Bahasa gaul merupakan bahasa informal yang sering digunakan oleh sekelompok orang untuk menunjukkan identitas dan keakraban. Namun, penggunaan bahasa gaul yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa problematika dalam penggunaan bahasa Indonesia.
Di era digital yang serba cepat ini, bahasa gaul ada dimana-mana. Saat musim hujan, istilah-istilah aneh bermunculan bak jamur, memenuhi perbincangan sehari-hari bahkan sampai merambah  media sosial. Padahal, bahasa gaul punya daya tarik tersendiri. Ini adalah tanda keakraban, sarana ekspresi modern, dan terkadang bahkan pembedaan antar generasi.
Tapi tahukah Anda? Penggunaan bahasa gaul yang berlebihan dapat menimbulkan permasalahan dalam penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan akurat. Bayangkan itu. Saat diskusi formal di kantor, tiba-tiba seorang rekan kerja berkata, "Presentasinya bagus banget gan!" Meski niat Anda  baik, suasana profesional bisa cepat memudar dan tergantikan dengan tampilan santai dan kasual. Selain itu, bahasa gaul yang berlebihan dapat menyulitkan orang lain memahami maksud pembicaraan Anda.Â
Kesalahpahaman tidak bisa dihindari. Dampak yang lebih serius adalah melemahnya identitas kebahasaan Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan kebangsaan harus dilindungi dan dilestarikan. Jika semua percakapan penuh dengan bahasa gaul, lama kelamaan kaidah berbahasa yang baik dan benar bisa dirusak.
Bahasa Indonesia bisa kehilangan keindahan dan ketepatannya, terkesan informal, bahkan membuat Anda terasing di negara asal. Jadi apakah kita harus membenci bahasa gaul juga?, tidak banyak. Â Bahasa gaul mungkin menjadi bagian dari dinamika perkembangan bahasa. Namun penggunaannya harus bijaksana dan sesuai dengan situasi. Bahasa Indonesia yang baik dan benar harus diutamakan dalam situasi formal seperti rapat, presentasi, dan penulisan makalah akademis.
Bahasa gaul dapat digunakan dalam percakapan santai dengan rekan kerja dan keluarga. Apa solusinya?, Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan bahasa Indonesia. Orang tua dan guru dapat menjadi teladan bahasa. Media massa dan platform digital juga dapat berperan aktif dengan menyajikan konten  yang baik dan menarik menggunakan bahasa Indonesia. Yang tidak kalah pentingnya, mari kita kembangkan kreativitas bahasa Indonesia!
Dengan menciptakan istilah-istilah baru yang sesuai dengan kaidah bahasa,  kita dapat mengikuti perkembangan zaman tanpa mengorbankan identitas bahasa kita yang sama. Ingatlah bahwa bahasa gaul itu ibarat bumbu masakan. Sedikit saja bisa menambah rasa pada suatu masakan, tapi terlalu banyak bisa merusak keseluruhan masakan.  Penggunaan bahasa daerah secara bijak turut menjaga  bahasa Indonesia sebagai bahasa yang dinamis, fleksibel, dan mampu mengikuti perkembangan zaman.
Dampak negatif penggunaan bahasa gaul yang berlebihan:Â
1. Menurunnya kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar: Penggunaan bahasa gaul yang berlebihan dapat mengakibatkan terbiasa dengan struktur kalimat dan tata bahasa yang tidak baku. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan Anda dalam menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan akurat, terutama dalam situasi formal.
2. Kesulitan memahami bahasa Indonesia standar: Orang yang tidak terbiasa dengan bahasa sehari-hari mungkin akan kesulitan memahami maksud percakapan dan teks yang menggunakan bahasa sehari-hari secara berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan kesalahpahaman dan hambatan komunikasi.
3. Melemahnya Identitas Kebahasaan Indonesia : Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan jati diri bangsa harus dijaga dan dilestarikan. Penggunaan bahasa gaul yang berlebihan dapat melemahkan identitas bahasa Indonesia dan menjadikannya terkesan informal dan tidak baku.