Mohon tunggu...
FAZRYL TANGGUH ARDYANSA
FAZRYL TANGGUH ARDYANSA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

seorang pelajar sma hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Asusila Murid

24 Oktober 2024   08:20 Diperbarui: 24 Oktober 2024   08:29 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita mengenai kasus asusila yang melibatkan guru dan murid di Gorontalo menyoroti permasalahan serius dalam dunia pendidikan, hal ini terkait dengan penyalahgunaan kekuasaan dan kepercayaan. Kasusini tidak hanya mengguncang masyarakat, tetapi juga menimbulkan pertanyaan mendalam tentang etika, tanggung jawab, dan perlindungan terhadap anak di bawah umur terutama di lingkungan sekolah. Melalui peristiwa ini, penting untuk mengevaluasi sistem pendidikan dan mekanisme pengawasan yang ada, agar kejadian ini tidan terulang kembai

Kasus asusila yang melibatkan guru dan murid di Gorontalo mencerminkan krisis kepercayaan yang serius dalam sistem oendidikan. Ketika seorang guru, yang seharusnya menjadi panutan dan pelindung siswa, terlibat dalam perilaku tidak etis, hal uni merusak citra tenaga pelajar di Indonesia. Peristiwa ini menunjukkan perlunya tidakan - tindakan yang lebih ketat dalam seleksi dan pelatihan guru, serta pentingnya membangun budaya transparansi dan akuntabilitas di lingkungan sekolah.

Selain itu, peristiwa ini menjelaskan bahwa pentingnya pendidikan skes dan pemahaman tentang hak-hak anak di sekolah. Banyak siswa yang mungkin tidak memiliki pemahaman yang cukup mengenai batasan hubungan yang sehat, sehingga mereka rentan terhadap manipulasi. Pendidikan yang komprehensif(menyeluruh) tentang isu-isu inj dapat memberi siswa wadah untuk melindungi diri mereka dan mengenali perilaku yang tidak benar, sekaligus mendorong mereka untuk berbicara seketika mereka menghadapi situasi yang mencurigakan.

Terakhir, diperlukan dukungan dari orang tua dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak. Keterlibatan orang tua dalam pendidika anak dan komunikasi yang terbuka mengenai isu-isu sensitif dapat membantu mencegah kejadian serupa. Dengan adanya kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang tidak hanya mendorong prestasi akademis tetapi juga melindungi kesejahteraan psikologi dan emosional siswa.

Kasus asusila yang melibatkan guru dan murid di Gorontalo menegaskan perlunya reformasi mendasar dalam sistem pendidikan, termasuk peningkatan pengawasan, penyeleksian guru, dan pendidikan seks yang sesuai. Kejadian ini tidak hanya mencoreng citra profesi guru tetapi juga menunjukkan bahwa perlindungan terhadap anak di lingkungan sekolah harus menjadi prioritas utama. Harapannya adalah semua dari pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat harus bersatu dan bersama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi siswa, agar kejadian ini tidak terulang kemb

ali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun