Pada saat itu sore hari sekitar pukul 16.00. Banyak orang yang sudah berkumpul untuk mengambil gaji. ADMÂ loading, yang merupakan orang yang membagikan gaji akhirnya tiba. Semua orang dengan antusias dan mata berbinar menatap rakus kumpulan amplop coklat yang dijinjing di dalam tas transparan ADM wanita itu.
Satu persatu nama dipanggil untuk mengambil gaji mereka. Aku dengan sabar menunggu dia manggil namaku. Lalu tiba-tiba kedua temanku di panggil namanya dan mengambil amplop itu.
"Aku duluan yah," pamitnya. Aku mengangguk.
Jam sudah menunjukkan pukul 16.30. Hanya setengah orang yang tersisa, dan aku bertanya-tanya, mengapa namaku belum juga dipanggil?
Sampai semua orang sudah pergi dengan hanya tersisa ADM-nya, dan langit sudah semakin meredup. Aku menatap ADM itu yang belum juga menyebutkan namaku. Dia mendongak dan menatapku mengernyit.
Aku langsung berkata. "Aku belum dapet, Bu."
Dia mengerutkan kening. Lalu dia mencari namaku amplop-amplop yang tersisa. Setelah beberapa detik, dia berkata. "Tidak ada nama kamu."
Senyum di wajahku seketika luntur. Dia bertanya lagi. "Kamu di bagian apa?"
Aku menjawab pertanyaannya. Dan dia mencoba mencari namaku lagi, tapi tetap tidak ada. Kesedihan menyelimuti hatiku.
"Gak ada nama kamu di sini." Wajahnya agak rumit. Seolah meragukanku, apakah aku bekerja di sini?
Rasanya aku ingin menangis. Aku menunggu dia menyebut namaku, tetapi sampai tak satupun orang tersisa, dia tidak memanggil juga.