Mohon tunggu...
Febi Megasari
Febi Megasari Mohon Tunggu... -

Writing,music, traveling lover...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hijab atau Jilbab?

24 Agustus 2013   14:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:52 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1377330653325769909

Sudah setahun belakangan ini hijab mulai dikenal luas dan bahkan sudah banyak model dan fashion untuk berhijab tanpa harus bingung bagaimana memadu padankan pakaian. Tapi setelah saya lihat di media sosial IG, hijab sudah tidak lagi dipakai untuk menutup aurat bagi muslimah. Banyak yang berhijab hanya mengikuti trend dan fashion. Saya sampai mencari-cari di internet, menutup aurat yang benar itu seperti apa? Dan bagaimana hukumnya wanita berhijab yang menggunakan make up dan segala bentuk fashion? Saya sendiri seorang muslimah, yang Alhamdulillah sudah berjilbab dari jaman sekolah. Tapi bagi saya dulu jilbab hanya digunakan untuk sekolah saja. Tapi saya benar-benar berjilbab sudah tiga tahun terakhir ini. Saya mengikuti perkembangan fashion muslimah, mulai dari bentuk pakaian, model memakai hijab, sampai tata cara make up. Tapi mungkin karena saya bukan tipe orang yang suka berdandan apalagi fashionista, saya tetap setia dengan model jilbab dari jaman sekolah dahulu. Yaitu mengenakan jilbab segi empat tanpa dimodel sedemikian rupa. Mungkin orang akan melihat gk gaul dan gk fashionable walaupun kerja di perusahaan bonafit. Bagi saya jilbab itu bukanlah sekedar fashion penutup kepala, tapi jilbab adalah kewajiban saya sebagai muslimah. Saya berjilbab, bukan berhijab, Ya, jilbab, karena hijab diartikan sebagai penutup secara umum, sementara jilbab diartikan selendang, atau pakaian lebar yang dipakai wanita untuk menutupi kepada, dada dan bagian belakang tubuhnya. Saya juga masih bertanya-tanya, sebenarnya jilbab yang benar itu seperti apa? Apakah boleh seorang muslimah keluar dengan menggunakan make up yang berlebihan? dan Allah berfirman 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, ….’ [Qs. an-Nûr : 31], tapi entah mengapa masih banyak yang menyalah artikan cara menutup aurat yang benar. Saya sendiri bukan termasuk muslimah yang menggunakan jilbab yang benar, tapi setidaknya saya berusaha untuk memperbaiki tata cara berpakaian saya agar menjadi manusia yang lebih baik lagi. Oia, di sosmed IG pun saya melihat foto-foto hijabers, yang sepertinya selalu memperlihatkan kemewahan. Bukankah dengan menggunakan jilbab itu kita disarankan untuk sederhana dan tidak berlebihan? Karena banyak dari mereka berhijab menggunakan pakaian dan bahkan aksesoris serta gadget mewah dan bermerk. Bagi saya tidak masalah seberapa banyak kekayaan mereka atau seberapa mampu mereka membeli barang-barang mewah tersebut. Tapi Rasulullah mengajarkan umatnya agar tidak berlebihan. Apalagi fashion saat ini, sebut saja jika anda ingin berhijab gaya, tapi harus merogoh kocek dalam untuk bisa membeli barang-barang mewah dan berkelas agar diakui di kehidupan sosial. Dari berbagai sumber, ini yang dimaksud jilbab syar'i : 1. Menutupi seluruh tubuh selain yang dikecualikan (an-Nur : 31) 2. Tidak ketat sehingga menggambarkan bentuk tubuh “Wahai Asma’ ! Sesungguhnya aku memandang buruk perilaku kaum wanita yang memakai pakaian yang dapat menggambarkan tubuhnya…” (Dikeluarkan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah dan Baihaqi) 3. Kainnya Harus Tebal, danTidak Tembus Pandang Sehingga Tidak Nampak Kulit Tubuh. “ Dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat, yaitu : Suatu kaum yang memiliki cambuk, seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk onta yang miring, wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan ini dan ini (jauhnya).” (HR. Muslim) 4. Tidak menyerupai pakaian laki-laki. “Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim dan Ahmad dengan sanad shohih) 5. Tidak menyerupai pakaian wanita kafir. 6. Saat memakai pakaian dan jilbab, itu bisa dipakai sholat kalau tidak menemukan mukena. Melihat saat ini banyaknya wanita berhijab tapi belum tentu syar'i. Mungkin saya sendiri juga harus belajar lebih banyak lagi mengenai hal ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun