Mohon tunggu...
Febby Diah
Febby Diah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Legenda Danau Lipan (Kalimantan Timur)

15 Februari 2016   19:47 Diperbarui: 15 Februari 2016   20:36 2035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Danau Lipan terletak di kecamatan Muara Kaman, tepatnya kurang lebih 120 km dari Tenggarong, Kalimantan Timur arah hulu. Berbeda pada danau umumnya, Danau Lipan bukanlah tempat kumpulan air melainkan sebuah padang yang luas dan ditumbuhi semak dan perdu. Saat kemarau, Danau ini benar-benar terlihat seperti sebuah padang, namun pada saat musim penghujan dan hujan lebat terkadang air sungai meluap sehingga Danau Lipan terlihat seperti danau pada umumnya.

Danau ini pun memiliki legenda yang berkembang di masyarakat setempat. Diketahui, dulu sekali Daerah tersebut merupakann sebuah lautan dan tepinya disebut Berubus, sedangkan Kampung Muara Kaman dikenal dengan nama Benua Lawas. Pada saat itu, terdapat sebuah kerajaan yang sangat ramai dan sering kali dikunjungi. Hal ini disebabkan kerajaan tersebut terletak tepat di tepi pantai.

Kerajaan itu amatlah terkenal akan adanya seorang Putri yang amat sangat cantik yang tinggal disana. Putri Aji Berdarah Putih namanya. Sang Putri memiliki sesuatu yang tidak biasa dari yang lainnya. Ketika ia memakan sirih dan meminum air sepahnya, maka tampaklah air sirih yang merah itu mengalir di kerongkongannya.

Kecantikan dan keunikan sang Putri hampir diketahui oleh seluruh kerajaan lain diluar sana. Hingga sudah sering kali sang Putri dilamar oleh Raja dari kerajaan asing. Namun, hasilnya nihil, Putru Aji Berdarah Putih menolak semua lamaran tersebut. Hingga, Tibalah Seorang Raja serta bala tentaranya dari kerajaan Cina di tepi laut depan istana Aji Berdarah Putih dengan jung besarnya. Sama seperti Raja yang sebelumnya datang, Raja Cina juga ingin melamar san Putri Aji Berdarah Putih.

Sebelum Raja menyampaikan lamarannya, dijamulah Sang Raja dengan berbagai hidangan yang amat banyak dan lezat oleh Putri Aji Berdarah Putih. Namun, ia tidak tahu bahwa sesungguhnya Sang Putri sedang menguji dirinya. Putri Aji Berdarah Putih tidak hanya cantik, namun juga cerdas dan bijaksana. Betapa merasa jijik Sang Putri ketika melihat adab makan Raja Cina. Ia memakan makanannya tidak menggunakan tangannya melainkan langsung dengan mulutnya seperti binatang.

Putri Aji Berdarah Putih merasa sangat risih dan tersinggung karena Raja Cina yang makan seolah-olah tidak melihat dirinya yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan cara makan yang amat berantakan. Acara makan pun selesai. Seperti rencana, Raja Cina menyampaikan lamarannya kepada Sang Putri. “Hina sekali diriku apabila berjodoh pada manusia yang cara makannya seperti binatang!” tolak Putri Aji Berdarah Putih mentah-mentah.

Tolakan sekaligus penghinaan yang terlontar dari bibir Putri Aji Berdarah Putih itu pun membuat amarah Raja Cina memuncak. Sudah lamaran ditolak mentah-mentah, dihina pula. Karena Raja Cina sangat murka, maka ia menggunakan cara kekerasan untuk membuat Putri Aji Berdarah Putih tunduk padanya. Ia pergi ke jung besarnya dan kembali lagi bersama bala tentaranya yang amat banyak.

Perang dahsyat pun mebuncah antara bala tentara kerajaan Aji Berdarah Putih dan bala tentara Cina. Bala tentara Cina datang semakin banyak dari arah laut sehingga membuat bala tentara kerajaan Aji Berdarah Putih kewalahan menangkis serangan demi serangan dari bala tentara Cina.

Putri Aji Berdarah Putih yang menyaksikan perang ini merasa sedih dan juga geram. Ia memprediksi perang akan dimenankan oleh bala tentara Cina, dan hal ini semakin membuatnya murka. Sang Putri segera mengambil sirih dan memakannya serta berucap, “Jika memang aku keturunan raja sakti, maka ubahlah sepah-sepahku ini menjadi lipan-lipan besar yang memusnahkan Raja Cina serta semua bala tentaranya.”

Setelah selesai berkata, segeralah Putri Aji Berdarah Putih menyemburkan sepah tersebut dari mulutnya ke arah tempat perpecahan perang. Saat disemburkan oleh Sang Putri, berubahlah sepah-sepah itu mejadi ribuan lipan raksasa yang siap menyerang Raja Cina beserta semua bala tentaranya yang sedang mengamuk.

Satu demi satu bala tentara Cina yang gagah perkasa itu dibinasakan. Tentara yang tidak bisa melawan kekuatan lipan yang dahsyat itu mulai lari pontang-panting menuju jung nya dan kabur menghindari ribuan lipan tersebut. Hal yang sama pun juga terjadi pada sang Raja Cina. Namun, saat mereka berusaha kabur, lipan tersebut tetap mengejar sang Raja dan bala tentaranya karena sudah dimantrai untuk memusnahkan Raja Cina serta seluruh bala tentaranya. Ribuan lipan itu bergelombang mengejar jung milik Raja Cina serta bala tentaranya dan memusnahkan mereka. Jung yang mereka gunakan pun ditenggelamkan oleh ribuan lipan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun