Mohon tunggu...
Fazil Darmana Fausta
Fazil Darmana Fausta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Program Studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekeluargaan dalam Organisasi: Pilar Solidaritas yang Menjamin Keberlanjutan

8 Desember 2024   17:40 Diperbarui: 8 Desember 2024   17:41 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Organisasi sosial hadir menjadi wadah bagi setiap individu untuk bisa berdinamika dan berkolaborasi demi mewujudkan tujuan yang sama. Di balik setiap organisasi sosial yang sukses, ada nilai yang mengikat anggota-anggotanya yaitu nilai kekeluargaan.  Nilai kekeluargaan dalam organisasi bukan hanya sebatas ikatan yang mengikat, melainkan menjadi ejawantah dari semangat kebersamaan yang mendalam. Bagaikan rumah yang dibangun di atas fondasi yang kokoh, kekeluargaan dalam organisasi sosial menjadi pilar yang menegakkan solidaritas antar anggotanya. Tanpa solidaritas yang solid, organisasi sosial akan mudah goyah. 

Lantas yang menjadi pertanyaan adalah apa esensi kekeluargaan dalam organisasi sosial? Di sini, kekeluargaan bukan hanya sekadar berbicara soal hubungan fisik antar individu. Lebih dari itu, kekeluargaan merupakan kerabat jiwa yang saling berbagi tujuan, rasa, dan visi masing-masing. Ciri utama dari kekeluargaan ini adalah persatuan dalam keragaman—di mana setiap anggota organisasi dihargai dan diberi ruang untuk berkembang untuk satu tujuan yang sama. Kekeluargaan dalam organisasi juga menumbuhkan rasa kepemilikan yang kuat, sehingga setiap individu merasa bertanggung jawab terhadap keberlanjutan dan kesuksesan organisasi itu sendiri.

Dalam definisi yang lebih umum, kekeluargaan di dalam organisasi sosial memfasilitasi terciptanya harmoni yang memungkinkan setiap individu untuk merasa diterima, dihargai, dan dihormati, tanpa memandang latar belakang ataupun status sosial. Kekeluargaan dalam organisasi sosial juga berhubungan erat dengan prinsip gotong royong yang menegaskan bahwa organisasi ini bergerak maju bukan hanya karena usaha individu, tetapi karena adanya usaha kolektif yang didasarkan pada kebersamaan. Kekeluargaan dalam organisasi sosial lebih dari sekadar hubungan formal antara anggota. Ia adalah suatu bentuk hubungan emosional dan kolaboratif yang saling menguatkan antar individu. Secara mendalam, kekeluargaan di dalam organisasi sosial adalah tentang penghargaan terhadap satu sama lain, rasa kepemilikan yang tumbuh dari rasa tanggung jawab bersama serta semangat untuk saling membantu dalam mencapai tujuan yang lebih besar (Cahya, 2018).

  •  Solidaritas Sebagai Pilar Kekeluargaan dalam Organisasi Sosial

Solidaritas menjadi esensi dari kebersamaan yang menunjukkan situasi di mana setiap anggota saling mendukung dan bekerja bersama. Solidaritas ini yang menjadi pilar utama yang menguatkan hubungan dalam organisasi sosial. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Utama (2018), solidaritas dalam organisasi sosial tidak hanya terkait dengan bantuan materi, tetapi juga dukungan moral dan kehadiran fisik saat salah satu anggota mengalami kesulitan. Penelitian tersebut menegaskan bahwa solidaritas mengarah pada terciptanya rasa saling percaya yang pada gilirannya menguatkan ikatan antar anggota. Solidaritas menciptakan ikatan sosial yang kuat antar individu, yang mengarah pada terciptanya komunitas yang inklusif. Inklusivitas di sini berarti bahwa setiap individu merasa diterima, tidak ada yang merasa terisolasi atau terpinggirkan. Contoh nyata solidaritas dalam organisasi sosial bisa ditemukan dalam berbagai bentuk. Misalnya saat seorang anggota mengalami kesulitan atau krisis, anggota lainnya akan langsung memberikan dukungan tanpa pamrih. Dukungan tersebut bisa berupa bantuan finansial, moral, atau bahkan kehadiran fisik untuk mendampingi mereka. Hal ini menumbuhkan rasa saling memiliki dan memperkuat kepercayaan kolektif.

  • Keberlanjutan Organisasi Sosial yang Didasarkan pada Kekeluargaan

Isu selanjutnya adalah perihal keberlanjutan dari organisasi sosial yang tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai kekeluargaan dan juga solidaritas. Kekeluargaan memberikan fondasi emosional yang stabil bagi anggota, sementara solidaritas memperkuat tekad kolektif untuk terus maju. Hal yang bagi sebagian besar orang masih salah kaprah adalah soal keberlanjutan hanya dilihat dari segi keuangan dan juga jumlah kuantitas anggotanya. Padahal, menurut studi oleh Siregar dan Dewi (2019) menunjukkan bahwa keberlanjutan organisasi sosial ditentukan oleh sejauh mana organisasi dapat mempertahankan nilai-nilai kekeluargaan dan solidaritas dalam setiap aspek kegiatan mereka. Ada banyak organisasi sosial yang mampu berkembang dan bertahan lama, bukan hanya karena keberhasilan finansialnya, tetapi karena mereka memiliki budaya kekeluargaan yang mendalam, sebagai contoh yaitu Grameen Bank, lembaga mikrofinansial yang berasal dari Bangladesh ini dirintis oleh seorang tokoh bernama Muhammad Yusuf. Grameen Bank tidak hanya mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan melalui akses keuangan, tetapi juga membangun jaringan sosial berbasis kekeluargaan di antara anggotanya. Anggota di sana saling mendukung dalam menghadapi permasalahan kesulitan ekonomi, saling berbagi cerita, dan selalu merayakan setiap pencapaian secara bersama-sama. Tak jarang mereka menghadapi permasalah yang datang secara simultan, tetapi hal ini bukan menjadi suatu hal yang menjadi alasan mereka harus bercerai-berai. Hal inilah yang menjamin keberlanjutan organisasi dalam jangka panjang. 

Selain itu, penelitian dari Setiawan (2020) mengungkapkan bahwa di banyak LSM, anggota merasa seperti bagian dari keluarga besar yang bekerja bersama untuk perubahan sosial. Keberlanjutan organisasi ini bukan hanya bergantung pada pendanaan atau sumber daya eksternal, tetapi pada solidaritas internal yang kuat. Budaya kekeluargaan ini membangun jaringan dukungan yang memungkinkan organisasi untuk mengatasi kesulitan dan menjaga agar tujuan organisasi tetap terjaga, meskipun ada hambatan besar yang berpotensi menghancurkan nilai-nilai kekeluargaan.

  • Menjaga Kekeluargaan dan Solidaritas dalam Organisasi Sosial

Dalam menjaga kekeluargaan dan solidaritas dalam organisasi sosial pasti akan menemukan tantangan-tantangan baru dan memakan waktu yang relatif tidak singkat. Proses ini memerlukan perhatian dan usaha berkelanjutan dari seluruh anggota, serta komitmen dari para pemimpin untuk menciptakan lingkungan yang mendukung. Salah satu tantangan utama adalah memastikan agar nilai-nilai kekeluargaan tetap relevan, terutama di tengah perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Di sinilah pentingnya komunikasi yang terbuka, rasa saling percaya, dan penghargaan terhadap setiap kontribusi yang diberikan oleh anggota.

Dalam upaya menjaga solidaritas dan kekeluargaan, organisasi sosial perlu menciptakan ruang di mana setiap anggota merasa didengar dan dihargai. Setiap individu perlu merasa aman untuk menyampaikan pendapat atau bahkan berbagi masalah pribadi tanpa rasa takut. Dengan cara ini, komunikasi yang terbuka dapat mengurangi potensi konflik internal dan memperkuat ikatan antara anggota. Dalam banyak organisasi sosial yang berhasil, ruang ini menjadi tempat untuk menyatukan perbedaan dan mempererat hubungan antar individu. Untuk menjaga kekeluargaan dan solidaritas dalam organisasi sosial, salah satu langkah pertama yang harus diambil adalah menciptakan ruang berbagi yang inklusif. Kegiatan bersama seperti pertemuan rutin, acara rekreasi, atau acara keluarga dapat mempererat hubungan antar anggota dan membantu mereka saling mengenal di luar konteks pekerjaan. Organisasi yang secara teratur tentu akan mengadakan kegiatan sosial atau diskusi santai akan lebih solid karena setiap individu merasa menjadi bagian dari keluarga besar. Pengorganisasian melalui kegiatan bersama ini dapat memperkuat komitmen anggota terhadap tujuan organisasi. Selain itu, penghargaan terhadap kontribusi anggota—baik itu dalam bentuk materi maupun apresiasi moral—merupakan hal penting untuk menjaga semangat kekeluargaan. Pengakuan atas kontribusi individu menciptakan rasa diterima dan menjadi hal yang penting bagi setiap anggota karena setiap anggota membutuhkan apresiatif atau mungkin tren bahasa sekarang adalah word of affirmation  yang pada gilirannya memperkuat solidaritas dan meningkatkan keterlibatan anggota dalam mendukung tujuan organisasi.

Di sisi lain, kepercayaan adalah elemen yang sangat penting dalam menjaga solidaritas dalam organisasi sosial. Kepercayaan tidak hanya dapat dibangun melalui kata-kata, melainkan harus diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata yang menunjukkan komitmen terhadap nilai-nilai kekeluargaan dan solidaritas. Pemimpin organisasi perlu menunjukkan empati dan keterbukaan, serta siap membantu anggota dalam kesulitan, baik secara moral, materi, maupun praktis. Nugroho (2019) menyatakan bahwa organisasi sosial yang menginternalisasikan prinsip gotong royong cenderung lebih bertahan lama dan mampu mengatasi tantangan sosial yang cepat berubah, memperpanjang umur organisasi tersebut dengan memperkuat solidaritas antar anggotanya. Pada akhirnya, sistem organisasi sosial yang menonjolkan aspek kekeluargaan dalam menjalankan dinamikanya akan berbuah hasil yang manis yaitu berupa keberlanjutan dari organisasi sosial itu sendiri. Kekeluargaan yang bisa terjaga secara konsisten akan menghadirkan kepercayaan dan solidaritas antar anggota organisasi. Dengan adanya kekeluargaan yang kokoh, solidaritas yang terjalin kuat, organisasi sosial akan lebih tahan terhadap rintangan dan mampu bergerak menuju masa depan yang lebih baik. Kekeluargaan bukan hanya tentang hubungan emosional, tetapi tentang tindakan nyata yang membawa perubahan yang berarti bagi organisasi dan anggotanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun