagai penanda aset, sedangkan sisi kanan ialah hutang dan ekuitas.
5. Dalam bahasa Indonesia, EBIT diartikan sebagai laba sebelum bunga dan pajak.Pada umumnya perhitungan tersebut digunakan untuk mengukur pendapatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan ketelitian saat menghitung menggunakan laporan laba rugi perusahaan.
6. Return on asset (ROA) adalah ukuran kemampuan aset perusahaan dalam menghasilkan laba bersih. Perhitungan ROA adalah laba bersih dibagi rata-rata total aset selama dua periode tertentu.
7. Profit atau margin keuntungan adalah ukuran profitabilitas yang dihitung dengan membandingkan laba setelah bunga dan pajak dengan penjualan. Margin keuntungan menunjukkan keuntungan yang dihasilkan dari penjualan. Laba ini biasanya dinyatakan sebagai laba bersih dan laba kotor.
8Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah istilah akuntansi keuangan dan pajak. Harga pokok penjualan dapat dipahami sebagai total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi selama suatu periode. Komponen yang termasuk dalam HPP antara lain: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
9. Def hisi Day Of Inventury(DOI) Perhitungan DOI didasarkan pada perbandingan antara persediaan barang dengan penjualan rata-rata pada periode tertentu.Perhitungan DOI yang akurat akan sangat membantu manajemen dalam mengambil keputusan mengenai total nilai inventory.
10. Selling, general, and administrative atau dalam bahasa indonesianya   Beban Penjualan, Umum dan Administrasi adalah semua beban yang mencakup semua biaya yang tidak berhubungan dengan produksi yang dikeluarkan Perusahaan selama periode tertentu.
11. Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio utang terhadap ekuitas. Lebih khusus lagi, rasio utang adalah rasio keuangan yang membandingkan jumlah utang dengan ekuitas.Oleh karena itu, jumlah hutang dan ekuitas perusahaan harus dalam proporsi yang wajar.
12. Working Capital Turnover( WCTO)  adalah aktivitas yang mengukur hubungan antara penjualan dan total modal kerja  rata-rata.

adapun Kreteria Penentuan Kebutuhan Pembiayaan

Kriteria persyaratan pembiayaan merupakan faktor-faktor yang digunakan bank untuk menentukan perlu tidaknya tambahan dana untuk menjalankan usahanya. Kriteria ini meliputi pertumbuhan usaha, perluasan usaha, peningkatan modal kerja, penggantian aset usang, keadaan darurat, peningkatan kualitas, dan perubahan kebijakan pemerintah. Bank dapat menggunakan kriteria ini untuk memutuskan jenis pembiayaan yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis anda.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kebutuhan pembiayaan sangat penting bagi bank, karena membantu mereka menghindari risiko kekkurangan dana atau hutang yang berlebihan. Bank juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti risiko keuangan, pengembalian investasi dan potensi pertumbuhan bisnis di masa depan ketika menentukan kebutuhan pendanaan. Bank dapat memilih dari berbagai jenis pembiayaan tergantung pada kebutuhan bisnisnya, seperti ekuitas, pinjaman bank, dan pembiayaan investor. Setiap jenis pembiayaan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh karena itu, sebelum memilih jenis pembiayaan yang tepat, bank perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti suku bunga, jangka waktu, persyaratan pembayaran, dan ketersediaan dana. Bank juga wajib melakukan analisis risiko dan proyeksi keuangan selama proses pembiayaan. keputusan sehingga mereka dapat mengantisipasi potensi manfaat dan risiko dari setiap opsi pembiayaan. Dengan mempertimbangkan secara cermat kriteria yang digunakan untuk menentukan kebutuhan pendanaan, bank dapat mengambil keputusan pembiayaann yang tepat dan memastikan kelangsungan usaha hingga ke masa yang akan datang.

Dengan struktur pendanaan yang tepat, bank dapat mengidentifikasi sumber pengembalian yang tepat sekaligus menetapkan jangka waktu pendanaan yang tepat bagi nasabah.Kegagalan untuk menyediakan struktur pembiayaan dapat menyebabkan kekacauan dalam bisnis nasabah.

semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun