Mohon tunggu...
Faris Bill
Faris Bill Mohon Tunggu... -

warrior fights with their swords, soldier fights with their guns, Blogger fights with their words (Faris Bill)\r\n\r\n\r\nanyway visit my other blog at: lafalofe.blogspot.com (the content is about Computer and written in Indonesia Language) :D

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Paranoid Ditariknya Film asing

20 Februari 2011   13:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:26 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu saya sedang menonton TV dengan mimik muka mengantuk, antara sadar dengan tidak karena saking mengantuknya, saya mendengar seorang presenter berita memberitakan bahwa Film-film asing di Indonesia akan segera ditarik dari peredarannya, saat mendengar berita itu mata saya langsung terbelalak segar dan pikiran saya melayang kemana-mana. pikiran awal saya adalah apakah ini sebuah langkah awal sistematis dari pemerintah untuk melakukan pemblokiran yang bisa mengarah kepada pembredelan untuk mencegah ideologi asing revolusioner masuk dan merasuki generasi negri ini, karena sebagaimana kita tau jika film adalah media paling kuat dan efektif untuk melakukan penetrasi ideologi Namun setelah menyimak berita tersebut lebih dalam, saya menemukan alasannya, ternyata hal itu lebih pada persoalan teknis ekonomis, yaitu pihak agen film asing keberatan dengan adanya biaya bea masuk yang diberlakukan Direktorat Jendral Bea dan Cukai, saat itu juga, setelah saya temukan alasannya saya mengelus dada dan beristighfar karena telah berprasangka buruk kepada pemerintah Seperti lazimnya sebuah pembritaan, berita tsb juga menimbulkan respon yang beragam, ada yang setuju dengan alasan proteksi untuk memberikan ruang lebih luas kepada industri film lokal, serta adapula yang menentang dengan kekhawatiran bisa meredupkan industri bioskop yang nantinya juga bisa berimbas pada industri film lokal bahkan ada juga yang langsung menentang dengan alasan mutu film indonesia masih jauh dari bermutu Ancaman yang halus Oke, saya tidak ingin membahasnya dari sudut pandang perfilman karena saya bukan seorang sineas dan tidak mengerti masalah teknis perfilman, tapi saya ingin membahas dari sudut pandang kekhawatiran masyarakat yang menyesalkan mereka tidak dapat lagi menonton film asing di bioskop Kekhawatiran masyarakat itu sah-sah saja, mengingat bioskop dan film asing merupakan sebuah ranah hiburan alternatif yang cukup efektif menghibur melepas penat dibanding hiburan produksi tanah air (yang beberapa diantaranya justru menambah penat) Tetapi apa mereka tidak sadar jika penarikan film asing itu merupakan sebuah bentuk ancaman tawar-menawar yang dilancarkan kepada negri kita tercinta ini, dengan bahasa yang lebih sederhananya adalah pihak agen film asing kurang sreg dengan kebijakan bea masuk indonesia, lantas mereka keberatan untuk menayangkannya lagi di Indonesia, seharusnya kita sebagai bangsa dengan tegas dan kompak menyatakan "tarik saja, siapa takut?" istilah betawinya itu 'Lo jual gue beli' kalo mereka gak mau jual yah kita jangan merengek-rengek untuk membelinya, bukankah kita masih punya harga diri? Momentum perbaikan film lokal Selain memicu polemik, isu ini juga bisa dimanfaatkan oleh elemen bangsa terkait, bukan untuk menutupi isu yang pernah beredar dan belum selesai, melainkan untuk memperbaiki kualitas film lokal agar sesuai dengan apa yang diharapkan Karena itu, harus ada 'Political will' dari pemerintah untuk memaksa perbaikan kualitas film lokal, misalnya dengan memberikan pajak khusus bagi film-film yang mengandung unsur pornografi atau menggunakan elemen LSF untuk lebih mengetatkan sensor untuk tidak meloloskan unsur pornografi dan aspek tidak mendidik yang parameternya jelas Selain itu harus ada juga itikad baik dari para sineas dan produser film di negri ini untuk memproduksi film yang bisa dibanggakan bukan hanya dari segi keuntungan finansial tetapi film yang rasional dan mendidik serta kita sebagai penonton film, juga harus selektif dengan tidak menonton film-film yang kita rasa bisa merusak moralitas bangsa dalam rangka memberikan punsihment kepada film tak bermutu dan reward kepada film bermutu jika seluruh elemen perfilman bangsa telah bekerja dan memiliki visi yang satu yaitu memajukan industri perfilman tanah air kearah yang kualitatif, bukan tidak mungkin diwaktu yang akan datang akan muncul Indonesiawood sebagai pesaing berat Hollywood dan Bollywood, hehehehe........

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun