Mohon tunggu...
fazrin fadhillah
fazrin fadhillah Mohon Tunggu... -

terus mencoba dan hidup bebas untuk sukses

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penjahat Bermuka Dua

11 Februari 2015   23:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:23 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Padasuatu masa di sebuahdesa yang sedang ramai dengan pilkades, hiduplahseorang yang tersohor baik dan bijaksana, namanyaTono, beristri satu dan tiga buah hatinya. Dia juga adalah calon kepala desa.

Pada pilkades itu terdapat tiga calon kepala desa yang lolos dari seleksi yang cukup ketat, mereka adalahTono, Agus, Kamil. Mereka bertiga itu orang-orang hebat. Tono, orang yang pandai bersosial. Agus, lulusan S2 di Unevrsitas ternama di Indonesia dengan gelar MM.Kamil, mantan investigator yang sangat handal.

Tono mencalonkan diri karena dia ingin menjadikan desanya sejahtera, tertib dan terbebas dari kejahatan, mungkin karena niatnya itu akhirnya dia pun terpilih dengan menang tipis dariKamil.

Kepemimpinan Tono dianggap cukup berhasil, warga mungkin tidakakan melupakan perkataan Tono “Aku akan membereskan desa ini dari kejahatan” namun itulah masalahya sejak Tono menjadi Kades penjahat misterius pun muncul, setiap harinya beras warga selalu hilang, karena itulah warga menagih perkataan Tono.

Ketika Tono mengadakan pertemuan dengan warga untuk membahas penjahat misterius itu, dia datang dengan yakinnya dan percaya bisa meyakinkan warga. Tono pun berargumen “Mungkin yang mencuri beras dari rumah kalian itu adalah orang yang sirik terhadap saya”

“meturutmu siapakah orangnya?” Tanya salah satu warga

“menurutku dia adalah orang yang kalah ketika pilkades, mungkin diaKamil,karena hanya dia yang selisih suaranya tipis denganku”jawab pak kades tanpa bukti kuat.

“mengapa dia melakukan itu?” lontaran pertanyaan dari warga yang sama

“menurutku dia ingin menjatuhkan namaku sebagai kades” ujarTono, warga pun mengangguk dan mencurigai Kamil

Kebetulan saat itu Kamil tidak hadir pada acara itu, akhirnya dibentuklah tim investigasi untuk menyelidiki Kamil.

Tidak lama setelah pertemuan pak kades, Kamil mengetahui semuanya dan dia merasa tidak terima, dia pun ikut menyelidiki kasus, yang kebetulan mantan investigator handal.

Hingga datangnya hari dimana Kamil berada di kurs itersangka tapi dia yakin dia bukanlah pelakunya dan akan terbebas dari tuduhan karena itu karena bukti yang kuat.

“Apakah benar kamu yang melakukan kejahatan itu” hakim mengawali pertanyaan.

“tidak, bukan saya pelakunya” jawab Kamil

“berikan bukti yang kuat agar aku yakin dengan perkataanmu” hakim lanjut bertanya

“saya mempunyai saksi yang akan meyakinkan hakim, dia adalah Robi salah satu orang kepercayaan pakkades, dia memberitahu semuanya kepada saya, bahwapak kadeslah dalang dibalik semua kasus kejahatan ini” jawab kamil

Tanpa diminta Robi langsung memberikan kesaksiannya “itu semua benar pak hakim, pak kadeslah dalang dibalik semua ini, dia menyuruh saya beserta bawahannya untuk mengambil beras milik warga, untuk itu saya memberitahu kepada pak Kamil karena saya tidak kuat lagi melihat penderitaan warga”

Terdengar teriakan pak kades “itu semua bohong, apa buktinya saya mencuri?”

Robi pun menjawab “walaupun penjagaan diperketat setiap harinya, tapi hasilnya beras warga tetap hilang, karena pak kadeslah yang menyuruh kami untuk mengambilitu semua dan menyimpannya di gudang”

Setelah sekian lama perbincangan berlangsung akhirnya terdengar ketukan palu hakim “toktoktok”

“jika benar, sudah saya putuskan pak kades bersalah dan pak Kamil terbebas, semua beras yang ada di gudang pak kades akan kami sita” ujar hakim

Akhirnya pak kades pun ditangkap, di vonis hukuman 15 tahun penjara, dan akhirnya bukan hanya hukuman penjara, harga diri pun jatuh, Tono yang dikenal bijaksana dan dekat dengan rakyat dijuluki ‘PenjahatBermukaDua’ Karena dia yang selalu berbicara tentang pembebaskan kejahatan dari desa tapi ternyata dia sendiri yang melakukannya.

Akhirnya keluarganya jatuh miskin, istri dan ketiga buah hatinya pergi entah kemana karena merasa malu atas perbuatan mantan Kepala Desa itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun