Kata orang lain padang lain belalang, lain Bontang lain pula Balikpapan. Pucuk dicinta ulam tiba, siapa sangka pertemuan dengan Arbain Acco sabtu pagi pekan kemarin berlanjut pada tawaran untuk ikut Tour Manggar. Tiba di pintu pertama Manggar sekitar jam 15.50, salaman ... kenalan & alamak bule-bulenya jauh lebih banyak sekitar 20-an orang, sementara pribumi cuma ada sekitar 6 orang, sebut saja Erwin, Arbain, Julak, Firman & 2 lainnya yang kurang ingat namanya. Jam 16.00 teng tanpa pemanasan Kami langsung gowes. Â Seperti tak ada pemanasan, etape juga tak ada untuk jalur sejauh 23 km, dimana on road cuma sejauh 200an meter pada star & finish, kalaupun ada maka istirahat hanya sekedar untuk minum 1 atau 2 menit, lanjut & lanjut lagi. Maka kemudian jarak 23an km ditempuh selama 2 jam 15 menit.
Finish kemudian diisi hanya dengan salaman, beres-beres & lalu pulang ke rumah masing-masing. Habis ! Track yang ditawarkan termasuk lengkap, juga menakjubkan. Ada jalur berpasir halus, kering, hingga becek berjembatan. Juga banyak tanjakan pendek hingga panjang bagai tak berujung, lalu turunan yang meliuk-liuk bak roller coaster. Adukan nafas bersama tarikan otot sungguh tak terperikan lagi. Lepas, biarkan lepas ... roda sepeda kemudian bermain sesukanya. Derit rem, hentakan ban menyentuh tanah menyebrangi lobakan bekas arus air hujan, laju saling berebut membelai arus angin diwajah. Tak jarang tarikan nafas harus dibantu lewat lubang telinga ketika tanjakan mengharu biru menyentuh langit yang mulai temaram, sebentar lagi magrib 'kan datang. Eit ... kata Arbain ;"sangu banyunya jangan buru-buru dihabisin, masih sekitar 5 km lagi, juga masih ada satu tanjakan terakhir, ... setelah downhill baru akan menapak jalan rata berpasir halus, lalu Kita akan keluar dimulut jembatan besar Manggar". Maka kemudian Kami melaju lagi menyambut tanjakan terakhir, meliuk-liuk menuruni bukit antara Manggar - Tritip - Manggar. Adukan adrenalin menyuplai rasa puas tak terkira ketika turunan terakhir berhasil diselesaikan.
Sayangnya seluruh jalur yang dilewati terasa gersang akibat pepohonan yang nyaris ditebangi rata dengan tanah. Meski demikian, jalur ini bila teringat, akan menyebabkan terjadinya penyakit ileran, pengen & pengen lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya