Mohon tunggu...
Febbi Shafa
Febbi Shafa Mohon Tunggu... Full Time Blogger - mahasiswa

man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Kita Sering Mengartikan Emosi adalah Marah?

13 Februari 2020   13:05 Diperbarui: 13 Februari 2020   13:07 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lifestyle.okezone.com

"Kamu emosian!" ini adalah kata-kata yang sering kita ucapkan ketika melihat seseorang kerabat, sahabat, ataupun orang lain yang sedang marah sambil meluapkan amarahnya dengan gerakan seperti memukul meja, mengepalkan tangan, merobek kertas dan sebagainya yang dilakukan berulang-ulang. Namun apakah marah tersebut diartikan emosi?

Jawabanya adalah bahwa marah itu termasuk ke dalam emosi bukan diartikan bahwa emosi adalah marah. Karena emosi adalah reaksi sebuah perasaan kepada sesuatu hal. Maka didalam emosi terdapat banyak rekasi diantaranya marah, senang, sedih, takut, terkejut, dan lain-lain. Setiap orang pasti memiliki lebih dari 5 emosi yang berbeda-beda yang salah satunya adalah marah.

Marah memilki bermacam-macam frekuensi antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Apabila manusia bisa mengontrol marahnya maka dirinya tidak akan merasa lelah dengan keadaannya, namun dia akan menjadi orang yang dapat mengendalikan dirinya dari sifat marah menjadi orang yang sabar.

ilustrasi: berita.baca.co.id
ilustrasi: berita.baca.co.id
Marah yang selalu terkontrol akan membuat hidup menjadi tenang dan damai karena tidak terpengaruh dengan hal-hal yang membuat hidupnya menjadi sia-sia karena seringnya marah yang tidak jelas. Maka dalam sifat sabar terdapat pelajaran yang luar biasa bagi seorang manusia  agar menjadi orang yang tawadhu', tidak iri dan tidak sombong terhadap apa yang kita miliki.

Karena dalam sifat iri, sombong, ujub tersebut adalah salah satu faktor orang yang tidak bersyukur dan merusak hati. Kemudian membuat seseorang menjadi pemarah. Sehingga hal ini lah yang disebut orang yang tidak bisa mengkontrol dirinya.

Maka janganlah mengatakan bahwa emosi lebih diartikan marah saja tetapi marah adalah pembagian dari emosi yang banyak sekali macamnya. Masyarakat harus bisa membedakan marah dengan emosi agar tidak terjadi kesalahan pengertian. Karena jika terjadi kesalahan  pengertian maka kata emosi akan selalu diartikan marah yang padahal marah termasuk dari cabang-cabangnya emosi.

Jadi, janganlah kita terlalu banyak marah. Karena marah akan membuat penyakit di tubuh kita. Sebaiknya kita harus bisa mengkontrol marah dengan menjadi orang-orang yang sabar dalam segala urusan. Semoga bermanfaat artikel yang sudah saya tulis bagi para pembaca terutama bagi penulisnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun