Mohon tunggu...
Febbry Army Pratama
Febbry Army Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa dari jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Level Up Literasi Digitalmu: Jadilah Detektif Hoax Handal!

10 November 2024   20:16 Diperbarui: 10 November 2024   20:34 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pernah merasa kayak hidup tanpa gadget itu kayak hidup tanpa udara? Hampir semua hal sekarang serba digital. Mulai dari belanja online, belajar daring, sampai ngobrol sama teman lewat chat. Tapi, sekedar bisa main TikTok atau instagram itu belum cukup lho buat disebut sebagai orang yang melek digital. 

Literasi Digital Itu Apa Sih?

Istilah literasi digital dikemukakan pertama kali oleh Gilster & Watson (1997) sebagai kemampuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber digital. Penggunaan media digital sebagai bentuk literasi digital dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan informasi, awalnya difokuskan pada keterampilan digital dan berawal dari penggunaan  komputer, munculnya internet dan penggunaan media sosiali, telah menyebabkan fokus literasi digital beralih ke perangkat mobile. Literasi digital lebih dari sekedar bisa buka-buka aplikasi. Ini tentang kemampuan kita untuk menggunakan teknologi secara efektif, aman, dan kreatif. Singkatnya, literasi digital adalah kemampuan untuk hidup dan berinteraksi di dunia digital. 

Menurut Kemenkominfo, ada empat pilar yang menjadi bagian dari kerangka kerja pengembangan kurikulum literasi digital, yaitu Digital Skill, Digital Ethics, Digital Safety, dan Digital Culture. Masing-masing diterangkan di bawah ini: 

1. Digital Skill atau kecakapan digital adalah kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. 

2. Digital Ethics atau etika digital adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. 

3. Digital Safety atau kemanan digital adalah kemampuan user (pengguna) dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. 

4. Digital Culture atau budaya digital adalah kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. 

Maka dari itu kemajuan teknologi tidak dapat dipungkiri di masa sekarang ini, kemudahan mengakses segala informasi dapat ditemukan melalui beberapa aplikasi dalam gadget. Akan tetapi, dibalik banyaknya manfaat dari kemajuan teknologi ini, dunia digital juga punya sisi gelap, salah satunya ancaman berita hoax yang bisa masuk kapan saja dan mempengaruhi pemahaman kita tetang realitas serta meningkatkan tingkaat kecemasan dan ketakutan yang tidak rasional. 

Kenapa Hoax Berbahaya? 

Hoax itu kayak virus yang cepat menyebar. Kalau kita tidak hati-hati , bisa-bisa kita ikut menyebarkan berita bohong tanpa sadar. Akibatnya, bisa terjadi perpecahan, kerusuhan, atau bahkan kerugian materi. Serem banget, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun