Di era kemajuan teknologi saat ini, banyak sekali pendapat dan budaya baru yang di serap oleh pengaruh globalisasi. Namun apakah hal tersebut sepenuh nya membawa dampak positif di zaman ini? Globalisasi merupakan proses dimana suatu budaya atau kebiasaan masuk dan tersebar di sebuah negara, dimana hal ini secara lambat laun akan menjadi hal yang biasa di suatu negara, tanpa memperhatikan apakah budaya tersebut memberikan dampak positif maupun negatif.
Seks bebas merupakan salah satu hal yang masuk sebagai dampak negatif dari globalisasi, padahal sejak dahulu, hal seperti ini di anggap sebagai suatu aib di lingkungan sosial yang secara tidak langsung mendapatkan sanksi sosial bahkan bisa sampai ke jalur hukum karena merupakan suatu hal yang menyangkut perzinaan. Dan hal ini juga merupakan hal yang dilarang keras dalam hal beragama. Selain dari perilaku zina, seks bebas juga dapat mengakibatkan penyakit menular yang tidak hanya di tanggung dari 1 pihak saja, namun kedua pihak yang melakukan bahkan bisa tersebar ke pihak lainnya. Salah satu penyakit yang paling rawan adalah HIV/AIDS.
Di lansir dari KEMENKO PMK, " Masih tingginya hubungan seks heteroseksual dan homoseksual secara bebas di kalangan remaja dapat menjadi penyebab utama penyebaran Virus HIV/AIDS di Indonesia. Selain itu, kelompok usia produktif merupakan umur dengan jumlah penderita infeksi HIV terbanyak setiap tahunnya," ujarnya saat membuka Rapat Koordinasi Kebijakan Program Pencegahan Perilaku Berisiko Seks Bebas dan HIV/AIDS Pada Pemuda di Ruang Rapat Hotel Ibis Style Jakarta, Jum'at (16/4). Kalangan remaja merupakan masa dimana banyak orang mencoba untuk mencari jati dirinya dan mulai merasa bebas ber-ekpresi. Namun dimasa ini lah perlu dan penting peran orangtua dan pemerintah untuk terus mencegah kenaikan kasus seperti ini. Mulai dari sistem sosialisasi di tingkat sekolah maupun perkuliahan, dirasa masih sangat sangat diperlukan. Memang hasilnya tidak langsung naik secara signifikan namun hal ini bisa kembali di pertegas melalui peraturan yang berfokus untuk mencegah adanya kasus seks bebas demi menjaga norma dan adab di negara Merah Putih tercinta.
Hal ini bukan saja berfokus untuk memperbaiki kuadrat para generasi yang ada di Indonesia, namun satu sisi hal ini bisa mencegah adanya efek globalisasi yang kedepannya akan di jadikan sebuah standar maupun hal yang biasa. Hal ini sempat terbukti dalam suatu video singkat yang ditampilkan pada akun tiktok @joiway_man beberapa dari mereka terlihat menganggap bahwa hubungan intim sebelum menikah adalah suatu hal yang normal bahkan penting. Jelas sekali bahwa hal ini adalah hal yang salah dan perlu dipertanyakan terhadap pola pikir orang-orang di Indonesia. Dimana sebuah hubungan yang seharusnya dilakukan setelah melakukan pernikahan, justru dijadikan suatu standar agar sebuah hubungan bisa berjalan atau tidak. Bahasa test drive atau yang bisa dikatakan sebagai uji coba juga merupakan hal yang sangat tidak masuk akal dam pola pikir di zaman ini.
Bukankah dengan maju nya teknologi orang-orang seharusnya lebih pandai dan bisa memanfaatkan kelebihan teknolgi untuk hal-hal yang lebih berguna dan bisa membangun negara? Lalu mengapa pola pikir seperti ini bisa muncul? Padahal jelas sekali hal ini juga dilarang dalam norma kesusilaan, hukun dan agama. Perilaku ini adalah salah satu alasan bahwa perlu adanya peraturan yang lebih ketat dan berfokus pada titik permasalahan ini, sehingga budaya asing ini bukan di jadikan hal yang normal atau biasa di Indonesia. Tidak ada hal yang bisa dibenarkan dari hal tersebut, sudah seharusnya kita sebagai orang yang punya akal budi untuk memilah kembali budaya asing yang masuk ke Indonesia. Jangan pernah menerima efek globalisasi tanpa memilah terlebih dahulu, karena hal tersebut bisa saja merubah suatu hal yang di anggap melanggar hukum menjadi suatu hal yang biasa untuk dilakukan apalagi dalam sebuah hubungan yang berada di luar pernikahan resmi atau sah secara hukum maupun agama.
Kita adalah orang yang seharusnya bergerak membrantas pola pikir yang salah seperti itu. Sudah seharusnya kita menentang hal-hal yang bahkan sudah ditentang dalam setiap agama maupun hukum. Bukan hanya dari sekedar mengingatkan orang lain saja, namun dimulai dari diri sendiri, stop normalisasi hal yang salah hanya karena sebuah trend yang berawal dari pemikiran yang salah! Mau dibawa kemana negara ini apabila hal seperti hubungan bebas dianggap biasa untuk dilakukan? Bagaimana masa depan generasi ini nantinya? Sudahkah mereka berfikir sejauh mana dampak dari kebiasaan tersebut? Angka kelahiran akibat hubungan diluar nikah yang meningkat setiap tahunnya namun tidak disertai dengan tanggung jawab dari orangtua yang bisa meningkatkan angka kemiskinan dan menurunkan tigkat kesejahteraan di Indonesia. Sudah saatnya stop pengaruh negatif dan jangan pernah mengatakan tabu dalam pendidikan seks kepada anak-anak sejak dini. Hal ini harus mulai diajarkan step by step untuk menghindari pola pikir yang salah kepada generasi mendatang guna menjaga kualitas generasi emas di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H