Mohon tunggu...
Febbie C
Febbie C Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Just call me feb. Oche? ^_~

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mall yang Tumbuh Subur

12 Januari 2012   02:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:00 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Baca kompas.com kemarin disini tentang bakal ada 21 Mall yang akan hadir di Jakarta Tahun ini, rasa sesak menyeruak di dada saat membacanya.
Akan ada 21 mall baru akan hadir di Jakarta?

Kebayang ga siy, Jakarta yang udah sumpek seperti ini akan makin dipenuhi oleh mall-mall yang semakin berjamur di setiap sudut kotanya. Memang masyarakat jakarta sekarang udah hopeless sama hiburan yang merakyat dan alam. Orang dah males jalan2 ke taman (secara ga ada taman) dan jarang mau pergi ke pasar (maunya ke pasar modern atau supermarket)

Terkadang ga bisa disalahin juga masyarakatnya menjadi suka ke mall,
secara paling mudah ya memang ke mall yang hampir ada di setiap sudut kota.
Nah kan.. simalakama

Ok back to pertumbuhan mall yang kayak jamur panu dan kayak kutu yang susah dibrantas...

Dimana resapan air akan diserap? Kl mall yang dari semen semen dan beton akan menutupi tanah?
Kalau ujan dikit akan semakin banjir jakarta.
Dimana kesempatan buat rakyat kecil yang mau usaha dagang di toko2 yang seadanya? kalau semua lahan penjualan diembat sama orang2 kaya yang mampu buka toko di mall?
Katanya, 1 buah mall, membunuh 100 pedagang kecil, dan 1 buah minimarket membunuh 20 pedagang kecil.
Dimana anak-anak bisa bermain yang dekat dengan alam atau lebih sosial atau lebih banyak gerak kalau mainan skrg banyak di mall doank?
Dimana lahan untuk bangun rumah penduduk kalau semua lahan tanah diembat untuk dijadiin mall yang besarnya berkali-kali lipat lapangan bola?
Bukankan mall membuat efek rumah kaca buat bumi ini juga?
Bukankah skrg banyak mall yang kosong melompong juga karena udah kebanyakan mall sehingga investor/pembuka toko di mall jg dah kewalahan .. en masyarakat dah kebanyakan mall?
Adakah penelitian tentang daya beli masyarakat? Ataukan sengaja (ya pastinya) untuk menguras kantong-kantong masyarakat yang sudah bekerja keras setiap harinya.
Sekarang, seseorang kalau ingin membuka usaha toko / warung saja, pasti akan berpikir berkali-kali lipat daripada pendahulunya, karena akankah mereka bertahan di tengah libasan mall yang tumbuh subur.

Knapa lahan-lahan tersebut, tidak dibuat TPA (tempat penitipan anak) aja atau tempat2 yang lebih berguna buat umum seperti taman kota, hutan kota? Knapa bikin tempat yang bikin morotin uang, gimana mo nabung kalo duit lari ke mall mall terus?
bayangin aja, sekali ke mall brp duid yang keluar....

Sighhhh dimana otak pengembangan kota? tata kota?
Bukannya lebih butuh taman dan sekolahan yang bermutu dan sekedar mahal?
Susah bener mo hirup udara segar di Jakarta ini, sudah tak ada udara segar yang bisa kita hirup.. sighhhh
Mana sekarang ini sedang banyak ujan badai, bakal banyak pohon-pohom tumbang dan pohon-pohon yang bakal ditebang sehingga makin berkurang saja paru-paru yang bisa menghidupi kota ini.

So... gimana caranya bisa greenpeace?
Kapan di Jakarta bisa melihat tanaman padi yang menguning?
Akankah kapitalisme akan terus menggerus dan menjajah bangsa ini?
Bagaimana nasib masyarakat kecil yang usahanya dilibas oleh mall-mall dan supermarket?
Bagaimana nasib anak bangsa kita kedepannya?
Sudah adakah yang memikirkan semua ini?
.... dan masih banyak pertanyaan dibenakku dimana...
...tanah ini ditumbuhi oleh pohon-pohon beton...
...(bukan pohon yang hijau dan segar....

'feb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun