Mohon tunggu...
Febby Andillah
Febby Andillah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang Mahasiswa yang lagi semangatnya ingin selalu mencoba hal yang baru. Seseorang yang baru dalam Pembelajaran.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sepenggal Kisah Pagi

28 Maret 2012   16:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:20 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara ayam berkokok berpacu dengan irama alarm HP. Tanda nya udah hampir pagi. Dilihat jam dinding sudah menunjukkan angka 5 di jarum pendek dan angka 10 untuk jarum panjangnya. Dinginnya pagi hari tak menyulutkan mata untuk bangun bermalasan. Ku langsung menuju kamar mandi untuk berwudhu dan Sholat subuh. Kata demi kata dan kalimat demi kalimat dirangkai untuk meminta sesuatu yang diharapkan dari-Nya.

Fajar semakin terbit menyinari jendela kamar seolah ingin menerangi seisi kamar. Kicauan burung-burung dan hembusan angin pagi sungguh membuat pikiran tenang. Udara yang bersih dengan sinar mentari yang menyehatkan. Satu demi satu anak manusia melaksanakan aktivitas seperti biasanya. Berjalan dipinggir jalan dengan langkah yang pasti sambil menyandang tas dan memikul buku. Semuanya seolah berpacu untuk mencapai garis finish di ujung sana.

Pakaian kotor disebuah kantong plastic ngotot ingin diberikan perhatian baginya. Seolah ingin dimandikan bersama “Daia”. Impian pun menjadi nyata dengan busa yang halus dan lembut ibarat diselimuti jaket tebal.

Televisi selalu ingin menyuarakan suaranya di pagi hari. Ingin meberitahukan hal-hal yang baru untuk penonton setianya. Ku nyalakan TV dan terlihatlah bagaimana kerasnya gemelut politik dan gemelut sebuah kebijakan yang di rintis oleh orang-orang terpandang di negeri ini. Betapa kasihan melihat peperangan antara kucing dengan raja Rimba.

Tak terasa semakin lama sehingga teringat pakaian yang berselimut busa ingin menampak kan dirinya melihat matahari yang semakin tinggi. Dentangan jarum jam terus berputar pada porosnya seolah mengingatkan kalau sudah saat nya untuk melanjutkan perjuangan seorang pelajar. Bruuumm,,,bruumm..demikian bunyi mesin yang sudah siap siaga memberikan tanda perlawanan dengan mesin disekitarnya. Suasana ramai tampak di Persimpangan Pasar Baru Limau Manis lengkap dengan satpamnya yang berjaket Hijau Muda.

Siulan Pluit dan erangan bunyi knalpot bagaikan surat dengan perangko saja. Mesin besar bewarna putih bersiap ingin memberikan tumpangan bagi mahasiswa yang lagi duduk di halte. Mahasiswa bergiliran antri sperti mau nonton sebuah konser.

Akhirnya sebuah bangunan yang biasa dibilang markas Zordon pun menampakkan dirinya. Bangunan yang aneh dan bertanduk itu seolah ingin memberikan semua rahasia dan ilmunya kepada ku.

Dengan semangat kaki dilangkahkan ke sebuah local, yang mana seorang Dosen sudah menunggu dari tadi dengan mahasiswanya. Sungguh malu rasanya ternyata diriku terlambat datang dan terlambat mengikuti pelajaran. Walaupun demikian tidak mematahkan semangat ku untuk menggapai cita-cita dan membahagiakan Orang tua.**
Bersambung…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun