Mohon tunggu...
fajar dwinugroho
fajar dwinugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

pembelajar masa silam untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Soe Hok Gie: Seorang Aktivis dan Pecinta Alam

21 Desember 2021   18:49 Diperbarui: 21 Desember 2021   18:51 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soe Hok Gie merupakan aktivis pada masa Orde Lama dan masa peralihan Orde Lama ke Orde Baru, beliau lahir pada  17 Desember 1942 dimana pada tahun-tahun tersebut merupakan masa pendudukan Jepang di Indonesia. 

Soe Hok Gie atau biasa dipanggil dengan Gie merupakan mahasiswa Sejarah FSUI dan merupakan pendiri Mapala Universitas Indonesia. 

Dimana Mapala pada tahun tersebut dapat menjadi organisasi yang terlepas dari kepentingan politik dan golongan manapun, seperti diketahui pada tahun-tahun tersebut banyak sekali organisasi mahasiswa yang berafiliasi dengan kepentingan politik dan golongan tertentu sehingga seringkali terjadi situasi yang memanas antar organisasi mahasiswa, namun dengan lahirnya Mapala, Mapala mampu menjadi organisasi yang netral dan menjadi pilihan mahasiswa yang sudah muak dengan urusan politik golongan. 

Gie merupakan simbol dari aktivis sebenarnya, dimana ketika kawan-kawan seperjuangan beliau saat demonstrasi melengserkan Soekarno mulai menjadi pejabat pada masa Orde Baru, Gie malah memilih menjadi orang biasa dan tidak terpikat iming-iming menjadi pejabat beliau memilih menjadi dosen dan tetap mengkritik kebijakan penguasa terutama pada saat penumpasan PKI. 

Bahkan beliau mengkritik kawan-kawanya tersebut dengan mengirimkan paket kosmetik yang bertujuan agar teman-temannya lebih pandai bersolek dihadapan penguasa untuk menjadi seorang yang hipokrit. Soe Hok Gie dikenal oleh masyarakat melalui tulisannya yang sangat berani, tajam dan tidak ada yang ditutup-tutupi. 

Beliau benar-benar pejuang yang tidak tergoda dengan kemewahaan duniawi. Namun ketika usia beliau akan menginjak 27 tahun beliau meninggal dunia ketika mendaki Gunung Semeru bertepatan satu hari sebelum hari ulang tahunnya yaitu pada 16 Desember 1969 beliau meninggal karena menghirup gas beracun ketika akan sampai ke puncak Mahameru. Selain sebagai seorang aktivis pergerakan Gie juga dikenal sebagai seorang pecinta alam maka dari itu beliau ikut mendirikan organisasi Mapala Universitas Indonesia. 

Menurut beliau dengan mendaki gunung kita bisa mengenal masyarakat Indonesia dan budayanya, dengan mendaki gunung kita akan berinteraksi dengan masyarakat setempat dengan begitu kita akan mengetahui kondisi masyarakat yang ada. Hal ini menandakan bahwa beliau tidak hanya semata-mata menjadi aktivis dengan hanya mengkritik kebijakan penguasa yang tidak sesuai dengan apa yang ada dipikirannya, tetapi kritikan beliau juga didasari dengan kondisi masyarakat yang ada pada saat itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun