Mohon tunggu...
Arif Hidayat
Arif Hidayat Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jejak Tangan-Tangan Kotor di Dunia Pendidikan

14 Juli 2017   20:43 Diperbarui: 14 Juli 2017   20:56 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soal PPKN ujian semester genap untuk siswa MTs kelas VIII, Kamis 18 Mei 2017

 

img-20170322-wa0001-5968cd71d45a2e73dd3a6c22.jpg
img-20170322-wa0001-5968cd71d45a2e73dd3a6c22.jpg
Masih ingat kabar buku PAI bermasalah yang beredar tahun lalu? Pada halaman 78 buku tersebut berisi kutipan; "Apabila ada orang menyembah selain Allah atau non-muslim boleh dibunuh". Ya, kabar. Kami tidak melihat sendiri isi dari buku tersebut.

Namun, hari ini kami menyaksikan ujian Madrasah (UAMBN dan Semester) di daerah ini dikotori oleh soal-soal yang patut dipertanyakan, untuk kedua kalinya dalam satu semester. Keduanya disajikan dalam lembaran soal PPKn. Islam garis keras sweeping gereja yang sedang natalan? Mengislamkan Indonesia? Soal macam apa ini? Buat apa soal semacam ini disajikan? Apa tidak ada opsi lain yang bisa ditawarkan?

Kemungkinannya cuma ada tiga:

1. Pembuatan soal dilakukan dengan tergesa-gesa. Oh, ini bukanlah berita hangat. Sistem pendidikan di negara ini adalah telah menjadi kompetisi bisnis besar yang bernaung di bawah nama 'harum' kurikulum dan kompetensi!

2. Si pembuat soal tidak tahu apa yang dia tulis. Dengan kata lain tidak memenuhi kualifikasi untuk menyentuh bidang ini.

3. Penyusunan soal ini adalah salah satu kanal proyek limbah kotor untuk membanjiri rongga kepala generasi muda Islam -  ingat, ini ujian madrasah! - dengan ide dan cara pikir yang rusak.

Akibat dari ketiga kemungkinan di atas sama saja buruknya; mengorbankan peserta didik! Mereka, limbah kumuh dan kotor sedang berusaha menyusupi setiap celah yang mereka temukan demi melumuri cara pikir generasi muda sedini mungkin; baik dengan terjun langsung, atau memanfaatkan carut-marutnya sistem pendidikan, bahkan lewat exploitasi setiap kekurangan 'manusiawi' dari pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan. Tidak cukup lewat kancah penggorengan berita dan opini di berbagai media massa, mereka langsung menyerang lahan yang paling subur dan vital; peserta didik.

Ini bukanlah racun yang baru ditemukan. Jangan lupa dengan buku-buku buruk yang semenjak dahulu mereka tebar ke sekolah-sekolah. Buku sejarah yang penuh dengan penyelewengan sejarah yang masih beredar dan dipakai sampai hari ini. Belum lagi sekian banyak buku yang sekilas terlihat wajar, namun penuh pesan-pesan busuk yang perlahan membangun opini rusak di kepala peserta didik. Oh, tidak disengaja? Sama saja! Yang jadi korban adalah generasi muda!

Baca juga:

Sekolah Diminta Waspada Buku Sesat

Menteri Anies Tarik Buku Agama Berisi Ajaran Sesat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun